Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah sering kali menghadapi tantangan besar, terutama terkait metode mengajar yang masih cenderung monoton. Banyak guru yang masih mengandalkan metode ceramah satu arah, siswa hanya menjadi pendengar pasif tanpa banyak interaksi. Metode ini membuat siswa kesulitan untuk memahami konsep agama dengan baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, mereka jadi merasa bosan, kurang terlibat, dan kesulitan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata.
Tidak mengherankan jika kondisi ini berujung pada rendahnya motivasi belajar siswa. Terlebih lagi ada beberapa sekolah yang memperbolehkan siswanya untuk membawa ponsel. Hal tersebut sering kali digunakan siswa untuk lebih memilih untuk memainkan ponselnya saat di kelas, terutama ketika mereka merasa bosan. Hal ini jelas mengganggu fokus dan perhatian mereka terhadap pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru. Padahal, PAI bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai akhlak, adab, dan moral Islami yang diharapkan menjadi bekal dalam kehidupan sehari-hari. Ketika metode pengajaran tidak menarik atau tidak melibatkan siswa secara aktif, maka akan sulit untuk mencapai tujuan mulia ini.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan inovasi dalam metode pembelajaran. Berikut adalah beberapa solusi alternatif berupa program inovatif untuk mengatasi tantangan tersebut:
1. PAI Gamification: Belajar Melalui Permainan Edukatif
Gamification adalah metode pembelajaran yang memanfaatkan elemen permainan untuk menarik perhatian siswa, meningkatkan motivasi dan minat mereka, serta menjadikan proses belajar lebih menyenangkan agar siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan. Dengan metode ini, siswa dapat lebih terlibat secara aktif dan termotivasi melalui kompetisi yang sehat. Guru bisa menggunakan platform seperti Kahoot atau Quizizz yang menyediakan fitur kuis interaktif. Melalui aplikasi tersebut, guru dapat mengadakan kuis mingguan yang berisi pertanyaan seputar sejarah Islam atau nilai-nilai akhlak, siswa berkompetisi untuk meraih skor tertinggi.
Selain membuat pembelajaran jadi lebih seru, program gamifikasi juga mendorong siswa untuk menggunakan ponsel mereka dengan cara yang lebih bermanfaat saat belajar. Dengan adanya tantangan dan kompetisi yang sehat, minat siswa akan meningkat dan mereka menjadi lebih fokus pada pembelajaran, sehingga mereka tidak mudah merasa bosan.
2. Digital Islamic Learning (DIL): Memadukan Teknologi dalam Pembelajaran PAI
Digital Islamic Learning (DIL) menggunakan teknologi untuk membuat pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi lebih menarik dan sesuai dengan zaman sekarang. Program ini menggabungkan teknologi seperti video, modul online, dan aplikasi interaktif. Guru dapat menampilkan video pembelajaran atau animasi yang mengulas sejarah Nabi Muhammad SAW atau hukum-hukum fiqih.
Selain itu, guru juga dapat membentuk kelompok di mana siswa bisa saling berdiskusi, bertukar ide, atau bertanya langsung pada guru mengenai materi yang dipelajari. Melalui program ini, siswa tidak hanya bisa memahami materi dengan cara yang menarik dan kekinian, tetapi juga bisa mengembangkan keterampilan digital mereka. Program Digital Islamic Learning ini membantu menarik minat siswa dan membuat mereka merasa bahwa materi PAI tidak hanya sekadar teori, tetapi juga relevan dan menarik untuk dipelajari.
Penggunaan program inovatif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat mengurangi kebosanan siswa dan meningkatkan antusiasme mereka untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketika siswa berpartisipasi secara aktif dan menunjukkan minat, mereka akan lebih mudah memahami dan menghayati nilai-nilai Islam yang diajarkan. Inovasi seperti PAI Gamification dan Digital Islamic Learning mendorong siswa untuk berpikir kritis dan bekerja sama, sehingga mereka menyadari bahwa nilai-nilai agama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengintegrasikan elemen digital dan permainan, pembelajaran menjadi lebih menarik dan sesuai dengan zaman sekarang yang serba digital. Harapan kedepannya, PAI bukan hanya menjadi pelajaran yang dihafal, tetapi juga mampu membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Islami yang telah mereka pelajari.
Biodata Penulis:
Firyala Meitsa Mona, lahir pada tanggal 11 Agustus 2005, saat ini aktif sebagai mahasiswa semester tiga, program studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.