Mengapa Wanita Lebih Rentan Terkena Lupus?

Lupus adalah penyakit autoimun yang kompleks dengan penyebab yang beragam dan sebagian besar memengaruhi wanita. Faktor-faktor seperti genetika, ...

Lupus adalah penyakit autoimun yang menyerang tubuh secara perlahan, sering kali datang tanpa peringatan, dan lebih banyak memengaruhi wanita daripada pria. Berdasarkan informasi dari pafimusibanyuasin.org, lupus bisa menjadi kondisi yang sulit untuk didiagnosis karena gejala-gejalanya yang beragam dan sering kali samar.

Apa Itu Lupus?

Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi dari infeksi, justru menyerang jaringan sehat dalam tubuh. Lupus memiliki berbagai bentuk, namun Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah jenis yang paling umum. SLE dapat menyebabkan peradangan pada berbagai organ seperti kulit, ginjal, sendi, jantung, paru-paru, dan bahkan otak.

Mengapa Wanita Lebih Rentan Terkena Lupus?

Lupus sangat umum terjadi pada wanita, terutama pada usia produktif (15-45 tahun). Data menunjukkan bahwa sekitar 90% dari penderita lupus adalah wanita. Para ahli menyimpulkan bahwa faktor hormon, genetika, serta perbedaan dalam sistem kekebalan tubuh wanita mungkin berperan besar.

Penyebab Penyakit Lupus pada Wanita

Wanita menghasilkan lebih banyak hormon estrogen, yang diduga memengaruhi reaksi kekebalan tubuh, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit autoimun seperti lupus.

Faktor-Faktor yang Diduga Menyebabkan Lupus pada Wanita

1. Faktor Genetik

Genetik adalah salah satu penyebab utama yang dicurigai dalam perkembangan lupus. Orang dengan riwayat keluarga yang menderita lupus atau penyakit autoimun lainnya memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Meskipun lupus bukanlah penyakit yang diturunkan langsung, beberapa gen tertentu dianggap memengaruhi kerentanan seseorang terhadap lupus. Penelitian juga menunjukkan bahwa adanya mutasi genetik tertentu dapat memicu reaksi autoimun berlebihan pada tubuh.

2. Pengaruh Hormon Estrogen

Hormon estrogen pada wanita mungkin merupakan faktor kunci yang meningkatkan risiko lupus. Hormon ini bisa merangsang respons imun tubuh dan meningkatkan aktivitas sel kekebalan yang berpotensi menyerang jaringan sehat. Para peneliti menemukan bahwa penyakit ini lebih sering kambuh pada masa-masa tertentu dalam siklus menstruasi atau selama kehamilan, yaitu ketika kadar estrogen lebih tinggi.

3. Faktor Lingkungan

Paparan faktor lingkungan seperti sinar ultraviolet (UV), infeksi virus, polusi, dan stres fisik atau emosional juga diyakini dapat memicu lupus. Paparan sinar UV, misalnya, dapat memicu ruam kulit khas lupus dan bahkan menyebabkan flare-up, atau kambuhnya gejala. Selain itu, infeksi virus tertentu dapat mengubah sistem imun, memicu respons autoimun pada orang yang rentan terhadap lupus.

4. Stres

Stres emosional atau fisik yang berlebihan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi tidak seimbang dan lebih rentan terhadap reaksi autoimun. Stres juga dapat memicu flare-up lupus, di mana gejala seperti nyeri sendi, kelelahan, dan ruam kulit kembali muncul. Beberapa studi menunjukkan bahwa stres kronis dapat memperburuk lupus pada wanita, terutama bila dibiarkan tanpa penanganan yang baik.

5. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat, seperti obat tekanan darah, antibiotik, dan antikejang, dapat memicu lupus yang dikenal sebagai drug-induced lupus pada beberapa orang. Meskipun jenis lupus ini bisa hilang setelah penghentian obat, penggunaannya dalam jangka panjang mungkin dapat meningkatkan risiko lupus berkembang menjadi lebih parah pada individu yang rentan.

Kenapa Lupus Lebih Banyak Terjadi pada Wanita daripada Pria?

Faktor hormon dan perbedaan dalam sistem imun antara pria dan wanita dianggap sebagai alasan utama. Hormon estrogen, yang lebih dominan pada wanita, diketahui dapat meningkatkan aktivitas imun yang berlebihan, sesuatu yang mungkin menjadi akar masalah pada penyakit autoimun seperti lupus.

Selain itu, penelitian menemukan bahwa beberapa gen yang berkaitan dengan risiko lupus terletak pada kromosom X, dan wanita memiliki dua kromosom X, sehingga mereka lebih rentan terhadap mutasi genetik tertentu yang memengaruhi risiko lupus.

Lupus dan Kehamilan

Kehamilan adalah masa yang penuh tantangan bagi wanita dengan lupus, karena gejala lupus dapat memburuk selama masa ini. Hormon yang meningkat selama kehamilan berpotensi memicu lupus flare, meningkatkan risiko komplikasi seperti tekanan darah tinggi dan masalah ginjal.

Beberapa wanita dengan lupus mungkin juga menghadapi risiko lebih tinggi untuk mengalami kelahiran prematur, keguguran, atau kelainan pada janin.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Risiko Lupus pada Wanita?

Walaupun lupus tidak dapat dicegah, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko flare-up atau memperparah gejala. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Menghindari Paparan Sinar Matahari Berlebih: Paparan sinar UV dapat memicu flare-up pada penderita lupus. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan tabir surya dan melindungi kulit dari sinar matahari langsung.
  2. Mengelola Stres: Praktik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres, yang berperan dalam memicu gejala lupus.
  3. Mengatur Pola Makan Sehat: Diet seimbang yang kaya akan antioksidan dan rendah inflamasi dapat membantu memperkuat tubuh dan mengurangi flare-up.
  4. Konsultasi Medis Rutin: Pemeriksaan medis yang rutin membantu memantau kondisi tubuh dan memeriksa gejala lupus agar bisa ditangani sejak dini.

Dukungan dan Kesadaran tentang Lupus pada Wanita

Karena lupus sering kali sulit dideteksi, meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini sangat penting. Banyak wanita mengalami gejala lupus selama bertahun-tahun sebelum akhirnya mendapatkan diagnosis yang tepat.

Edukasi mengenai gejala lupus dapat membantu banyak wanita untuk segera mencari bantuan medis dan menghindari komplikasi serius.

Penelitian Lebih Lanjut Diperlukan

Penelitian mengenai lupus, terutama penyebab pastinya pada wanita, masih diperlukan. Para ilmuwan masih terus mencari tahu peran genetik dan hormon dalam perkembangan penyakit ini. Dengan semakin meningkatnya penelitian, diharapkan akan ada pemahaman lebih dalam mengenai lupus dan cara penanganannya yang lebih efektif di masa depan.

Lupus adalah penyakit autoimun yang kompleks dengan penyebab yang beragam dan sebagian besar memengaruhi wanita. Faktor-faktor seperti genetika, hormon, lingkungan, dan stres berkontribusi terhadap perkembangan lupus pada wanita. Peningkatan pemahaman tentang lupus dan faktor-faktor pemicunya bisa membantu banyak wanita dalam mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan dukungan yang tepat dari keluarga, komunitas medis, serta kesadaran diri, penderita lupus tetap bisa menjalani hidup yang penuh makna.

© Sepenuhnya. All rights reserved.