Pada Sabtu, 16 November, bertempat di halaman Stadion Kanjuruhan, Malang, terselenggarakan acara "Festival Tari Kreasi Tradisi Pemuda Explore KNPI Kabupaten Malang" yang diberi nama Grebeg Singhasari. Acara yang dimulai pukul 18.00 dan berlangsung hingga sekitar pukul 22.00. Festival ini menghadirkan berbagai penampilan tari kreasi dengan latar belakang budaya tradisional yang dikemas dengan modernitas.
Secara keseluruhan, festival ini bertujuan untuk melestarikan budaya Indonesia sekaligus memberi ruang bagi generasi muda untuk berkreasi dalam bidang seni tari. Tari kreasi yang ditampilkan menunjukkan keberagaman ide dan interpretasi dari para peserta terhadap tradisi yang mereka bawakan.
Di atas panggung, para peserta menampilkan tarian yang diiringi musik dengan kostum yang bervariasi. Kostum yang digunakan pun mencerminkan kebebasan kreativitas, yang memberi nilai tambah pada penampilan, serta dihadiri oleh MC yang membawakan acara. Namun, beberapa aspek teknis dan pengelolaan acara masih dapat diperbaiki dan dievaluasi untuk meningkatkan kualitas keseluruhan di masa depan.
Dari segi teknis, terdapat beberapa kekurangan yang mengganggu kelancaran acara. Misalnya, penempatan 2 meja sound system di atas panggung yang tidak optimal, seharusnya bisa dipindahkan ke posisi yang lebih strategis untuk menghindari gangguan pada pemandangan dan performa peserta. Keberadaan operator yang berada di atas panggung juga mengurangi kenyamanan estetika pertunjukan, seharusnya penempatan operator berada di sisi panggung agar tidak menghalangi pandangan penonton dan memberi ruang bagi para peserta untuk lebih bebas dalam berkreasi. Karpet panggung juga menunjukkan kekurangan persiapan. Beberapa bagian yang tidak terpasang dengan baik menyebabkan gerakan para penari menjadi terbatas, terutama pada penampilan dengan gerakan yang lebih dinamis dan tegas. Hal ini bisa mempengaruhi kenyamanan para peserta saat menampilkan koreografi mereka.
Selain itu, peran MC dalam acara ini juga sangat penting, tetapi ada kekurangan dalam penguasaan panggung. Hal ini menyebabkan kurangnya kejelasan dan kelancaran dalam penyampaian informasi antara satu penampilan dengan penampilan lainnya. Dalam acara yang melibatkan banyak pertunjukan, pengaturan waktu dan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan agar acara tetap terstruktur dan menarik.
Pencahayaan atau lighting pada acara ini juga perlu diperhatikan lebih serius. Ketika MC selesai menyampaikan informasi dan penampilan selanjutnya dimulai, seharusnya pencahayaan dimatikan terlebih dahulu untuk memberi ruang bagi persiapan para penari. Setelah itu, lighting bisa dinyalakan sesuai dengan suasana musik yang dimainkan. Pengaturan pencahayaan yang lebih dinamis akan memberikan penampilan yang lebih mendalam, memperkuat pesan dari setiap tarian yang ditampilkan, serta meningkatkan pengalaman visual bagi penonton.
Hal-hal seperti ini harus menjadi perhatian utama bagi penyelenggara, guna meningkatkan kualitas acara dan memberi pengalaman yang lebih baik bagi peserta maupun penonton. Kostum yang dikenakan oleh peserta sangat bervariasi dan menunjukkan kreativitas tinggi, mereka dapat mengkreasikan kembali elemen-elemen tradisional sesuai dengan tema tarian yang dibawakan. Festival ini memberikan ruang bagi para pemuda untuk berkembang secara mental dan kreativitas, yang sangat penting dalam melestarikan budaya Indonesia di era modern. Acara seperti ini, yang mengangkat warisan budaya, harus terus didorong untuk diadakan setiap tahun agar dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda dan masyarakat luas.
Meskipun ada beberapa kekurangan teknis, dari segi apresiasi terhadap seni dan budaya, festival ini sangat layak diapresiasi. Adanya festival tari yang mengusung tema tradisi dengan kreasi modern adalah langkah positif dalam melestarikan budaya Indonesia, serta memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk berinovasi. Festival ini memberikan platform bagi peserta untuk menampilkan kreativitas mereka, yang tentunya akan mendukung pengembangan seni tari di daerah tersebut. Festival ini menggambarkan upaya yang sangat baik dalam menggabungkan tradisi dengan inovasi.
Melalui festival ini, tampak bahwa generasi muda berusaha mempertahankan dan mengembangkan tari tradisional dengan cara yang lebih kreatif dan relevan dengan zaman. Namun, keberagaman ini juga menuntut pengelolaan yang lebih matang dari aspek teknis, terutama dalam hal tata letak panggung dan pencahayaan, agar dapat memberikan pengalaman yang lebih memadai baik bagi peserta maupun penonton.
Secara keseluruhan, festival ini sudah baik dalam menghadirkan unsur kebudayaan dan kreativitas, namun perbaikan teknis akan sangat meningkatkan kualitas acara di masa yang akan datang. Oleh karena itu, harapan besar agar acara ini tetap diselenggarakan setiap tahun, dengan perbaikan yang berkelanjutan demi pengembangan seni dan budaya Indonesia. Tidak hanya sebagai wadah kreativitas generasi muda, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya bangsa yang kaya dan beragam.
Biodata Penulis:
Meisya Tri Santika saat ini aktif sebagai mahasiswa, Pendidikan Seni Tari dan Musik, di Universitas Negeri Malang.