Siapa sih yang enggak tahu berita hot tentang konflik antara Nikita Mirzani dan Lolly? Sudah lebih dari setahun sejak dunia maya dihebohkan dengan konflik ini, enggak cuma menyita perhatian netizen, kasus ini juga menyita perhatian media loh. Semuanya dimulai waktu Lolly memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di London, semenjak kepindahan Lolly ke London, mulai muncul ketegangan antara ibu dan anak ini. Lolly mengupload video yang berisi pernyataan tentang ketidakpuasaannya terhadap ibunya, Nikita Mirzani, Lolly merasa sang ibu terlalu mengekang dirinya dan mengontrol kehidupannya. Nikita yang mendengar apa yang dibilang Lolly, langsung membalas dengan video yang bilang kalau Lolly tidak bersyukur atas kerja kerasnya sebagai seorang ibu yang telah membiayai kebutuhannya dari kecil hingga pendidikannya di London.
Sebenarnya, perseteruan antara orang tua dan anak adalah hal yang biasa terjadi dalam keluarga. Tapi, ketika konflik tersebut malah diupload dan menarik perhatian netizen, seperti pada kasus Nikita Mirzani dan Lolly, hal ini bisa membuat netizen lebih membuka mata tentang kasus ini, kita bisa melihat konflik ini sebagai cerminan dari parenting yang kemungkinan besar jadi akar masalah dari kasus ini. Nah, Apa aja sih yang bisa kita ambil sebagai refleksi parenting dari konflik antara Nikita Mirzani dan Lolly?
1. Komunikasi
Sudah bisa dipastikan kalau komunikasi adalah hal terpenting dalam hubungan orang tua dan anak. Kalau di kasus Nikita dan Lolly kita bisa lihat dengan jelas terjadinya miskomunikasi antara ibu dan anak ini. Jika komunikasi yang tidak baik terjadi, maka sang anak cenderung akan mencari tempat lain untuk bercerita dan mengekspresikan perasaannya, baik di sosial media ataupun melalui teman.
Orang tua harusnya mampu mendengarkan anaknya tanpa menghakimi, sehingga anak akan nyaman bercerita dan mengekspresikan dirinya pada orang tua tanpa ada perasaan tertekan. Komunikasi bukan cuma tentang bercerita, tapi juga mendengarkan dan merespon dengan baik.
2. Parenting
Parenting yang diterapkan oleh orang tua tentu memiliki dampak besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anaknya, baik dari segi emosional maupun dari segi psikologis. Kalau di kasus Nikita dan Lolly, banyak yang menganggap Nikita menerapkan parenting otoriter atau kalau Gen Z bilang ini parenting VOC, orang tua memiliki control yang kuat akan anaknya. Tanda-tanda parenting otoriter bisa kita lihat dengan jelas, biasanya ada peraturan yang ketat dalam rumah, kurangnya kebebasan anak dalam bergaul dengan teman sebayanya, dan hukuman yang diberikan pada anak sebagai bentuk pendisiplinan.
Kalau parenting otoriter terus diterapkan di dalam rumah, maka biasanya anak tersebut akan memberontak ketika mereka mulai beranjak dewasa.
Lalu, parenting apa sih yang bagusnya diterapkan di dalam rumah? Parenting demokrasi bisa menjadi pilihan nih. Dalam parenting demokrasi orang tua dan anak terlibat dalam hal peraturan dalam rumah sehingga sang anak bisa merasa didengar oleh orang tuanya.
3. Sosial Media
Konflik antara Nikita dan Lolly banyak disorot media karena terjadi secara terbuka melalui sosial media, terutama Instagram dan TikTok. Di masa sekarang, media sosial sering kali menjadi tempat seseorang mengekspresikan perasaannya, terutama bagi para remaja. Namun, hal ini tentu akan menimbulkan pertentangan. Sosial media enggak selalu menyelesaikan masalah yang ada, tetapi juga bisa memperparah masalah yang ada.
Kalau di kasus Nikita dan Lolly, adanya komentar mendukung ataupun mengkritik malah memperparah hubungan ibu dan anak ini. Orang tua perlu memahami kalau konflik yang ada harus diselesaikan secara pribadi atau dengan bantuan psikolog keluarga.
4. Pengaruh Lingkungan
Kita semua tentu tahu, bahwa lingkungan berpengaruh dalam pertumbuhan anak. kalau di kasus Nikita dan Lolly, tekanan dan sorotan dari publik memperparah ketegangan yang sudah ada. Sebagai seorang public figure, Nikita tentu sudah terbiasa dengan sorotan yang didapat, tetapi bagi Lolly, tekanan dan juga sorotan yang didapat bisa mempengaruhi kondisi mentalnya. Tuntutan untuk selalu tampil baik di depan publik, sementara di balik layer terdapat konflik yang sedang berlangsung, bisa menimbulkan stress luar biasa.
Jadi, dalam pertumbuhan anak, diperlukan lingkungan yang tidak menuntut sang anak, agar ke depannya anak bisa menjadi percaya diri dan mengekspresikan dirinya dengan baik.
Konflik antara Nikita dan Lolly enggak cuma menjadi tontonan publik, tetapi juga memberikan pelajaran penting bagi orang tua dan anak. Melalui refleksi mendalam, kita bisa melihat konflik seperti ini untuk dihindari atau diatasi jika orang tua mampu membangun komunikasi yang baik, memahami kebutuhan anak, dan juga menyesuaikan parenting sesuai dengan karakter anak.
Biodata Penulis:
Ni Putu Gadis Anggaraksa Dijaya, lahir pada tanggal 23 April 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswa Keperawatan, di Poltekkes Kemenkes Surakarta.