Bukan Teknik, Kenapa Fakultas Hukum disebut Fakultas dengan Cowok Ter-Redflag?

Fakultas hukum itu terkenal kompetitif banget. Bayangin, persaingan buat dapetin nilai bagus, kerja di firma hukum top, dan jadi pengacara terkenal.

Kenapa ya fakultas hukum sering dianggap negatif, terutama buat mahasiswa cowok? Nggak cuma di Indonesia, mahasiswa hukum khususnya cowok, sering disebut "redflag," sering dikaitkan dengan sifat yang dianggap manipulatif, licik, dan tidak jujur dalam menjalin hubungan. Nggak cuma hubungan asmara tetapi juga pertemanan. Padahal fakultas hukum bidang yang mulia, belajar keadilan dan hukum, tapi kenapa malah sering dicap buruk? Apa memang ada faktor khusus mahasiswa cowok fakultas hukum jadi dicap atau disebut seperti itu?

Fakultas hukum itu terkenal kompetitif banget. Bayangin, persaingan buat dapetin nilai bagus, kerja di firma hukum top, dan jadi pengacara terkenal. Di tengah tekanan atau persaingan sengit itu, beberapa orang mungkin jadi "kepanasan" dan ngelakuin hal-hal yang kurang etis.

Kita nggak bisa ngelupain budaya maskulin yang masih kuat di dunia hukum. Bayangin, profesi ini didominasi cowok, dan budaya maskulinnya masih nge-push agresivitas, dominasi, dan ambisi. Nah, beberapa orang mungkin ngerasa terpaksa buat ngikutin budaya ini, dan akhirnya ngelakuin hal-hal yang dianggap "redflag".

Fakultas Hukum

Selain itu, media juga punya peran. Sering banget kan, kita liat film atau sinetron yang ngegambarin pengacara sebagai orang yang licik, manipulatif, dan nggak jujur. Lama-lama, orang jadi percaya sama citra negatif ini, terbawa ke dunia nyata, dan masyarakat mulai berpikir bahwa cowok hukum memang seperti yang di layar kaca dan nge-judge mahasiswa hukum, khususnya cowok, sebagai "redflag".

Tapi jangan salah, nggak semua mahasiswa hukum, khususnya cowok, "redflag" kok. Banyak banget yang punya karakter baik, etis, dan berdedikasi buat keadilan. Cuma, stigma ini perlu diubah. Universitas dan fakultas hukum harus ngebuat lingkungan yang lebih inklusif dan nge-push perilaku etis di antara mahasiswa. Media juga harus nge-promote citra pengacara yang lebih beragam dan positif.

Intinya, jangan nge-judge orang berdasarkan generalisasi. Setiap orang punya karakter dan perilaku yang unik. Jadi, jangan langsung cap "redflag" cuma karena orangnya kuliah di fakultas hukum, ya!

Biodata Penulis:
Amanda Rifda Salsabila lahir pada tanggal 25 April 2006.
© Sepenuhnya. All rights reserved.