Bullying adalah fenomena yang mencerminkan ketidakseimbangan kekuasaan dan kurangnya perasaan empati di lingkungan sosial, terutama di sekolah tingkat SMA. Kasus seperti memukul, menendang, dan mengucilkan yang terjadi secara fisik. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita belum memiliki sistem yang baik untuk mencegah dan menangani bullying. Bullying dapat berdampak buruk bagi korban, baik secara mental maupun fisik. Korban sering mengalami trauma psikologis, kehilangan kepercayaan diri, dan bahkan mungkin menginginkan kematian. Kasus pembullyan yang sering terjadi ditingkat SMA, yaitu seperti seorang siswa sering dipukul, didorong, atau dirundung oleh teman sekelasnya hanya karena dia dianggap lemah atau berbeda.
Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab atas pendidikan. Oleh karena itu, guru adalah figur utama dalam pendidikan, dan guru adalah orang kedua setelah orang tua dalam hal mendidik, membimbing, mengarahkan, dan melatih siswa. Peran guru di sekolah sudah menjadi kewajiban dan perlu dilakukan oleh semua pendidik atau guru.
Guru berfungsi sebagai pendidik yang tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membimbing siswa dalam mengatasi masalah sosial, termasuk bullying. Mereka memberikan teladan dan mengajarkan nilai-nilai saling menghargai dan menghormati antar siswa. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Mereka harus mampu mengidentifikasi perilaku bullying dan mengambil tindakan yang tepat untuk menghentikannya. Guru memberikan bimbingan dengan menjelaskan akibat dari bullying dan mendorong siswa untuk menghindari perilaku tersebut. Mereka juga dapat memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi untuk meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi siswa lainnya, guru juga perlu mengajak siswa untuk bekerja sama dalam menciptakan suasana yang saling menghargai. Hal ini termasuk mengedukasi siswa tentang dampak bullying dan pentingnya melaporkan perilaku bullying kepada guru.
Mengatasi permasalahan bullying memerlukan pendekatan yang holistik dan melibatkan berbagai pihak, termasuk siswa, guru, orang tua, dan pihak sekolah. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:
- Mengadakan program edukasi tentang dampak bullying, baik kepada siswa maupun guru.
- Penerapan kebijakan anti-bullying yang tegas. Sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas mengenai bullying, dengan sanksi yang tegas bagi pelaku.
- Membangun lingkungan yang positif, setiap siswa merasa diterima, dihargai, dan aman.
- Sekolah harus melibatkan orang tua dalam dalam upaya pencegahan bullying dan memberikan informasi tentang cara mendukung anak-anak mereka.
- Sistem pelaporan yang aman dan rahasia. Sediakan saluran pelaporan yang aman dan rahasia bagi korban atau saksi bullying.
- Konselor sekolah dapat membantu anak-anak mengatasi trauma yang diakibatkan oleh perundungan, serta memberikan bimbingan kepada pelaku untuk mengubah perilakunya
- Sekolah harus secara rutin memantau lingkungan sosial di antara siswa dan mengevaluasi efektivitas program anti-bullying yang sudah diterapkan.
Biodata Penulis:
Ni'mal Hana Laila saat ini aktif sebagai mahasiswa, Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.