Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Saat ini pendidikan menjadi hal yang mampu membentuk psikologi dalam perkembangan budi pekerti di Indonesia. Pendidikan salafiyah misalnya, pendidikan ini sudah terbukti berkontribusi terhadap terbentuknya masyarakat yang beretika.
Dalam lingkungan pendidikan, siswa belajar mengenali dan menginternalisasikan nilai-nilai positif seperti kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, dan keterampilan sosial. Dengan demikian, pendidikan karakter melatih individu yang berakhlak mulia dan memiliki hati nurani yang bermoral di era dahulu.
Dikutip dalam jurnal (Muslimin, 2023) menyebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia telah memberikan perhatian khusus terhadap pentingnya psikologi. Hal ini dapat dibuktikan pada Bab 1 Pasal 1 yang dengan jelas menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan di Indonesia perlu memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan potensi anak agar mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, kemandirian, kemanusiaan, kepribadian, kecerdasan, kepribadian yang luhur, dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Penerapan atau implementasi psikologi pendidikan salafiyah di era modern seperti ini merupakan bagian penting dalam perkembangan seseorang baik dari segi akademik, moral, sosial maupun etika.
Untuk menghadapi berbagai tantangan masyarakat, melatih individu yang berkepribadian kuat dan bertanggung jawab sangatlah penting. Dalam web situs wikipedia.org/wiki/Psikologi menjelaskan bahwa "psikologi" (serapan dari bahasa Belanda: psychologie) adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui prosedur ilmiah. Seseorang yang melakukan praktik psikologis disebut sebagai psikolog.
Para psikolog berusaha untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang melalui intervensi tertentu baik pada fungsi mental, perilaku individu maupun kelompok, yang didasari atas proses fisiologis, neurologis, dan psikososial.
Hingga saat ini, pemerintah terus mencari cara untuk membentuk masyarakat Indonesia yang bermoral baik dan kuat, khususnya bagi generasi muda agar nantinya siap bersaing secara global di segala aspek. Sejalan dengan hal ini, pemerintah mencanangkan perubahan pada pendidikan melalui inisiatif Kurikulum Merdeka (Rosminda et al., 2023).
Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam menyusun kurikulum, termasuk penerapan atau implementasi psikologi pendidikan salafiyah di era modern ini adalah sebagai bagian wajib dalam proses pendidikan. Sebab melalui implementasi psikologi pendidikan salafiyah di era modern diharapkan dapat terbentuk kepribadian dan nilai moral yang baik dalam diri setiap peserta didik (Muchtar & Suryani, 2019).
Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal tahap pertama, kepribadian anak mulai terbentuk (Sahroni, 2019). Oleh karena itu, Sekolah Dasar merupakan titik awal yang penting dalam pembentukan kepribadian anak dengan mengimplementasikan psikologi pendidikan salafiyah di era modern.
Rumusan Masalah
- Bagaimana penerapan psikologi pendidikan salafiyah di era modern.
- Apa yang mendukung dalam penerapan psikologi pendidikan salafiyah di era modern.
Tujuan Penelitian
- Menerapkan psikologi pendidikan salafiyah di era modern.
- Apa yang mendukung dalam penerapan psikologi pendidikan salafiyah di era modern.
Pembahasan
1. Implementasi Psikologi Pendidikan Salafiyahdi Era Modern
Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang berupaya menyelidiki karakteristik perilaku dan perkembangan individu dalam bidang pendidikan. Psikologi pendidikan digunakan untuk memahami siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar.
Psikologi pendidikan merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan, sebab dengan psikologi pendidikan para pegiat pendidikan dapat menentukan sikap terhadap perilaku orang-orang yang ada dalam bidang pendidikan.
Psikologi pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menentukan tujuan pembelajaran salafiyah di era modern.
Sistem pembelajaran salafiyah di era modern hampir sama dengan sistem pembelajaran salaf tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pendidikan salafiyah pada era modern dan mengetahui metode pembelajaran salafiyah yang diterapkan di era modern agar tidak mengalami kemunduran.
Kami menggunakan metode kualitatif lapangan dalam menulis artikel penelitian ini. Metode ini berguna untuk mendeskripsikan sistem pendidikan salafiyah di era modern dan metode pembelajaran salafiyah di era modern agar tidak mengalami kemunduran.
Salafiyah adalah paham suatu kelompok yang berpegang teguh pada bunyi teks harfiah Al-Quran dalam masalah akidah. Dalam sistem pembelajaran salaf ada dua model pembelajaran, yaitu model weton dan sorogan. Selain sistem itu terdapat metode pembelajaran salaf yang menggunakan pola musyawarah. Hal yang dapat dilakukan pondok pesantren salafi agar tidak mengalami rendering salah satunya, yaitu dengan pelaksanaan peningkatan kualitas santri yaitu dengan mengembangkan potensi santri melalui proses seleksi dengan pengalaman dan latar belakang para santri. Program unggulan yang adadi pondok pesantren salafiyah Syafi'iyah As-Sholichiyah Mojokerto, yaitu tahfiz untuk yang mempunyai keinginan menghafal Al-Quran dan program bisa membaca kitab kuning, sehingga para santri diharapkan agar bersungguh-sungguh mencari ilmu di pondok ini supaya ilmunya berkah dan bermanfaat.
2. Sejarah dan Perkembangan Salafiyah
Perkembangan salafiyah dalam pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:
- Kurikulum Sekolah Islam Terpadu Berbasis Salafi memiliki kurikulum yang menekankan pada pendidikan dan pembelajaran Islam, pembelajaran berbasis kompetensi, kemampuan membaca Al-Qur'an, dan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab.
- Pesantren Salafi memiliki dua model, yaitu pesantren eksklusif dan pesantren inklusif. Pesantren eksklusif fokus pada pengajaran ilmu keislaman dan beberapa ilmu umum dasar, sedangkan pesantren inklusif mengajarkan ilmu keislaman dan ilmu umum dengan mengadopsi kurikulum nasional.
- Perkembangan Gerakan Salafi di Indonesia muncul pada awal dekade 1980-an dan sebagian besar merupakan perpanjangan dari perkembangan internasional. Gerakan ini bermula dari keinginan M. 'Abd Al-'Aziz Ibnu Baz, murid Muhammad bin Ibrahim, seorang ulama terkemuka di Saudi, untuk memperluas pengaruhnya di luar Arab Saudi.
- Salafiyah adalah penyandaran diri kepada kaum salaf. Istilah Salafi pertama kali muncul di Mesir setelah penjajahan Inggris, tepatnya saat muncul gerakan pembaruan Islam (al-Islah ad-Dini) Pan-Islamisme.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam dunia pendidikan kita pasti mengenal istilah kurikulum pendidikan. Psikologi pendidikan bisa menjadi panduan dalam menyusun kurikulum ini. Apalagi zaman yang semakin berkembang tentunya juga akan membuat kurikulum menjadi lebih dinamis dan fleksibel, harus mampu mengikuti perkembangan zaman tersebut. (Baca juga: Penerapan asas psikologis dalam pengembangan kurikulum).
Kesimpulan
Implementasi psikologi pendidikan salafiyah dalam sistem pendidikan modern tentu saja bisa kita temukan dalam keseharian terutama bagi mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan. Psikologi dan pendidikan merupakan ilmu yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. Ada kontribusi nyata dari psikologi dalam dunia pendidikan, ilmu perilaku akan menunjukkan apa saja tugas perkembangan yang semestinya individu bisa capai.
Melalui indikator tersebut, maka bidang pendidikan pun menyesuaikan apa saja yang bisa diajarkan kepada individu sesuai dengan tingkat kemampuannya. Tak heran bila kemudian terbentuk suatu sistem pendidikan yang mengacu pada ruang lingkup psikologi pendidikan itu sendiri.
Berikut ini adalah bentuk dari relevansi penerapan psikologi pendidikan yang bisa kita pelajari lebih mendalam. Tentunya gambaran ini merupakan gambaran umum yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Selebihnya, kita bisa mempelajarinya lebih lanjut sebagai bahan untuk mengetahui bagaimana penerapan psikologi pendidikan di dalam sistem pendidikan.
Daftar Pustaka:
- Basicedu, 5(4), 2541–2549. https://doi.org/10.31 004/basicedu. v5 i4.1230.
- Hikmah: Journal of Islamic Studies, 17(2), 101. https://doi.org/10.47466/hikmah.v17i2.198.
- Laurensia, B., Sitanggang, H. J., Marta, R. F., Daniar, A., & Menayang, A. P. (2020). Integrasi Orkestrasi Pemasaran dengan Filosofi Dwi Sapta pada Kasus Vaseline Healing Project. Jurnal Komunikasi Nusantara, 2(1), 28-41.
- Muchtar, D., & Suryani, A. (2019). Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud. Edumaspul: Jurnal 10.33487/edumaspul.v3i2.142.
- Muslimin, I. (2023). 8.+Ikhwanul+Muslimin_23+hal+(108-130). 5(1), 108–130. Rahayu, Rosita, Rahayuningsih, H. H. (2021). Jurnal basicedu. Jurnal.
- Rosminda, T., Rosminda, T., & Fadriati, F. (2023). Kebijakan Kurikulum Merdeka Upaya Meningkatkan Pendidikan Karakter Di Indonesia. Piwulang: Jurnal Pendidikan Agama.
- Islam, 5(2), 192–202. journal.staimaalhikam.ac.id/piwulang/article/view/1516.
- Sahroni, D. (2019). Pentingnya pendidikan karakter dalam formal. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang, 3(1), 1–31.
- https://jateng.kemenag.go.id/warta/artikel/detail/pentingnya-pendidikan-karakterdalam-keluarga
- Saleh, M. (2022). Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Inklusi. https://ePendidikan,3(2),50–57. https://doi.org/