Kolitis Ulseratif (CU) adalah salah satu kondisi yang memengaruhi sistem pencernaan, khususnya usus besar (kolon). Sebagaimana disebutkan https://idibajawa.org, penyakit ini menyebabkan peradangan kronis dan munculnya luka atau borok pada lapisan dalam usus besar, yang sering kali menyebabkan ketidaknyamanan parah dan gangguan fungsi pencernaan. Bagi mereka yang mengalami kolitis ulseratif, gejalanya bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, bahkan mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Apa itu Kolitis Ulseratif?
Sebelum mempelajari gejala-gejalanya, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu kolitis ulseratif. Kolitis ulseratif adalah gangguan autoimun yang menyebabkan peradangan pada usus besar. Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit radang usus (IBD), yang juga mencakup penyakit Crohn. Meskipun penyebab pasti dari kolitis ulseratif belum sepenuhnya diketahui, para ahli percaya bahwa kondisi ini berhubungan dengan faktor genetik, lingkungan, serta respons imun tubuh yang tidak normal terhadap bakteri atau virus yang ada dalam saluran pencernaan.
Pada penderita kolitis ulseratif, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh yang sehat di dalam usus besar, menyebabkan peradangan dan luka-luka kecil yang bisa berkembang menjadi borok. Seiring waktu, peradangan ini bisa menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada jaringan usus, yang berisiko menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
Gejala Kolitis Ulseratif
Gejala kolitis ulseratif dapat bervariasi antara individu, tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan area usus besar yang terpengaruh. Secara umum, gejalanya dapat dikategorikan menjadi gejala utama, gejala tambahan, dan gejala komplikasi. Berikut ini adalah gejala-gejala yang sering ditemukan pada penderita kolitis ulseratif.
1. Diare Berdarah
Salah satu gejala utama kolitis ulseratif adalah diare yang disertai dengan darah. Karena penyakit ini menyebabkan luka pada lapisan dalam usus, perdarahan bisa terjadi, menyebabkan feses bercampur dengan darah. Dalam beberapa kasus, pendarahan ini bisa cukup berat dan menyebabkan kehilangan darah yang signifikan, sehingga memerlukan perhatian medis segera.
2. Nyeri Perut dan Kram
Nyeri perut adalah gejala yang umum dialami oleh penderita kolitis ulseratif. Rasa nyeri ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah dan sering kali disertai dengan kram perut yang intens. Kram perut ini sering terjadi setelah makan dan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman yang berkepanjangan.
3. Penurunan Berat Badan
Penderita kolitis ulseratif yang mengalami gejala parah seringkali mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, dan kehilangan nutrisi yang disebabkan oleh diare dan peradangan yang terjadi di saluran pencernaan. Penurunan berat badan ini bisa berisiko jika tidak segera ditangani.
4. Kelelahan
Kelelahan atau rasa lelah yang berlebihan adalah gejala umum lainnya pada penderita kolitis ulseratif. Peradangan kronis dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh bekerja lebih keras, mengakibatkan rasa lelah yang tak kunjung hilang. Selain itu, penurunan asupan nutrisi akibat kesulitan makan juga dapat memperburuk kelelahan ini.
5. Demam
Beberapa penderita kolitis ulseratif juga mengalami demam ringan hingga sedang. Demam ini biasanya merupakan respons tubuh terhadap peradangan yang terjadi dalam usus besar. Meskipun demam bukan gejala utama, kehadirannya dapat memperburuk kondisi fisik dan meningkatkan rasa tidak nyaman.
6. Urgensi Buang Air Besar (BABS)
Urges untuk buang air besar yang mendesak merupakan gejala khas lainnya. Penderita sering merasakan dorongan kuat untuk buang air besar meskipun tidak ada banyak tinja yang keluar. Hal ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan penderita merasa tidak nyaman sepanjang waktu.
7. Mual dan Muntah
Pada beberapa kasus, penderita kolitis ulseratif juga dapat mengalami mual dan muntah. Meskipun tidak semua orang dengan penyakit ini mengalaminya, gejala ini lebih umum pada mereka yang memiliki kolitis ulseratif yang lebih parah, terutama ketika terjadi komplikasi atau obstruksi usus.
Gejala Kolitis Ulseratif pada Anak-Anak
Pada anak-anak, gejala kolitis ulseratif bisa lebih sulit dikenali, terutama pada usia yang lebih muda. Anak-anak yang menderita penyakit ini mungkin mengalami gangguan pertumbuhan, kehilangan nafsu makan, dan sering mengeluh tentang perut mereka. Meskipun diare dan sakit perut tetap menjadi gejala utama, anak-anak bisa merasa lebih cemas atau tersinggung akibat ketidaknyamanan yang mereka alami.
Faktor Pemicu dan Komplikasi
Beberapa faktor pemicu dapat memperburuk gejala kolitis ulseratif. Stres, infeksi, pola makan yang buruk, atau bahkan pengobatan tertentu bisa memicu gejala atau memperburuk kondisi. Pada kasus yang lebih parah, komplikasi seperti perforasi usus, perdarahan berat, atau kanker usus besar bisa terjadi. Oleh karena itu, pengelolaan kolitis ulseratif sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Diagnosis Kolitis Ulseratif
Untuk mendiagnosis kolitis ulseratif, dokter biasanya melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk pemeriksaan fisik, tes darah untuk mendeteksi infeksi atau anemia, serta tes feses untuk mengetahui adanya darah atau infeksi. Selain itu, prosedur diagnostik seperti kolonoskopi atau sigmoidoskopi diperlukan untuk melihat langsung ke dalam usus besar dan memeriksa adanya peradangan atau luka.
Perawatan dan Pengelolaan Kolitis Ulseratif
Perawatan untuk kolitis ulseratif berfokus pada pengendalian peradangan, meredakan gejala, dan mencegah komplikasi. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
- Obat-obatan: Obat antiinflamasi, seperti sulfasalazin, atau kortikosteroid, dapat digunakan untuk mengurangi peradangan. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan imunomodulator untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang overaktif.
- Diet: Mengubah pola makan untuk menghindari makanan yang dapat memperburuk gejala bisa sangat membantu. Makanan tinggi serat atau pedas, serta alkohol dan kafein, seringkali bisa memperburuk kondisi. Makanan rendah serat lebih mudah dicerna dan dapat membantu meringankan gejala.
- Pembedahan: Pada kasus yang sangat parah, di mana pengobatan tidak lagi efektif, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat bagian usus besar yang terkena. Ini dikenal sebagai prosedur kolektomi dan dapat memberikan kelegaan jangka panjang bagi penderita.
- Pengelolaan Stres: Mengingat stres dapat memperburuk gejala, penting untuk mengelola stres melalui teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang menenangkan.
Kolitis ulseratif adalah kondisi yang bisa sangat mengganggu, tetapi dengan pengelolaan yang tepat, penderita dapat hidup dengan lebih nyaman. Mengenali gejala-gejalanya sejak dini dan mencari pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.