Kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia kian meninggi tiap harinya. Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Salah satu faktor yang masih menjadi misteri ialah kebiasaan sein kanan namun berbelok ke kiri bagi emak-emak atau ibu-ibu. Selain menghidupkan sein motor seenaknya, mereka juga melupakan salah satu peraturan ketika berkendara yaitu mengenakan helm. Hal ini dapat berakibat fatal apabila terjadi kecelakaan. Kebiasaan membahayakan ini masih menjadi tanda tanya besar mengapa hal ini dapat terjadi dan kenapa rata-rata yang melakukan kesalahan sein kanan belok kiri berasal dari kalangan ibu-ibu.
“Sein kanan belok kiri" adalah kondisi pengemudi menyalakan lampu sein kanan (yang biasanya menandakan bahwa kendaraan akan berbelok ke kanan), tetapi justru berbelok ke kiri. Tindakan ini tentu saja membingungkan pengemudi lain yang berada di sekitar kendaraan tersebut. Harusnya, ketika pengemudi berniat berbelok ke kiri, mereka akan menyalakan sein kiri, bukan kanan.
Tentu saja, hal ini bisa menyebabkan kebingungan di jalan, terutama bagi pengemudi yang berada di belakang atau di samping kendaraan tersebut, yang mungkin berasumsi kendaraan tersebut akan berbelok ke kanan, padahal arah sebenarnya adalah kiri.
Terkejutnya para pengendara di belakang ibu-ibu inilah yang sering menyebabkan kecelakaan. Yang mana pengendara belakang tidak mampu untuk melakukan rem mendadak dan akhirnya menabrak pengendara di depannya dan terjadilah kecelakaan beruntun. Tak jarang pula karena ketidak selarasan antara sein dan belok menyebabkan pengendara lain bahkan mobil atau truk menyenggol dan akhirnya terjadilah kecelakaan.
Aksi "sein kanan belok kiri" ini tentu saja memiliki beberapa dampak negatif yang bisa berbahaya bagi keselamatan di jalan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Kebingungan Pengemudi Lain
Bagi pengemudi yang mengikuti kendaraan tersebut, sebuah sinyal yang salah bisa membuat mereka bingung dan salah mengambil keputusan. Misalnya, jika pengemudi lain melihat sein kanan, mereka mungkin berpikir bahwa kendaraan tersebut akan berbelok ke kanan, dan memutuskan untuk bergerak ke kiri untuk menghindari kendaraan tersebut. Ini tentu sangat berisiko jika kendaraan di belakang tidak mengetahui niat asli pengemudi.
2. Kemacetan dan Ketidaknyamanan
Aksi tidak terduga seperti ini bisa menyebabkan pengemudi lain terhambat dalam perjalanannya, karena mereka harus berhati-hati dan melakukan manuver untuk menghindari kecelakaan. Dalam kondisi lalu lintas yang padat, hal ini bisa memperburuk kemacetan, karena orang jadi ragu-ragu dan lebih lambat dalam mengambil keputusan.
3. Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan
Sinyal yang salah, apalagi dilakukan secara tiba-tiba, dapat menyebabkan kecelakaan. Terutama di jalan raya yang padat, pengemudi yang berada di belakang atau di samping bisa salah menilai arah kendaraan dan berisiko terjadi tabrakan.
Para emak-emak pun tidak terima apabila diberitahu bahwa sudah melakukan kesalahan. Tak jarang pula para emak-emak ikut terbawa emosi dan terjadilah adu mulut antar pengendara. Beberapa solusi yang dapat diberikan agar menghindari fenomena seperti ini antara lain, memberikan edukasi mengenai aturan lalu lintas dan penggunaan indikator sein yang benar, berkonsentrasi saat berkendara, serta saling menghargai dan menjaga keselamatan satu sama lain saat berkendara.
Aksi "sein kanan belok kiri" yang sering dilakukan oleh emak-emak atau pengemudi lain memang bisa bikin geleng-geleng kepala, tapi ini adalah fenomena yang bisa dijumpai di jalanan kita. Meskipun kadang lucu atau mengganggu, kita harus tetap berpikir positif dan mengedepankan keselamatan dalam berkendara.
Dengan kesadaran, edukasi, dan fokus saat mengemudi, kita semua bisa mengurangi kejadian kejadian semacam ini. Jadi, mari lebih teliti saat menyalakan sein dan pastikan kita memberi sinyal yang sesuai dengan arah belok kita. Ingat, keselamatan adalah yang utama!
Biodata Penulis:
Elya Dewi Syahrawati lahir pada tanggal 29 Desember 2006.