Bullying dalam Masyarakat: Fenomena yang Tidak Seharusnya Terjadi

Dampak dari tindakan bullying, terutama dalam bentuk verbal, bukanlah hal yang dapat dianggap sebagai tindakan sepele.

Di berbagai lingkungan masyarakat, terutama di desa, interaksi sosial dengan tetangga sekitar sering kali menjadi hal yang tak terhindarkan. Interaksi-interaksi bersama tetangga kerap kali membuat kita mendengar berbagai percakapan mengenai orang lain. Percakapan-percakapan tersebut tak jarang merupakan percakapan yang kurang menyenangkan. Contohnya adalah percakapan yang membicarakan fisik orang lain, bahkan sampai mengarah terhadap tindakan penghinaan. Salah satu contoh kasus yang sering dijumpai adalah komentar yang menyoroti bentuk tubuh orang lain yang tidak sesuai standar daerah setempat. Selain itu, ada juga contoh kasus komentar kurang menyenangkan terhadap kondisi kulit seseorang, terutama jerawat.

Di era globalisasi ini, cerita serupa juga banyak ditemukan di media sosial. Video-video di platform seperti TikTok sering kali berisi kisah individu yang mendapatkan komentar fisik kurang menyenangkan, baik dari orang terdekat seperti keluarga maupun masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa bullying verbal terkait penampilan fisik masih banyak terjadi, terutama di lingkungan desa.

Bullying dalam Masyarakat

Sayangnya, dampak dari komentar-komentar tidak pantas tersebut sering kali tidak disadari oleh para pelakunya. Mereka sering merasa bahwa ucapan mereka adalah hal yang normal atau tidak memiliki dampak serius. Yang lebih menyedihkan adalah sikap diam dari orang-orang di sekitar yang menyaksikan tindakan tersebut, terutama jika ucapan kurang menyenangkan tersebut dikeluarkan oleh orang yang lebih dihormati atau memiliki status sosial lebih tinggi. Komentar tentang kekurangan fisik orang lain, yang dikeluarkan oleh orang yang lebih dituakan, dihormati, atau memiliki status sosial lebih tinggi, sering kali tidak dianggap sebagai perilaku bullying, namun hanya dianggap sebagai sesuatu yang normal dan tak berarti.

Ketimpangan Standar dalam Memahami Bullying

Fenomena ini menunjukkan adanya ketidakadilan dalam standar bullying di masyarakat. Dalam banyak kasus, tindakan yang seharusnya dianggap sebagai bullying sering kali diabaikan hanya karena dilakukan oleh orang-orang dengan status sosial tertentu, seperti orang yang lebih dituakan, dihormati, atau memiliki status sosial yang lebih tinggi.

Perbedaan standar ini membuat kesan bahwa beberapa bentuk bullying dapat diterima, tergantung pada siapa pelakunya. Padahal, bullying tetaplah bullying yang seharusnya diakui sebagai tindakan yang salah tanpa memandang siapa pelaku dan korbannya. Segala komentar yang merendahkan dan tidak menyenangkan bagi penerima, baik itu terkait berat badan, kondisi kulit, atau aspek penampilan lainnya, tetaplah termasuk dalam kategori tindakan bullying.

Yang lebih menyedihkan adalah ketika korban bullying mencoba menyuarakan dampak yang mereka rasakan, mereka justru sering kali dianggap sebagai orang yang "baperan" atau memiliki mental yang lemah. Anggapan ini menunjukkan kurangnya empati dan pemahaman terhadap dampak dari tindakan bullying dalam masyarakat kita.

Dampak Buruk Bullying terhadap Korban

Dampak dari tindakan bullying, terutama dalam bentuk verbal, bukanlah hal yang dapat dianggap sebagai tindakan sepele. Komentar-komentar negatif terhadap penampilan sering kali meninggalkan luka psikologis yang mendalam. Para korban sering kali kehilangan kepercayaan diri bahkan sampai menghindari segala bentuk interaksi sosial secara langsung. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kemampuan bersosialisasi mereka dengan orang-orang di sekitarnya dan bahkan membuat potensi mereka untuk berkembang menjadi terbatas.

Namun, seiring waktu, dengan kemauan diri yang kuat, korban bullying pasti dapat bangkit dan mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka. Hal ini sering kali terjadi setelah korban bullying tersebut menyadari bahwa apapaun ucapan orang lain, tidak akan mempengaruhi kehidupan kita jika kita bisa mengabaikannya. Kesadaran bahwa opini negatif dari orang lain tidak perlu selalu diinternalisasi dapat membantu seseorang untuk lebih fokus pada hal-hal yang lebih berarti dalam hidup.

Namun, upaya ini membutuhkan keberanian dan dukungan dari lingkungan sekitar. Jika masyarakat tetap acuh dan tidak menyadari dampak buruk bullying, korban akan terus terjebak dalam rasa tidak percaya diri dan keterpurukan yang berkepanjangan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menghentikan segala bentuk tindakan bullying dan menciptakan kesadaran bersama untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik.

Segala bentuk tindakan bullying yang terjadi di masyarakat harus dihapuskan. Tindakan yang merendahkan orang lain harus diakui sebagai tindakan yang salah, tanpa memandang siapa pelaku dan korbannya. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan, terlepas dari bagaimana penampilan fisik mereka.

Sebagai bermasyarakat, diperlukan kebijaksanaan dalam bertutur kata dan sikap saling menghormati. Hanya dengan cara ini bullying dapat dihentikan, sehingga dapat tercipta lingkungan hidup yang lebih sehat.

Lutfiyah Istiana

Biodata Penulis:

Lutfiyah Istiana, lahir pada tanggal 8 Juni 2005, saat ini aktif sebagai mahasiswa, program studi Informatika, di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.