Mi adalah salah satu hidangan yang sudah sangat dikenal dan digemari di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai makanan yang terbuat dari adonan tepung terigu, mi hadir dalam berbagai bentuk dan jenis yang sangat beragam, mulai dari mi pipih, mi keriting, hingga mi telur. Mi merupakan salah satu makanan yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, hampir setiap daerah punya menu minya masing-masing. Dua varian mi yang belakangan ini semakin populer dan sering menjadi pilihan favorit banyak orang adalah Mi Gacoan dan Mi Ayam.
Siapa sih yang tidak tahu tentang mi gacoan? Warung mi yang viral selama 5 tahun belakangan ini. Banyak dari kalangan tua hingga muda yang berbondong-bondong ingin mencicipi rasa dari mi gacoan yang viral itu. Dimulai dari para influencer yang mencicipi lalu diposting di akun sosial media sehingga orang lain yang melihatnya tertarik dan ingin mencoba makanan tersebut.
Ketertarikan pada makanan pedas juga menjadi daya tarik masyarakat untuk mencobanya. Salah satu fenomena yang tak jarang ditemui di berbagai cabang Mi Gacoan adalah antrean panjang yang terjadi, terutama pada jam-jam sibuk. Dari luar, antrean ini bisa terlihat sangat mengesankan, dengan banyak orang yang rela menunggu berjam-jam hanya untuk mencicipi seporsi mi dengan tingkat pedas yang menggugah selera.
Mi gacoan adalah warung mi yang memiliki berbagai macam menu dari mi pedas manis (mi gacoan), mi pedas asin (mi hompimpa), berbagai macam minuman dan berbagai pilihan olahan gorengan. Selain rasa, Mi Gacoan juga menawarkan pengalaman makan yang menyenangkan. Dengan konsep yang lebih modern dan trendy, tempat ini sering menjadi pilihan bagi anak muda yang ingin bersantap sambil bersosialisasi. Suasana restoran yang Instagramable menambah daya tariknya, sehingga banyak orang yang datang untuk foto-foto sebelum menyantap hidangan.
Sebelum dikenalnya Mi Gacoan oleh masyarakat, mi ayam menjadi menu andalan oleh masyarakat sebagai salah satu makanan pengganti nasi yang cocok dimakan di berbagai situasi. Tak hanya harganya yang murah, mi ayam juga memiliki rasa khasnya sendiri. Mi ayam tidak hanya dapat memuaskan rasa lapar, tetapi juga menyajikan cita rasa Indonesia yang khas. Dengan bumbu-bumbu dan topping yang khas membuat mi ayam banyak digemari. Mi Ayam bisa ditemukan hampir di mana saja, mulai dari warung kecil hingga restoran besar. Suasana makan di warung mi ayam cenderung lebih santai dan sederhana. Walaupun tidak terlalu mewah, banyak orang menikmati suasana yang lebih sederhana dan hangat saat makan mi ayam.
Namun apa yang menyebabkan masyarakat lebih rela mengantri selama 1 jam demi mi gacoan daripada mi ayam? Banyak kejadian para pembeli marah-marah dan tidak terima karena dilayani secara lama sedangkan di warung mi gacoan minimal waktu untuk mengantri adalah 30 menit. Belum lagi apabila konsumen membeli melalui aplikasi pengantar makanan yang akan semakin memakan waktu lama, bahkan lebih dari 1 jam.
Dilihat dari kepopuleran mi gacoan, dapat diketahui bahwa media sosial sangat memberikan pengaruh terhadap sesuatu. Keingintahuan dan ketidakinginan tertinggal dengan suatu hal yang sedang tren membuat masyarakat berbondong-bondong mencicipi mi gacoan. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa rasa dari mi gacoan tak jauh berbeda dengan mi ayam, namun masyarakat, khususnya kalangan anak muda masih tetap tergila-gila dengan mi gacoan.
Semuanya tergantung pada selera Anda! Jika Anda suka makanan pedas dengan rasa yang lebih berani dan tempat makan yang kekinian, Mi Gacoan bisa menjadi pilihan utama. Namun, jika Anda mencari kelezatan yang lebih sederhana, kenyamanan dalam rasa gurih, dan harga yang terjangkau, maka Mi Ayam adalah pilihan yang tidak akan mengecewakan.
Biodata Penulis:
Elya Dewi Syahrawati lahir pada tanggal 29 Desember 2006.