Metode pembelajaran jarak jauh, mulai terjadi saat terjadi pandemi corona (covid-19). Pada masa itu semua akses jalan ditutup resmi oleh pihak keamanan untuk sementara. Agar dapat mengurangi jumlah korban yang terkena virus covid-19 tersebut. Sehingga pada masa itu aktivitas anak untuk pergi ke sekolah menjadi terhambat. Awalnya pada minggu-minggu awal siswa hanya diberi tugas yang dapat dikerjakan di rumah. Namun pada akhirnya kegiatan sekolah secara offline dinonaktifkan, karena semakin bertambah korban-korban yang terkena virus tersebut.
Semenjak dinonaktifkan pembelajaran secara offline, pihak pemerintah pendidikan mulai menerapkan untuk penggunaan kelas online. Sejak saat itu, para pelajar dan pengajar mulai memanfaatkan internet sebagai alat untuk menyampaikan materi dan memberikan pengajaran melalui online. Alat komunikasi yang digunakan dapat diakses melalui WhatsApp, Google Classroom, Zoom Meeting, dan lain-lain. Pembelajaran melalui online ini membuat proses belajar mengajar antar siswa dan guru dapat terlaksana seperti biasa. Namun tidak sepenuhnya maksimal.
Ada banyak aksesibilitas atau tantangan terhadap teknologi yang digunakan. Banyaknya tantangan yang terjadi dapat menghambat pelaksanaan kelas secara online. Misalnya ada seorang murid yang terlahir dari keluarga kurang mampu atau dalam hal lain masih kurang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun untuk melakukan pelaksanaan kelas ini, setiap siswa diwajibkan untuk memiliki handpone. Maka siswa tersebut terhambat dalam mengikuti kelas online dikarenakan tidak memiliki handpone. Susahnya sinyal atau terjadinya miskomunikasi juga termasuk dalam tantangan kelas online.
Selain itu, di sisi lain seorang guru juga harus memiliki kesiapan dalam melakukan pembelajaran online dan pemanfaatan teknologi. Seperti bagaimana cara untuk mengajak para siswa tidak bosan dalam melakukan pembelajaran secara online. Hal ini melatih keterampilan guru terhadap teknologi digital. Seperti pemanfaatan Canva dalam pembuatan PPT agar lebih menarik, atau vidio tutorial yang dilalui melalui akses Youtube dan lain-lain. Kesiapan guru terhadap teknologi menjadi pengaruh besar dalam pelaksanaan proses belajar secara online. Karena para siswa hanya terpatok pada guru.
Sehingga dalam menghindari ketidakefektifan proses pembelajaran secara online, guru dapat melakukan pelatihan agar lebih memahami teknologi. Seperti mengikuti seminar-seminar yang bertujuan untuk melakukan sharing-sharing tentang teknologi. Dalam proses pelatihan guru, para pengajar akan mengajarkan bagaimana cara mengajar secara online yang baik, bijak, dan efektif. Dalam hal ini merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan kelas online dalam memberikan pembelajaran kepada para siswa.
Selain peran guru, peran orang tua juga sangat mempengaruhi keberlangsungan proses pembelajaran secara online. Karena bagi orang tau yang sibuk bekerja ataupun kurang pemahaman dalam bidang teknologi dapat membuat siswa menjadi kurang maksimal dalam proses pembelajaran karena kurangnya dukungan yang penuh. Sehingga dikhawatirkan para siswa menjadi kurang fokus bahkan tidak memperhatikan apa yang sedang dipelajari. Ditakutkan para siswa hanya mengikuti pembelajaran tanpa mengetahui materi apa yang seharusnya mereka pahami (menyepelekan).
Oleh karena itu, dari hal-hal ini dapat dicari solusi yang tepat. Seperti pengawasan orang tua terhadap para siswa agar tidak menyalah gunakan dalam penggunaan teknologi. Karena dikhawatirkan para siswa menjadi terpengaruh oleh gadget, sehingga berkurangnya dalam minat belajar. Selain itu dari pihak pemerintah juga dapat melancarkan proses pembelajaran secara online. Karena banyak siswa yang terhambat dalam melakukan pembelajaran online karena kurangnya akses teknologi. Maka dari itu pemerintah seharusnya memastikan semua siswa memiliki akses yang memadai. Seperti pembagian kouta gratis atau persiapan alat komunikasi yang dapat membatu siswa dalam mengakses kelas online.
Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara online mungkin memiliki banyak tantangan dan hambatan. Namun dapat diambil dari sisi positifnya yaitu dapat mengembangkan proses pembelajaran secara fleksibel dan inovatif. Dan dapat dijadikan peluang untuk lebih memanfaatkan teknologi dengan lebih efektif dan bermanfaat. Agar proses pembelajaran pada masa yang akan datang atau pendidikan di masa depan dapat mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi pada era globalisasi ini. Dan diharapkan agar lebih inklusif dan adaptif sehingga para siswa tidak akan bosan dengan proses pembelajaran yang monoton. Saran saya agar para pihak pemerintah dan masyarakat lebih memperhatikan bagaimana perkembangan proses pembelajaran para siswa agar tidak ada kekurangan dalam memberikan pembelajaran kepada para calon generasi emas.
Biodata Penulis:
Talitha Sunny Nabila Arika, lahir pada tanggal 19 April 2006 di Pekalongan, saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid (GUSDUR), Pekalongan.