Seperti Kata Lomba Sihir, "Tak Ada Waktu yang Tepat untuk Berita Buruk"

Tak ada yang namanya hidup tanpa masalah, kita sudah sering menjumpai berbagai tragedi dalam kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami momen ...

Kalian pernah dengar kalimat, “tanggal sial emang nggak ada di kalender”. Pasti di hidup kita pernah ngalamin yang namanya bad day, kan? Momen segala hal nggak berjalan sesuai harapan. "Tidak ada ancang, tak sempat pikir matang, rencana tak terancang, jantung berdebar," salah satu penggalan lirik lagu grub band bernama Lomba Sihir berjudul "Tak Ada Waktu yang Tepat untuk Berita Buruk". Namun, jika kita telaah lebih dalam, bisa jadi hari-hari tersebut bukanlah hari yang buruk secara mutlak, melainkan hari kita kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang ada.

Tak Ada Waktu yang Tepat untuk Berita Buruk

Tak ada yang namanya hidup tanpa masalah, kita sudah sering menjumpai berbagai tragedi dalam kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami momen-momen yang terasa sangat menyulitkan atau menyedihkan, yang sering kita sebut sebagai "hari buruk." Aspek utama dari pemikiran ini adalah pentingnya mindset. Ketika kita menyebut suatu hari sebagai "hari buruk," kita sering kali terjebak dalam siklus negatif yang membuat kita merasa tidak berdaya. Sebaliknya, jika kita menganggap hari itu sebagai tantangan yang harus dihadapi, kita akan lebih cenderung untuk mencari solusi dan belajar dari pengalaman tersebut. Jadi, apakah kamu akan membuatnya menjadi hari buruk atau hari yang menantang?

Mari kita mulai dengan contoh sederhana. Hari Senin, hari yang paling dibenci hampir kebanyakan siswa sekolah. Hari pertama di minggu pertama kamu memulainya dengan bangun kesiangan, nobar timnas Indonesia Vs Bahrain tadi malam lebih menarik bagimu, terlebih dengan keputusan wasit di menit-menit terakhir yang bikin kamu naik pitam. Sarapan akan menjadi opsi utama untuk kamu tinggalkan saat itu, perduli apa dengan asam lambung yang akan naik daripada dihukum oleh guru BK. Weekend yang indah kemarin, sehingga membuatmu lupa untuk memenuhi tangki bensin motormu. Sudah pasti terlambat ditambah energi yang terkuras padahal belum sempat diisi. Hidup itu selalu punya konsekuensi, guru BK sudah menantimu di gerbang sekolah menunggu alasan apalagi yang akan kamu berikan.

Kalau kejadiannya seperti itu sih, bukan bad day namanya. Less prepare day, alias kurang mempersiapkan hari akan lebih cocok. Tiga kejadian 'sial' tadi bukannya bisa diantisipasi? Mempersiapkan hari Senin bagi seorang siswa bukankah rutinitas yang harusnya sudah khatam? Mari kita rewind kembali ingatan kita ke belakang, apakah presepsi 'bad day' kamu sudah tepat. Kalau kamu sedang berjalan dan tiba-tiba terkena kotoran burung yang lewat, iya mungkin itulah yang kita sebut hari buruk. Mana kita tahu bahwa burung itu akan membuang kotoran sembarangan dan memilih kepalamu sebagai tempat yang dirasa tepat. Akan tetapi, jika yang kalian sebut hari buruk adalah terlambat ke sekolah atau lupa mengerjakan PR aku akan lebih setuju itu adalah hari kurang persiapan.

Momen-momen segala sesuatunya tampak tidak berjalan sesuai rencana sering kali membawa rasa frustrasi, kesedihan, atau bahkan keputusasaan. Namun, daripada membiarkan momen-momen tersebut menguras energi positif kita, mengapa tidak mencoba mengubahnya menjadi hari yang penuh tawa? Humor adalah alat yang kuat untuk mengatasi kesulitan dan meredakan stres. Dengan mengubah perspektif kita, hari-hari buruk ini dapat menjadi sumber kebahagiaan dan pembelajaran.

Ketika situasi tidak berjalan baik, mencoba untuk melihat sisi lucu dari keadaan agar dapat meredakan ketegangan. Misalnya, saat mengalami kemacetan parah di jalan, alih-alih merasa marah, kita bisa mendengarkan musik favorit atau mendengarkan podcast menarik. Mengalihkan fokus pada hal-hal positif di tengah kesulitan bisa membantu kita untuk merasa lebih baik dan menikmati momen tersebut. Menikmati hari buruk adalah tentang menemukan keindahan dan hikmah di balik kesulitan.

Menurutku, tidak ada yang namanya bad day, yang ada hanyalah learn day dan juga less prepare day. Dengan menghadapi hari buruk dengan sikap positif juga bisa membuka pintu untuk kreativitas. Sama seperti aku yang mendapatkan ide menulis hal ini karena kejadian motor mogokku. Alih-alih memilih meratapi kejadian yang telah berlalu, akan lebih baik mengabadikan momen menyebalkan itu dalam tulisanku. Setiap kejadian akan memberikan pengalaman dan menjadikannya sebuah pelajaran.

Kehidupan sering kali penuh dengan kejadian tak terduga yang dapat mengubah arah rencana kita. Tatapi, penting untuk diingat bahwa hidup itu sendiri adalah proses. Tidak ada satu pun hari yang sempurna. Setiap hari datang dengan tantangan dan kesempatan. Dengan menerima kenyataan, kita dapat mulai mencari cara untuk beradaptasi dan menemukan solusi. Dalam konteks ini, hari-hari yang sulit justru dapat menjadi langkah penting menuju pertumbuhan pribadi. Menghadapi kesulitan dan belajar dari pengalaman tersebut membantu kita menjadi lebih kuat dan bijaksana.

Dan pada akhirnya, hari buruk memang tidak ada di kalender kita, yang ada adalah serangkaian pengalaman yang membentuk hidup kita. Kejadian tak terduga yang sering kita sebut sebagai bad day ini memang tidak selalu menyenangkan. Tetapi, jika kita mau membuka pikiran, kita bisa menemukan pelajaran berharga di dalamnya. Setiap kejadian buruk bisa menjadi guru yang mengajarkan kita tentang persiapan, komunikasi, dan rasa syukur. Jadi, lain kali ketika kamu menghadapi hari yang buruk, ingatlah untuk mencari hikmah di baliknya. Siapa tahu, kamu bisa menemukan makna yang lebih dalam dan mungkin, bahkan bisa tertawa mengenang momen tersebut di masa depan.

Penulis: Eka Ramadhani

© Sepenuhnya. All rights reserved.