Tablet Tambah Darah (TTD): Benteng Pertama Melawan Stunting

Stunting, selain menghambat pertumbuhan fisik, menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang serius terhadap perkembangan kognitif dan kesehatan ...

Siapa yang belum pernah mengonsumsi tablet tambah darah? Di sekolah, program pemberian tablet tambah darah (TTD) oleh Palang Merah Remaja (PMR) telah dilaksanakan sebagai upaya pencegahan anemia, khususnya pada remaja putri. Sering kali remaja putri enggan mengonsumsi TTD karena efek samping seperti mual atau alasan bahwa obat tersebut memiliki rasa amis seperti darah.

Setiap kali kegiatan Posyandu remaja, Pengecekan HB (hemoglobin) dan LILA (Lingkar Lengan Atas) pada remaja putri selalu dilakukan. Hal tersebut dilakukan sebagai deteksi dini apakah remaja tersebut mengalami anemia ataupun kekurangan nutrisi. Bu bidan sebagai tokoh utama yang paling gercep mengingatkan agar selalu minum TTD selain mencegah anemia tetapi juga sebagai langkah awal awal mencegah terjadinya stunting pada anak anak kita di masa depan. Sebenarnya apa sih stunting itu? Sebegitu penting kah kita mencegahnya?

Stunting, suatu kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama, telah menjadi ancaman serius terhadap masa depan generasi muda di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan Anak stunting memiliki tinggi badan lebih rendah dari anak seusianya serta memiliki intelligence Quotient (IQ) lebih rendah ketimbang rata rata IQ anak normal, dan ini dapat berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif mereka di masa depan.

Cek Kesehatan dan Sosialiasi Stunting
Kegiatan Posyandu Remaja di Desa Pondok, Cek Kesehatan dan Sosialiasi Stunting

Stunting, selain menghambat pertumbuhan fisik, menimbulkan konsekuensi jangka panjang yang serius terhadap perkembangan kognitif dan kesehatan metabolik individu. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan kronis di masa dewasa, seperti diabetes dan penyakit jantung, serta berpotensi menurunkan produktivitas ekonomi suatu negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia berhasil menurunkan angka stunting. Data Kementerian Kesehatan RI mencatat penuruan prevalensi stunting dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Meski begitu, angka ini masih diatas target yang ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar 20%

Siapa Saja yang Perlu Mengonsumsi Tablet Tambah Darah?

1. Remaja Putri

kaum wanita rawan menderita anemia karena banyak kehilangan darah ketika menstruasi, khususnya para remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan yang pesat serta gaya hidup yang semakin tidak mudah dikontrol sehingga kebutuhan zat besi yang semakin meningkat. 

2. Ibu Hamil dan Menyusui

Selama kehamilan dan menyusui, kebutuhan zat besi pada seorang ibu meningkat drastis untuk membantu pertumbuhan janin dan produksi ASI

3. Penderita Anemia

Orang sudah sudah didiagnosis anemia wajib untuk mengkonsumsi tablet tambah darah untuk mengatasi kekurangan zat besi untuk proses produksi sel darah merah untuk mengurangi efek samping seperti mual, sebaiknya konsumsi TTD sebelum tidur. Serta untuk memaksimalkan penyerapan zat besi, disarankan untuk mengonsumsi TTD bersama makanan atau minuman yang mengandung vitamin c. Sebaliknya, perlu hindari konsumsi dengan minuman berkafein seperti teh atau kopi, mengingat zat kafein dapat menghambat penyerapan zat besi.

Maka dari itu, konsumsi Tablet Tambah Darah bukanlah hal sepele yang dapat kita abaikan. Dimulai dari diri kita sendiri, mari kita cegah stunting agar mewujudkan generasi masa depan yang sehat dan cerdas.

Fauzan Malik Fadhil

Penulis:

Fauzan Malik Fadhil

© Sepenuhnya. All rights reserved.