Strict Parents Dianggap Kurang bagi Anak

Menjadi strict parents memiliki dampak yang luas pada perkembangan anak, baik positif maupun negatif. Kedisiplinan dan tanggung jawab adalah ...

Sering kali orang tua membatasi anaknya tanpa menjelaskan apa tujuan mereka melakukan itu, tanpa memberikan kesempatan sang anak untuk memberikan sudut pandang dari diri mereka. Terkadang orang tua merasa bahwa pilihan merekalah yang paling baik, tanpa memikirkan apakah anak ini merasakan nyaman atau bahkan tertekan dengan adanya cara mendidik mereka kepada anak. Hal ini yang biasanya anak sering rasakan, sering kali orang tua melarang anak mereka untuk pergi bermain sama teman karena rasa takut mereka.

Strict Parents Dianggap Kurang bagi Anak

Beberapa ciri-cirinya adalah:

  • Mempunyai aturan yang harus dipatuhi, jika tidak maka umumnya memberikan hukuman cukup keras.
  • Tidak ada pilihan komunikasi secara terbuka.
  • Aturan yang diterapkan sering kali tanpa penjelasan lebih lanjut.
  • Kepatuhan dinilai sama dengan cinta.
  • Tidak ada bentuk hubungan memberi dan menerima, artinya hanya ada bentuk kontrol penuh.

Sebab Terjadinya Strict Parents

1. Memiliki Pengalaman yang Sama

Penelitian yang berjudul Child Maltreatment menemukan hal yang menarik tentang alasan seseorang menjadi strict parents. Studi tersebut mengemukakan bahwa orang tua yang membesarkan anak-anak mereka dengan pola asuh ketat lantaran memiliki pengalaman yang sama ketika masih kecil.

Sedangkan menurut jurnal publikasi Michigan State University, beberapa orang tua yang menjadi strict parents karena faktor kebangsaan, kebudayaan, dan latar belakang etika. Bagi para orang tua, strict parents merupakan cara yang tepat digunakan untuk mengasuh dan mendisiplinkan anak, seperti yang mereka rasakan dahulu.

2. Kepribadian yang Kurang Menyenangkan

Orang yang memiliki kepribadian yang kurang menyenangkan cenderung kurang berempati dan sering overthingking akan suatu hal. Bahkan, mereka akan sulit memiliki hubungan dengan orang lain, termasuk dengan anaknya sendiri.

3. Merasa Paling Tahu

Kebanyakan orang tua beranggapan jika mereka paling mengetahui segala hal tentang anak tanpa mempertimbangkan keinginan dan kemampuan sang anak. Misalnya seperti melarang si anak bergaul dengan teman-teman tertentu, padahal yang menjalani pertemanan dan tahu baik buruknya sebuah kelompok adalah sang anak.

4. Mengetahui Dampak Strict Parents

Kebanyakan orang tua memandang kesuksesan akademis sebagai prioritas dan menilai efektivitas pengasuhaan mereka berdasarkan prestasi anak-anak mereka di sekolah. Pola asuh yang terlalu ketat memang dapat menghasilkan prestasi akademik yang tinggi di beberapa budaya seperti di kebanyakan negara Asia. Namun, terlepas dari keberhasilan akademis yang tampak di beberapa budaya, gaya pengasuhan ini juga memberikan dampak yang tidak baik bagi anak-anak.

Dampak Positif

1. Kedisiplinan dan Tanggung Jawab

Strict parents cenderung menuntut kedisiplinan tinggi dari anak-anak mereka. Hal ini bisa membentuk rasa tanggung jawab sejak dini. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang tegas sering kali tumbuh menjadi individu yang lebih bertanggung jawab dan disiplin dalam menjalani rutinitas sehari-hari, baik itu di sekolah maupun dalam kehidupan sosial mereka.

2. Pencapaian Akademis

Di lingkungan yang ketat, perhatian terhadap pencapaian akademis sering kali ditingkatkan. Anak-anak dari strict parents cenderung memiliki hasil akademis yang lebih baik. Ini terjadi karena mereka terbiasa dengan aturan dan harapan tinggi yang diberikan oleh orang tua mereka, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk mencapai prestasi pendidikan yang lebih tinggi.

3. Peningkatan Kemampuan Problem Solving

Orang tua yang tegas sering kali menantang anak-anak mereka untuk menyelesaikan masalah secara mandiri, yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan problem solving. Anak-anak ini belajar untuk mengevaluasi situasi dan menemukan solusi yang efektif, yang merupakan keleluasaan penting dalam kehidupan mereka kelak.

Dampak Negatif

1. Stres Dan Kecemasan

Pola asuh yang terlalu ketat bisa menyebabkan stres dan kecemasan pada anak. Tekanan untuk selalu memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang tua dapat membuat anak merasa tertekan dan cemas. Hal ini sering kali menimbulkan masalah kesehatan mental, seperti anxiety dan depresi.

2. Hubungan Sosial Yang Kurang Berkembang

Anak-anak yang dibesarkan oleh strict parents mungkin memiliki kesempatan yang terbatas untuk berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Pembatasan yang ketat terhadap kegiatan sosial dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial anak, membuat mereka merasa terisolasi dan kesulitan menjalin pertemanan yang sehat.

3. Resistensi Dan Pemberontakan

Peningkatan kontrol dari orang tua dapat menimbulkan resistensi dan pemberontakan pada anak. Mereka mungkin merasa dikekang dan merespons dengan perilaku yang bertentangan dengan peraturan orang tua. Hal ini bisa menyebabkan konflik yang berkepanjangan dan merusak hubungan antara orang tua dan anak.

Cara Menghadapi Strict Parents yang Dapat Seseorang Ketahui

1. Bersikap Sabar

Sabar merupakan sebuah kunci dalam menghadapi setiap permasalahan hidup, termasuk strict parents. Ketika bersikap sabar, seseorang dapat terhindar dari perdebatan dan pertikaian sehingga lebih mampu mengelola diri.

2. Mencoba Berkomunikasi

Cara kedua adalah mencoba melakukan komunikasi dengan orang tua. Pasalnya, tidak semua orang bisa mengungkapkan maksud dan tujuannya secara jelas sehingga memunculkan emosi marahnya. Seseorang dapat mencoba berkomunikasi dengan orang tua untuk mengetahui tujuan orang tua sehingga menjadi lebih mengerti dan tidak terus bertanya tentang sebab perlakuan orang tuanya.

3. Belajar Mendengarkan

Saat mencoba berkomunikasi, seseorang juga bisa mencoba untuk belajar mendengarkan strict parents. Mengutip dari buku berjudul Keterampilan Interpersonal karya Anggiani dan Pakeh (2021: 25), kekuatan mendengarkan yang efektif mampu menciptakan hubungan interpersonal yang kuat dan saling menguntungkan

4. Menanggapi Pembicaraan ke Arah Positif

Cara lain untuk menghadapi strict parents adalah menanggapi pembicaraan ke arah positif. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya perdebatan panjang dan perselisihan.

5. Memanfaatkan Momen untuk Me Time

Selain mencoba empat cara di atas, seseorang juga dapat memanfaatkan momen me time untuk menghadapi strict parents. Me time dapat berupa menonton film/series, jalan dengan teman, membaca buku, atau beribadah sebab cara ini bisa mengisi energi positif dalam tubuh.

Menjadi strict parents memiliki dampak yang luas pada perkembangan anak, baik positif maupun negatif. Kedisiplinan dan tanggung jawab adalah beberapa efek positif yang dapat dicapai lewat pola asuh tegas. Namun, efek negatif seperti stres, kecemasan, dan resistensi juga perlu diperhatikan—membuat keseimbangan yang tepat sangatlah penting. Dengan komunikasi terbuka dan dukungan yang sehat, orang tua dapat menerapkan kedisiplinan tanpa mengorbankan kesehatan mental dan sosial anak mereka.

Biodata Penulis:
Risma Tri Handayani, lahir pada tanggal 5 Mei 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta, jurusan Keperawatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.