Banjir rob juga dikenal sebagai banjir air pasang adalah fenomena banjir yang terjadi ketika air laut naik melebihi batas normal dan masuk ke daratan pesisir. Salah satu daerah yang terkena rob adalah daerah Sayung, sebuah kecamatan di kabupaten Demak, Jawa Tengah yang menjadi salah satu wilayah yang rentan terhadap banjir rob.
Fenomena ini telah menjadi ancaman serius bagi penduduk setempat dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari serta ekonomi. Setiap kali terjadi pasang laut yang tinggi, air laut merembes ke wilayah pesisir dan menggenangi permukiman, lahan pertanian, tambak, dan menggenangi jalan lalu lintas.
Penyebab Banjir Rob di Sayung
Banjir rob di Sayung memiliki beberapa penyebab terhadap terjadinya banjir di wilayah Sayung. Salah satu penyebab utamanya adalah naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim global. Peningkatan suhu global menyebabkan pencairan es kutub, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut secara bertahap. Hal ini menyebabkan pasang air laut yang lebih tinggi dan potensi terjadinya banjir rob di pesisir Sayung. Selain itu penyebab utamanya adalah kurangnya pengelolaan sampah yang baik.
Sampah-sampah yang tidak terkelola dengan baik, terutama plastik, menyumbat saluran air yang seharusnya berfungsi untuk mengalirkan air hujan maupun air rob. Akumulasi sampah ini menghambat aliran air, membuatnya sulit mengalir dengan lancar dan menyebabkan air meluap ke daerah sekitarnya.
Dampak Banjir Rob di Sayung
Banjir rob di Sayung juga memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat dan lingkungan di wilayah tersebut. Salah satunya yaitu dampak ekonomi sangat terasa akibat banjir rob. Pendidikan, perdagangan, kewirausahaan, dan pertanian terganggu karena aksesibilitas yang terhambat akibat genangan air. Petani tambak juga menderita kerugian besar karena ikan-ikan yang di tambak mereka rusak atau terendam air, hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan.
Selain itu, dampak kesehatan menjadi perhatian serius akibat banjir rob. Genangan air yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit air.
Banjir rob di Sayung tidak hanya menyebabkan genangan air di wilayah pesisir, tetapi juga berdampak pada kemacetan lalu lintas. Salah satunya adalah ketinggian air yang meluap ke jalan dan menyebabkan aksesibilitas terganggu. Ketika air rob mencapai level yang tinggi, jalan-jalan utama yang menjadi jalur transportasi utama dapat terendam air, sehingga membuat kendaraan sulit untuk melintas.
Hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintah yang parah karena kendaraan tidak dapat melanjutkan perjalanan mereka. Selain itu, kecepatan pergerakan kendaraan juga dapat terpengaruh oleh kondisi jalan yang licin akibat banjir. Air yang menggenangi jalan dapat menyebabkan kendaraan kehilangan keseimbangan dan mengurangi kecepatan perjalanan. Hal ini dapat mengakibatkan kemacetan dan waktu tempuh yang lebih lama bagi pengguna jalan.
Banjir Bandang di Demak 2024
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jawa Tengah dan jebolnya enam tanggul mengakibatkan 89 desa di 11 kecamatan yang berada di Kabupaten Demak terendam banjir. Selain itu, pada Minggu 17 Maret 2024 tanggul Sungai Wulan yang berada diperbatasan Kabupaten Demak dan Kudus juga kembali jebol.Adapun Sebelas kecamatan yang terdampak meliputi Kecamatan Demak, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Sayung, Kecamatan Mranggen, dan Kecamatan Wonosalam.
Kemudian, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Karangawen, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Guntur, Kecamatan Dempet, serta Kecamatan Gajah.
Menurut saya, dr. Hj. Eisti'anah, S.E. sebagai Bupati Demak kurang cekatan dalam menanggulangi banjir di Demak dengan baik dan kurangnya bantuan makanan, pakaian, obat-obatan.
Korban banjir lebih memilih mengungsi ke rumah saudara, daerah kudus dan di lantai dua rumah korban banjir karna posko banjir yang sangat penuh, selama seminggu di bulan Ramadhan tidak ada internet dan aliran listrik yang padam karna banjir.
Di daerah rumah saya, Karanganyar, Demak, dalam waktu kurang dari dua jam air sudah setinggi dua meter, barang berharga, elektronik, dan kendaraan semua terendam dengan air dan keluarga saya terisolasi di atas rumah lantai dua untuk menunggu evakuasi.
Dapat ditarik simpulan bahwa terjadi dampak fisik dan sosial terhadap masyarakat, dampak secara fisik menyebabkan rumah dan perabotan rusak dan juga merusak jalan serta kendaraan. Juga hilangnya pemukiman dan lahan tambak sebagai mata pencaharian utama masyarakat sehingga muncul perubahan mata pencaharian yang menimbulkan penurunan pendapatan masyarakat. Sikap dan perilaku masyarakat termasuk ke dalam proses menyesuaikan diri dengan alam karena telah muncul perasaan tidak nyaman terhadap lingkungan serta menimbulkan keinginan untuk menanggulangi rob.
Beberapa kebijakan telah dibuat oleh beberapa Dinas Pemerintahan Kabupaten Demak, seperti perbaikan akses jalan, penanaman mangrove, pembuatan talud, dan lainnya. Namun kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Demak sering kali hanya bersifat sementara, setelah beberapa tahun kebijakan tersebut sudah tidak dapat lagi dirasakan hasilnya. Pemerintah Kabupaten Demak terus berusaha membuat kebijakan-kebijakan untuk menangani banjir rob tersebut.
Fenomena-fenomena yang terjadi sangat variatif, secara umum perubahan perilaku mereka mengarah negatif, yaitu para petani dan nelayan menjadi terpuruk. Meskipun secara keahlian mereka bertambah seperti petani yang sebelumnya bukan nelayan, saat ini menjadi nelayan atau para juragan yang sebelumnya tidak memiliki keahlian bertambak menjadi petambak.
Biodata Penulis:
Adinda Rizqi Amelia, lahir pada tanggal 12 November 2005 di Demak, saat ini aktif sebagai mahasiswa semester 1 Poltekkes Kemenkes Surakarta, jurusan D4 Keperawatan.