Rahasia di Balik Ketangguhan Anak Perempuan Pertama yang Sering Diabaikan

Anak perempuan pertama biasanya merasa punya tanggung jawab besar terhadap diri sendiri. Mereka sering kali diberi banyak harapan, yang membuat ...

Sejak kecil, anak perempuan pertama sering diberi tanggung jawab tambahan dalam keluarga, misalnya mengurus adik-adiknya. Hal ini membuat mereka belajar menjadi lebih mandiri dan penuh tanggung jawab, meskipun peran ini sering kali dibarengi tekanan yang tidak dialami oleh anak-anak lainnya. Mereka sering kali harus tumbuh lebih cepat dari yang seharusnya, menekan perasaan, dan bersikap dewasa, meskipun pada dasarnya mereka masih anak-anak yang memerlukan waktu untuk bermain dan belajar. Tanggung jawab ini tanpa disadari membentuk kepribadian mereka, meskipun orang lain mungkin tidak menyadarinya.

Anak Perempuan Pertama

Selain peran tersebut, anak perempuan pertama juga diharapkan dapat menjadi teladan bagi adik-adiknya. Tingginya harapan orang tua dan masyarakat meyakinkan mereka untuk berprestasi di sekolah dan berperilaku baik di berbagai bidang. Meskipun membantu dalam menetapkan standar tinggi bagi diri mereka sendiri, tekanan yang timbul dari hal ini juga berkontribusi terhadap beban tambahan yang harus dia hadapi terkait tekanan emosional.

1. Peran Ganda: Anak dan Pemimpin Kecil Keluarga

Sebagai anak perempuan pertama, seringkali keluarga memberikan mereka tanggung jawab lebih, seperti menjaga adik-adiknya. Hal tersebut membuat mereka belajar lebih mandiri dan berdisiplin, meski seringkali peran ini datang dengan tekanan yang mungkin tidak dirasakan oleh anak-anak lainnya.

 2. Tekanan Untuk Menjadi Panutan

Selain tugas-tugas tambahan, anak perempuan pertama sering kali diharapkan menjadi contoh bagi adik-adiknya. Orang tua dan lingkungan sekitar sering kali menaruh harapan yang tinggi, sehingga mereka merasa perlu berprestasi di sekolah dan bersikap baik dalam berbagai aspek kehidupan. Meskipun hal ini membantu mereka menetapkan standar yang tinggi untuk diri sendiri, tekanan ini juga bisa menimbulkan beban emosional yang tidak kecil.

3. Emosi yang Sering Ditekan

Anak perempuan pertama sering kali diminta untuk lebih sabar dan mampu mengendalikan perasaan. Saat ada konflik di rumah, mereka cenderung diposisikan sebagai pihak yang harus paham dan mengalah. Ini memang bisa membantu mereka menjadi lebih kuat di bawah tekanan, tapi juga bisa bikin mereka terbiasa menahan emosi dan tidak jujur pada diri sendiri soal apa yang mereka rasakan. Mereka terlihat keras di luar, tapi di dalam hati mungkin mengalami banyak hal yang tidak mereka bagi dengan orang lain. Kebiasaan seperti ini membuat mereka sulit untuk mengekspresikan dirinya atau meminta bantuan ketika sangat membutuhkan.

4. Pembelajaran tentang Kemandirian

Anak perempuan pertama biasanya dari kecil sudah dilatih mandiri karena tanggung jawab mereka yang lebih besar terbiasa mengurus berbagai hal sendiri tanpa terlalu bergantung pada orang lain. Kemandirian ini salah satu ciri khas yang paling menonjol dari anak sulung perempuan. Mereka sering dipaksa mengambil keputusan sendiri, baik dalam mengurus adik-adik, mengatur waktu antara sekolah dan tugas rumah, ataupun menyelesaikan masalah sehari-hari.

 5. Kurangnya Pengakuan atas Beban yang Ditanggung 

Meski sering kali diberi banyak tanggung jawab, apa yang dilakukan oleh anak perempuan pertama sering dianggap hal biasa, bahkan kadang diabaikan. Keluarga mungkin tidak sadar bahwa beban ini bisa mempengaruhi kesehatan mental mereka. Kadang mereka merasa tidak dihargai karena usaha mereka sering dianggap sudah sewajarnya dilakukan.

 6. Tantangan dalam Mengelola Harapan 

Harapan yang tinggi dari orang tua dan lingkungan tidak selalu mudah ditangani. Anak perempuan pertama sering merasa terbebani, tetapi tidak ingin mengecewakan orang yang mereka cintai. Konflik batin ini bisa menyebabkan stres, meski sering kali tidak terlihat di luar. Harapan tinggi yang mereka tetapkan untuk diri sendiri muncul dari rasa tanggung jawab yang besar, dan ini membuat mereka harus mencari cara untuk menyeimbangkan keinginan dengan kemampuan mereka.

Anak perempuan pertama biasanya merasa punya tanggung jawab besar terhadap diri sendiri. Mereka sering kali diberi banyak harapan, yang membuat mereka harus pintar-pintar menyeimbangkan harapan tersebut dengan apa yang bisa mereka lakukan dan apa yang mereka butuhkan. Meski sulit, pengalaman ini menjadikan mereka pribadi yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan hidup ke depannya.

Justru kemandirian anak perempuan pertama tidak datang begitu saja. Di balik mereka yang tampak mandiri dan tangguh, sebenarnya ada banyak tekanan, tanggung jawab, dan ekspektasi yang mereka bawa sejak kecil. Sayangnya, banyak beban itu tidak selalu dilihat orang-orang di sekitarnya.

Kesulitan yang dirasakan oleh anak perempuan pertama bisa jadi adalah keluarga dan lingkungan sekitar akan lebih menghargai usahanya, sehingga membuatnya tumbuh menjadi individu yang kuat namun tetap bahagia dan merasa dihargai atas perannya yang unik.

Azkia Najwa Azzahra

Biodata Penulis:

Azkia Najwa Azzahra, lahir pada tanggal 20 November 2006 di Temanggung, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.