Puisi: Tanaman Hidupku (Karya Walujati)

Puisi "Tanaman Hidupku" menggambarkan siklus hidup manusia. Dengan fokus pada keindahan, haruman, dan hujan sebagai penyelamat, puisi ini mengajak ...
Tanaman Hidupku

Ba' tanaman kering mendambakan air
Sekonyong tertimpa hujan lebat
dan segar kembali berdiri tegak.

Bertunas, berputik, berpuspa memekar,
Yang jauh berkeliling bau semerbak
Berhiaskan titikan embun gemerlap ...

Demikian, kawan,
Tanaman hidupku, mengering dan layu,
Dibasahi hujan Harapan Suci
dan riang gembira berdiri kembali.

Bertunas, berputik, berpuspa memekar,
Yang jauh berkeliling berwangi sari,
Berhiaskan embun bahagia sejati....

Sumber: Panca Raya (1946)

Analisis Puisi:

Puisi "Tanaman Hidupku" karya Walujati adalah sebuah karya yang mencerminkan kehidupan dengan menggunakan metafora tanaman.

Simbolisme dan Metafora Tanaman: Puisi ini menggambarkan kehidupan manusia sebagai tanaman yang mengalami siklus hidup, dari kering dan layu hingga hidup kembali dengan kehadiran hujan. Tanaman menjadi simbol perjalanan hidup manusia, dengan hujan yang mewakili harapan dan penyegaran. Pemilihan tanaman sebagai metafora memberikan kedalaman pada makna puisi.

Penggambaran Siklus Hidup: Melalui gambaran tanaman, puisi ini merentangkan siklus hidup dari kekeringan menuju kesuburan. Proses bertunas, berputik, dan berpuspa menjadi simbol kebangkitan, pertumbuhan, dan kesejahteraan. Pemilihan kata-kata seperti "berputik" dan "berpuspa memekar" memberikan kesan kehidupan yang penuh makna.

Hubungan dengan Alam dan Kehidupan Manusia: Dengan merujuk pada unsur alam seperti hujan, embun, dan harapan, puisi ini membangun hubungan antara siklus tanaman dengan siklus kehidupan manusia. Pemilihan kata-kata yang berasosiasi dengan alam memberikan kesan keselarasan antara manusia dan alam.

Keindahan dan Keharuman yang Menggambarkan Kehidupan Bermakna: Penekanan pada keindahan dan keharuman yang dihasilkan oleh tanaman mencerminkan kehidupan yang bermakna dan memuaskan. Bahkan, kehidupan yang sempat mengering dan layu dapat kembali memancarkan keindahan dan keharuman ketika disiram oleh hujan harapan.

Pesimisme yang Berujung pada Optimisme: Meskipun awalnya tanaman mengalami kekeringan, pesimisme tersebut berubah menjadi optimisme saat hujan datang. Puisi ini menyiratkan pesan bahwa dalam setiap keadaan sulit, ada harapan dan kesempatan untuk kebangkitan.

Puisi "Tanaman Hidupku" adalah puisi yang memanfaatkan simbolisme dan metafora tanaman untuk menggambarkan siklus hidup manusia. Dengan fokus pada keindahan, haruman, dan hujan sebagai penyelamat, puisi ini mengajak pembaca merenung tentang kebijaksanaan alam dan kemampuan kehidupan untuk bangkit kembali dari keterpurukan.

Walujati
Puisi: Tanaman Hidupku
Karya: Walujati

Biodata Walujati:
  • Walujati lahir pada tanggal 5 Desember 1924 di Sukabumi.
  • Nama sebelum menikah Louise Walujati Hatmoharsoio.
  • Nama setelah menikah Walujati Supangat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.