Puisi: Kota Kota Kota (Karya Kriapur)

Puisi "Kota Kota Kota" bukan hanya sebuah deskripsi fisik tentang kota, tetapi juga sebuah refleksi tentang kehidupan psikologis dan emosional di ...
Kota Kota Kota

Dari kerangka tanah
kerangka darah
ribuan jasad angin terdampar
di kota lapar
pengembara hanya bayang-bayang
'ngambang
kerangka ombak berkejaran di dinding
lalu matahari terguling

Di bawah kuburan
bulan meringkik panjang
ringkikan kerangka kota kota kota
jelaga!

Anak-anak mata darah tak dapat lagi
bermain dengan langit
perempuan-perempuan berjalan
lewat suara yang tak jelas
lalu hilang
di sorga hitam.

Tapi kemerdekaan tanah
untuk siapa?

Dan kota bagai sebuah bola
yang disepaknya sendiri
lalu orang-orang pun kelelahan
merayapi luka
dan tak pulang.
 
Solo, 1981

Analisis Puisi:

Puisi "Kota Kota Kota" karya Kriapur merupakan sebuah karya yang sarat dengan gambaran-gambaran gelap dan puitis tentang kehidupan di dalam kota modern.

Imaji Gelap dan Puitis: Puisi ini membangun suasana yang gelap dan penuh tekanan dengan menggunakan gambaran-gambaran seperti "kerangka tanah", "ribuan jasad angin", dan "kerangka ombak berkejaran di dinding". Penggunaan bahasa yang puitis memberikan kesan mendalam tentang kondisi kota yang keras dan tidak ramah.

Kontras antara Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menyoroti kontras antara kehidupan dan kematian, yang tercermin dalam gambaran "di bawah kuburan, bulan meringkik panjang". Hal ini menciptakan suasana mencekam dan menekankan pada pengalaman yang tidak nyaman dan penuh penderitaan.

Kritik terhadap Kondisi Kota Modern: Penyair mengeksplorasi tema kritik sosial terhadap kondisi kota modern, yang sering kali dipenuhi dengan ketidakpastian, kesepian, dan kehilangan identitas. Kota dianggap sebagai entitas hidup yang memiliki kekuatan untuk menyakiti orang-orang yang tinggal di dalamnya.

Kehilangan Identitas dan Kehampaan: Puisi ini menyoroti kehilangan identitas individu dan rasa kehampaan yang melanda masyarakat perkotaan. Anak-anak tidak dapat lagi bermain dengan langit, dan perempuan-perempuan berjalan melalui suara yang tak jelas, mencerminkan perasaan terasing dan kehilangan di tengah keramaian kota.

Pertanyaan tentang Kemerdekaan dan Tujuan Hidup: Puisi ini mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang makna kemerdekaan dan tujuan hidup. Meskipun ada upaya untuk merayapi luka dan menghadapi tantangan, tetapi orang-orang di kota tampaknya kelelahan dan tidak dapat menemukan jalan pulang, menunjukkan kebingungan dan ketidakpastian yang melingkupi kehidupan kota modern.

Dengan demikian, puisi "Kota Kota Kota" bukan hanya sebuah deskripsi fisik tentang kota, tetapi juga sebuah refleksi tentang kehidupan psikologis dan emosional di dalamnya, serta pertanyaan-pertanyaan yang menggugah tentang makna dan arah hidup manusia di tengah kompleksitas perkotaan.

Puisi: Kota Kota Kota
Puisi: Kota Kota Kota
Karya: Kriapur

Biodata Kriapur:
  • Kriapur (akronim dari Kristianto Agus Purnomo) lahir pada tahun 1959 di Solo.
  • Kriapur meninggal dunia pada tanggal 17 Februari 1987 dalam sebuah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Batang, Pekalongan, Jawa tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.