Puisi: Ini Hujan Nona (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Ini Hujan Nona" karya Ehfrem Vyzty menggambarkan suasana yang penuh emosi dalam setiap tetes hujan yang turun.

Ini Hujan Nona


Hujan akhirnya mendarat juga di penjara ini nona
Hangatnya kenangan menari-nari tanpa tahu permisi di jiwa

Hujan akhirnya menepi juga di sini nona
Meskipun kau tahu sepi paling genting membanting dinding-dinding iman kita tanpa bunyi-bunyi berdenting

Hujan akhirnya menghujam nona
Mataku ikut basah dibuatnya tanpa susah-susah

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Ini Hujan Nona" karya Ehfrem Vyzty menggambarkan suasana yang penuh emosi dalam setiap tetes hujan yang turun. Puisi ini tidak hanya menceritakan perihal hujan secara fisik, tetapi juga memanfaatkan hujan sebagai metafora dari kenangan, perasaan, dan perenungan batin. Melalui rangkaian kata yang sederhana namun penuh makna, Ehfrem Vyzty membawa pembaca ke dalam atmosfer melankolis yang menggugah rasa.

Hujan sebagai Simbol Kenangan

Pada baris pertama, "Hujan akhirnya mendarat juga di penjara ini nona," penulis menghadirkan hujan sebagai simbol dari sesuatu yang akhirnya tiba setelah penantian panjang. Penggunaan kata "penjara" di sini mungkin menggambarkan keterbatasan atau situasi yang terasa terkungkung, baik secara fisik maupun emosional. Kehadiran hujan di penjara ini menggambarkan datangnya kenangan yang menyelinap ke dalam perasaan, memberikan kehangatan namun juga rasa rindu yang menyakitkan. Kenangan ini hadir tanpa permisi, merasuk ke dalam jiwa tanpa bisa dicegah.

Kesepian yang Mencekam

Lalu pada baris, "Hujan akhirnya menepi juga di sini nona / Meskipun kau tahu sepi paling genting membanting dinding-dinding iman kita tanpa bunyi-bunyi berdenting," hujan tidak hanya menepi secara fisik, namun juga membawa serta rasa sepi yang mendalam. Penulis menggambarkan kesepian yang begitu kuat hingga terasa membanting "dinding-dinding iman" tanpa suara. Sepi di sini tampak menjadi sesuatu yang sulit dihadapi, seolah-olah menghancurkan harapan atau kepercayaan, tanpa ada bunyi yang terdengar. Kesepian ini adalah kesunyian yang berat, yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Hujan dan Kesedihan yang Tak Terhindarkan

Pada bagian terakhir, "Hujan akhirnya menghujam nona / Mataku ikut basah dibuatnya tanpa susah-susah," hujan yang turun seakan menjadi katalis bagi emosi sang penulis. Hujan yang menghujam mencerminkan intensitas perasaan yang dirasakan. Kata "mataku ikut basah" menunjukkan bahwa kehadiran hujan membangkitkan perasaan sedih yang menyentuh hingga ke dalam, sehingga air mata mengalir dengan sendirinya. Ini adalah momen ketika perasaan tidak lagi bisa ditahan, dan tangisan menjadi refleksi dari kehadiran hujan yang membasahi jiwa.

Puisi "Ini Hujan Nona" karya Ehfrem Vyzty membawa pembaca dalam perjalanan perasaan yang intim dan penuh emosi. Melalui gambaran hujan, Ehfrem mengajak kita untuk merenungkan kenangan, kesepian, dan kesedihan yang datang bersama dengan derasnya hujan. Hujan menjadi cermin dari perasaan yang terpendam, menggambarkan kehadiran kenangan yang menghangatkan, namun juga menghadirkan kesepian dan tangis. Puisi ini mengajarkan bahwa kadang kala, hujan bukan hanya sekadar fenomena alam, tetapi juga sesuatu yang mampu menghubungkan kita dengan perasaan terdalam yang sulit diungkapkan.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Ini Hujan Nona
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
  • Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.