Puisi: Dendang Sayang (Karya Ramadhan K.H.)

Puisi "Dendang Sayang" karya Ramadhan K.H. menghadirkan gambaran puitis mengenai kehidupan, cinta, dan alam di daerah Priangan.
Dendang Sayang (1)

Di Cikajang ada gunung,
lembah lengang nyobek hati,
bintang pahlawan di dada,
sepi di atas belati;
kembang rampe di kuburan,
selalu jauh kekasih.

Di Cikajang ada kurung,
menahan selangkah kaki,
bebas unggas di udara,
pelita di kampung mati;
fajar pijar, bulan perak,
takut mengungkung di hati.

Di Cikajang hanya burung,
bebas lepas terbang lari,
di bumi bayi turunnya,
besar di bawah mengungsi;
sepi di bumi priangan,
sepi menghadapi mati.

Dendang Sayang (2)

Sejoli ciuman sepanjang malam
di kepanasan tanah priangan.

Mengharap fajar menambah umur.
Siang mengulang kerja,
biar antara kejepitan hati.

Sejoli geletak antara semak,
mengulang takut menghadap maut,
serangga menyusup di lubang-lubang.

Masih tanya apa sampai bulan pagi
bertemu di pelukan paling akhir,
kepastian hanya dalam harap dan berharap.

Sejoli ciuman sepanjang malam
di kedinginan pantai selatan.

Dendang Sayang (3)

Bumi ini dibawa ke alam hijau
dan perang tiada
di atas tali-tali kayu berlubang.

Sumur segala derita,
bersamaan semua berpelukan.

Bumi ini dibawa ke alam hijau
dan perang tiada
di atas hati-hati dara berluka.

Sumur segala sayatan,
penampung tangis bertukaran.

Dendang Sayang (4)

Kemboja putih di senja hari,
Rama-rama hitam jatuh di pangkuan janda muda.
Kemerahan di ufuk barat,
Membawa menyusur dari pantai ke pantai.

"Tengok dataran tanah priangan, Gadisku manis".
Ayah dipaku di lima tempat,
Bunda berlari dari tepi ke tepi,
Tiada menemu teratak lengang.

"Tengok dataran tanah priangan, Gadisku manis".
Dan si dara tiada bisa berkata,
Pacar gugur tiada menemu kuburannya.
Dan si dara hanya bisa meraba,
Membelitkan kalung kenangannya.

Dendang Sayang (5)

Gadis dendang di ladang pisang,
belum tahu manis jantungnya.

Aduhai!

Gadis dendang di matahari,
hanya bisa tahu teriknya.

Aduhai!

Dendang Sayang (6)

Kijang
jadi buruan,
ladang.
kesepian.

(Malam hitam
gemetar. )

Kijang
minta pengurbanan,
tanda
kejantanan.

(Bulan perak
memudar. )

Dendang Sayang (7)

Aku tutup rapat pintu dan jendela
untuk tidak tahu lagi derita
dibawa angin dan cahaya.
Tapi kembang hitam dan awan hitam
terselip selalu di tali rebab menikam.

Dihitung pacar di jari,
di satu musim larat dinanti.
Tapi derita sepanjang cerita,
pacar yang tak bisa dihitung,
larat yang tumbuh sepanjang tahun.

Tangis dan air di kelopak mata,
kalau bukan untuk diriku,
diuntukkan buat pacarku.

Sumber: Priangan Si Jelita (1958)

Analisis Puisi:

Puisi "Dendang Sayang" karya Ramadhan K.H. menghadirkan gambaran puitis mengenai kehidupan, cinta, dan alam di daerah Priangan. Setiap bagian puisi membawa pembaca pada perjalanan emosional dan refleksi mendalam tentang kehidupan.

Dendang Sayang (1): Bagian pertama menggambarkan keindahan dan kesepian di Cikajang, menciptakan suasana alam dan kehidupan masyarakat setempat. Ada sentuhan rasa melankolis dalam hubungan dengan kekasih yang selalu terasa jauh. Metafora seperti "bintang pahlawan di dada" dan "kembang rampe di kuburan" memberikan dimensi emosional dan spiritual pada puisi.

Dendang Sayang (2): Bagian ini memotret romansa sejoli di tanah Priangan. Meskipun mengalami kepanasan dan kedinginan, cinta mereka tetap abadi. Ada elemen kerja keras dan harapan untuk menambah umur yang menciptakan kontras dengan suasana malam dan kematian.

Dendang Sayang (3): Puisi ini membawa pembaca pada pengalaman mendalam mengenai perang dan penderitaan. Metafora seperti "bersamaan semua berpelukan" menunjukkan keinginan untuk persatuan dan perdamaian di tengah-tengah kesulitan. Ada juga citra sumur sebagai lambang kesedihan yang diungkapkan bersama.

Dendang Sayang (4): Bagian ini menciptakan gambaran tentang kehilangan dan pencarian, dengan metafora seperti "Kemboja putih di senja hari" dan "Rama-rama hitam jatuh di pangkuan janda muda." Ada nuansa tragedi dan kerinduan di dalamnya.

Dendang Sayang (5): Puisi ini memperkenalkan gambaran seorang gadis yang belum mengerti tentang kepedihan cinta. Ada sentuhan kepolosan dan keunikan dalam menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang belum mengalami kepahitan cinta.

Dendang Sayang (6): Bagian ini memberikan gambaran mengenai kijang sebagai simbol kejantanan dan kesepian. Ada elemen ritual dan kekuatan alam yang disampaikan melalui metafora seperti "Malam hitam gemetar" dan "Bulan perak memudar."

Dendang Sayang (7): Puisi terakhir menyentuh tema tentang penutupan diri terhadap derita dan kesedihan. Meskipun mencoba menutup diri dari kenyataan, tetapi rasa sakit dan kepedihan tetap hadir. Metafora seperti "kembang hitam dan awan hitam" menciptakan citra gelap yang melibatkan keberadaan penderitaan.

Gaya Bahasa dan Elemen Sastra

  1. Metafora dan Simbolisme: Puisi ini banyak menggunakan metafora dan simbolisme untuk menciptakan citra dan makna yang mendalam. Contohnya adalah penggunaan lambang alam, seperti gunung, bintang, dan bulan.
  2. Ritme dan Musikalitas: Puisi ini mempertahankan ritme dan keseimbangan musikalitas yang mengalun sepanjang bait-baitnya, memberikan pengalaman membaca yang nyaman dan puitis.
  3. Warna Lokal dan Budaya: Penggunaan nama-nama tempat di Priangan dan istilah lokal memberikan warna khas daerah asal penyair, menciptakan atmosfer yang autentik dan meresapi nilai-nilai lokal.

Tema Utama

  1. Alam dan Kehidupan: Puisi ini secara konsisten mengeksplorasi hubungan manusia dengan alam, menciptakan gambaran puitis tentang kehidupan dan keseharian di Priangan.
  2. Cinta dan Kehilangan: Tema cinta dan kehilangan menjadi inti puisi ini, diungkapkan melalui berbagai gambaran alam, manusia, dan hubungan antarmanusia.
Puisi "Dendang Sayang" karya Ramadhan K.H. adalah puisi yang penuh dengan keindahan dan kerumitan makna. Melalui penggunaan bahasa yang puitis, metafora, dan simbolisme, penyair berhasil menyampaikan refleksi mendalam mengenai alam, cinta, dan kehidupan. Setiap bagian puisi memberikan dimensi emosional dan spiritual yang kaya, menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan memikat.

Ramadhan K.H.
Puisi: Dendang Sayang
Karya: Ramadhan K.H.

Biodata Ramadhan K.H.:
  • Ramadhan K.H. (Ramadhan Karta Hadimadja) lahir pada tanggal 16 Maret 1927 di Bandung, Jawa Barat.
  • Ramadhan K.H. meninggal dunia pada tanggal 16 Maret 2006 (pada usia 79 tahun) di Rumah Sakit Cape Town, Afrika Selatan.
  • Ramadhan K.H. adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.