Puisi: Beban (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Beban" karya D. Zawawi Imron mengekspresikan tema beratnya tanggung jawab dan pengalaman hidup melalui gambaran fisik dan emosional yang ...

Beban

di bawah pikulan yang kaku itu
adalah pundakku
sejarah berjalan ke saujana
dengan lagu berduri

sebelum orang sempat bertanya
apa tak sebaiknya
kuminum dulu air ketenteraman
yang membayang pada kaca mata
pengembara buta tak bertongkat itu?


Sumber: Segugus Percakapan Cinta di Bawah Matahari (2017)

Analisis Puisi:

Puisi "Beban" karya D. Zawawi Imron mengekspresikan tema beratnya tanggung jawab dan pengalaman hidup melalui gambaran fisik dan emosional yang mendalam. Dalam puisi ini, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan beban yang dibawa oleh individu, yang dapat diartikan sebagai beban mental, emosional, maupun sejarah yang membentuk identitas seseorang.

Simbolisme dan Konteks

Pada baris pertama, penyair langsung memberikan gambaran yang kuat:

"di bawah pikulan yang kaku itu / adalah pundakku"

Frasa "pikulan yang kaku" mencerminkan beban yang tidak hanya berat, tetapi juga membebani secara emosional. Kata "kaku" mengindikasikan kekakuan dan ketidakmampuan untuk bergerak bebas, menggambarkan rasa tertekan dan tidak nyaman akibat beban yang harus ditanggung.

Lebih lanjut, penyair menyatakan bahwa sejarah berjalan ke saujana:

"sejarah berjalan ke saujana / dengan lagu berduri"

Penggunaan kata "sejarah" di sini menggambarkan pengalaman kolektif yang membentuk individu. "Berjalan ke saujana" dapat diartikan sebagai perjalanan yang panjang dan melelahkan, sedangkan "lagu berduri" mencerminkan rasa sakit dan kesedihan yang menyertai perjalanan tersebut. Ini menunjukkan bahwa setiap langkah yang diambil selalu diiringi oleh kenangan dan luka masa lalu.

Pertanyaan Retoris dan Refleksi Diri

Di bait kedua, penyair menggunakan pertanyaan retoris untuk menggugah pemikiran pembaca:

"sebelum orang sempat bertanya / apa tak sebaiknya"

Pertanyaan ini mengindikasikan keinginan untuk diakui dan dipahami oleh orang lain. Ada rasa keinginan untuk menghindari pertanyaan yang mungkin mengungkit ketidaknyamanan, dan ini menciptakan nuansa reflektif yang dalam.

Penyair kemudian melanjutkan dengan:

"kuminum dulu air ketenteraman / yang membayang pada kaca mata"

Di sini, "air ketenteraman" menjadi simbol harapan dan kedamaian. Penyair mencurahkan keinginan untuk meraih ketenangan, yang tampak hampir tak terjangkau. "Kaca mata" dapat diartikan sebagai cara pandang atau perspektif, di mana "air ketenteraman" membayangi, menunjukkan bahwa meskipun ada harapan, kenyataan tetap dipenuhi dengan keraguan dan kesedihan.

Pengembara Buta dan Pencarian Makna

Penyair menggambarkan sosok "pengembara buta tak bertongkat" sebagai simbol ketidakpastian dan kehilangan arah:

"pengembara buta tak bertongkat itu?"

Penggambaran ini mencerminkan individu yang berjuang melewati hidup tanpa petunjuk yang jelas, seolah-olah mereka tersesat dalam perjalanan. Tanpa "tongkat," yang biasanya menjadi simbol penuntun atau pegangan, sosok ini menghadapi dunia dengan kerentanan yang mendalam.

Puisi "Beban" karya D. Zawawi Imron menciptakan gambaran yang kuat tentang beratnya pengalaman hidup dan tanggung jawab yang dihadapi individu. Melalui simbolisme yang kaya dan pertanyaan retoris yang mendalam, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan beban yang sering kali tidak terlihat tetapi sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Puisi ini merangkum perasaan kesepian, pencarian makna, dan harapan akan ketenangan di tengah kesulitan hidup. Dengan gaya yang sederhana namun puitis, Imron berhasil menyampaikan kompleksitas perasaan manusia dengan cara yang menyentuh hati dan memberikan inspirasi bagi pembaca untuk merenungkan beban yang mereka pikul dalam hidup mereka sendiri.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Beban
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron (biasa disapa Cak Imron) adalah salah satu penyair ternama di Indonesia, ia lahir di desa Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ia sendiri tidak mengetahui dengan pasti tanggal kelahirannya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.