Puisi: Aku Batu (Karya Kriapur)

Puisi "Aku Batu" karya Kriapur menggunakan simbol batu sebagai representasi dari ketenangan, keheningan, dan introspeksi yang dalam.
Aku Batu
Aku jadi batu
Di dasar kali
Sempurna merasakan sepi
Dalam alir manusiawi

Aku menyentuh bahagia, tak ada kabut
Datang berkemelut
Dunia dari duniaku sendiri
Telah sampai di puncak semedi

Solo, 1981

Sumber: Horison (Februari, 1982)

Analisis Puisi:

Puisi "Aku Batu" karya Kriapur adalah sebuah karya yang menggugah refleksi tentang keberadaan dan perasaan dalam kehidupan yang sering kali dipenuhi dengan kebisingan dan kerumitan. Dalam puisi ini, Kriapur menggunakan simbol batu sebagai representasi dari ketenangan, keheningan, dan introspeksi yang dalam.

Struktur dan Tema

Puisi ini terdiri dari dua bait yang masing-masing mengungkapkan pengalaman emosional yang mendalam. Diawali dengan ungkapan "Aku jadi batu di dasar kali," Kriapur memperkenalkan pembaca pada posisi batu yang terletak di dasar sungai. Dalam konteks ini, batu bukan hanya sekadar benda mati; ia menggambarkan keadaan yang statis namun peka. Dengan kalimat "Sempurna merasakan sepi," Kriapur mengisyaratkan bahwa dalam keheningan, batu dapat merasakan kehadiran sepi yang mendalam, menyoroti betapa sepinya eksistensi yang sering kita abaikan.

Manusia dan Aliran Kehidupan

Selanjutnya, Kriapur menyentuh tema manusiawi dengan kalimat "Dalam alir manusiawi." Hal ini menunjukkan bahwa meskipun batu berada di tempat yang terasing, ia tetap terhubung dengan aliran kehidupan manusia. Ada keinginan untuk merasakan kebahagiaan dan kesedihan yang dialami manusia, tetapi dalam bentuk yang lebih sederhana dan tulus.

Puncak Semedi

Bait kedua mengungkapkan kerinduan akan kedamaian yang sejati. Dengan ungkapan "Aku menyentuh bahagia, tak ada kabut," Kriapur menggambarkan pengalaman kebahagiaan yang bebas dari keraguan dan kesedihan. "Datang berkemelut" menandakan kedatangan berbagai perasaan dan pikiran yang mungkin membingungkan. Namun, di balik semua itu, ada momen "puncak semedi" yang menunjukkan pencerahan dan kedamaian batin. Ini adalah refleksi dari perjalanan spiritual yang mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kebahagiaan sejati.

Puisi "Aku Batu" karya Kriapur merupakan karya yang mendalam dan puitis, mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan, kesunyian, dan pencarian kebahagiaan. Melalui penggunaan simbol batu dan elemen alam lainnya, Kriapur berhasil menyampaikan pesan yang kuat tentang ketenangan di tengah keramaian dunia. Dalam keheningan, mungkin kita dapat menemukan kebahagiaan dan kedamaian yang selama ini kita cari.

Puisi: Aku Batu
Puisi: Aku Batu
Karya: Kriapur

Biodata Kriapur:
  • Kriapur (akronim dari Kristianto Agus Purnomo) lahir pada tahun 1959 di Solo.
  • Kriapur meninggal dunia pada tanggal 17 Februari 1987 dalam sebuah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Batang, Pekalongan, Jawa tengah.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Cuaca di Sorga Cuaca di sorga saat ini buruk, katanya kucatat bisik kemarau daun berkelakar dengan hari gugurnya jatuh dari mata bulan yang rapuh. Aku turun men…
  • Kupu-Kupu Kaca Sehabis meninggalkan jejak kemarau lama lalu kupu-kupu menjadi kaca Aku makin mengerti keluh bumi ini Malam menjadi jalan dan mencari pemilik diri J…
  • Kalah diburu sukmaku di sepanjang langit berdarah ringkik kuda dan mega yang lelah angin luka di lembah-lembah katakan cakrawala itu menyiksa…
  • Jalan Dalam tidur terbentang sebuah jalan di luar jendela yang kupandang angin gagal mencapai puncak lalu matahari luruh seperti gerimis. Tak ada yang bisa datang atau …
  • Sajak bagi Negaraku Di tubuh semesta tercinta buku-buku negeriku tersimpan setiap gunung-gunung dan batunya padang-padang dan hutan semua punya suara semua terhampar b…
  • Aku Ingin Menjadi Batu di Dasar Kali Aku ingin menjadi batu di dasar kali Bebas dari pukulan angin dan keruntuhan Sementara biar orang-orang bersibuk diri Dalam desa…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.