Pola tidur pada remaja merupakan aspek yang sangat relevan dan penting terkait kesehatan dan kesejahteraan. Selama masa remaja, terjadi perubahan besar secara biologis dan psikologis, yang selanjutnya mempengaruhi kebiasaan dan pola tidur. Pola tidur yang baik merupakan bagian yang sangat penting dari kesehatan secara keseluruhan, karena selama periode ini remaja berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan yang dinamis. Namun banyak remaja memiliki masalah tidur, salah satunya adalah kebiasaan begadang. Begadang bukan hanya merupakan kebiasaan yang tidak menyenangkan, tetapi juga dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan kemampuan akademis remaja.
Sangat penting untuk mengetahui, bahwa jumlah jam tidur untuk remaja harus lebih tinggi daripada orang dewasa. Seperti yang disarankan oleh National Sleep Foundation, seorang remaja yang berusia 14 hingga 17 tahun membutuhkan sekitar 8 hingga 10 jam per malam. Namun demikian, karena berbagai alasan tekanan akademis, kehidupan sosial, dan kebiasaan begadang banyak remaja yang tidak menganggap serius anjuran tersebut.
Kurang tidur berpotensi memengaruhi banyak aspek kesehatan mereka, mulai dari kegagalan kognitif hingga ketidakstabilan emosi. Masa remaja adalah periode penuh dengan perubahan secara fisik, emosi, dan psikologis. Oleh karena itu, mereka memerlukan tidur yang cukup untuk menopang proses itu. Namun, tak sedikit dari mereka yang mengalami kesulitan untuk tidur dengan baik; begadang pun menjadi salah satu masalah yang paling umum.
Saya sendiri pernah melakukan begadang sampai berhari-hari. Saya melakukan hal tersebut karena adanya tuntutan untuk mengerjakan tugas atau belajar mengenai materi yang harus dipelajari untuk esok hari. Awalnya, terasa berat karena saya harus menahan dan melawan rasa kantuk yang semakin malam semakin terasa, akhirnya saya terpaksa meminum kopi guna menahan rasa kantuk saya. Lama-kelamaan, itu menjadi kebiasaan yang saya lakukan setiap harinya, yang awalnya terpaksa dilakukan karena kebutuhan, lalu menjadi kebiasaan yang buruk terlebih jika saya mengetahui keesokan harinya tidak ada jadwal untuk keluar rumah sehingga saya terpacu untuk begadang.
Begadang membawa banyak dampak yang buruk bagi saya, seperti mengantuk pada kemudian harinya, menjadi lebih mudah lupa, dan lebih sulit untuk fokus. Namun akhirnya, saya menyadari bahwa kebiasaan begadang seperti itu sangat berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental saya, dan saya harus mengubah pola tidur saya meskipun itu sangat sulit untuk dilakukan.
Beberapa cara yang saya ambil sebagai usaha agar tidak begadang yaitu pertama, saya membuat jadwal untuk kegiatan-kegiatan yang akan saya lakukan sehingga saya bisa mengelola waktu yang sekiranya saya butuhkan agar tidak memerlukan waktu untuk begadang. Kemudian, saya tidak menunda-nunda pekerjaan sehingga semua pekerjaan dapat terselesaikan lebih awal. Langkah selanjutnya, saya tidak belajar dengan sistem kebut semalam sehingga tidak mengambil waktu untuk istirahat pada malam hari.
Begadang dapat membawa beberapa dampak negatif, yaitu dapat membuat berat badan kita bertambah. Penelitian mengungkapkan bahwa orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami obesitas dibandingkan dengan orang yang mendapatkan tidur yang cukup setiap hari. Jadi, jika seseorang sering begadang, hal ini bisa menjadi penyebab kenaikan berat badan.
Selain itu, tidur larut malam dapat membuat seseorang terlihat lebih tua dari usianya. Saat kita tidur larut malam, tubuh memproduksi hormon stres yang disebut kortisol. Hormon ini merusak kolagen pada kulit, yang seharusnya menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, kulit menjadi kusam, kering, keriput, dan lingkaran hitam di bawah mata.
Daya ingat yang buruk juga terjadi jika terlalu sering begadang. Saat tidur, otak kita memperbaiki sel-sel di dalamnya, yang penting untuk menjaga fungsi otak. Namun, jika kita kurang tidur, sel-sel otak akan lebih cepat rusak, sehingga kita menjadi lebih mudah lupa dan sulit berkonsentrasi. Hal ini dapat menjadi berbahaya dalam situasi tertentu, seperti saat mengemudi atau bekerja.
Terakhir, begadang dapat melemahkan perlindungan sistem kekebalan tubuh kita. Tidur kurang dari enam jam membuat tubuh kita lebih rentan terhadap infeksi. Bagi para remaja, efek dari tidur larut malam sangat signifikan, karena dapat mempengaruhi prestasi di sekolah. Mereka yang kurang tidur sering kali tidak memahami pelajaran atau mungkin gagal berpartisipasi dalam beberapa kegiatan sekolah. Oleh karena itu, jumlah tidur yang baik diperlukan untuk kesehatan fisik dan mental.
Oleh karena itu, dampak begadang di kalangan remaja sangat besar, terutama dalam hal akademik. Di antara remaja yang tidak pernah menunjukkan minat untuk tidur, umumnya mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dan berpartisipasi dalam beberapa kegiatan. Dalam perspektif ini, oleh karena itu, remaja membutuhkan dukungan untuk menghentikan kebiasaan ini. Dukungan yang diperlukan adalah dukungan dari orang tua, sekolah, komunitas, dan teman. Sebagai contoh, orang tua berperan dalam memberikan jadwal tidur yang tepat, sementara sekolah dan masyarakat menyebarkan informasi mengenai pentingnya tidur yang cukup. Teman-teman juga bisa saling mengingatkan untuk tidak begadang demi kesehatan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa begadang adalah masalah yang cukup umum pada remaja dan dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan kemampuan akademis mereka. Dengan memahami pentingnya tidur yang sehat dan mengatasi masalah begadang secara efektif, remaja dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan kerja sama dan dukungan yang cukup, remaja dapat mencapai pola tidur yang sehat dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Pola tidur yang baik adalah salah satu etika penting yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan remaja. Begadang sendiri bukan hanya kebiasaan yang sangat menjijikkan, tetapi juga memiliki efek yang besar pada kesehatan serta hasil akademis remaja. Memahami pentingnya tidur yang sehat dan mengetahui pemecahan masalah yang efektif dalam begadang akan meningkatkan kualitas hidup remaja.
Menurut saya, begadang yang dilakukan oleh remaja bukanlah masalah yang bisa dianggap remeh. Dampak negatif dari kurang tidur meliputi gangguan fungsi kognitif, kesehatan fisik, dan kesehatan mental, serta hubungan sosial. Dengan kita memahami risiko-risiko ini dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki pola tidur, dengan dapat membantu remaja menjalani masa pertumbuhannya dengan lebih sehat dan produktif.
Biodata Penulis:
Adiba Rossana Ma'rifa, lahir pada tanggal 11 Januari 2006 di Klaten, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta, jurusan Keperawatan.