Perbandingan Aktivisme Sosial dan Dinamika Keluarga Antara Gen Z dan Milenial

Meskipun memiliki perbedaan dalam pendekatan, Gen Z dan Generasi Milenial memiliki kesamaan dalam semangat perubahan. Keduanya percaya bahwa setiap ..

Era digital telah melahirkan dua generasi dengan karakteristik yang unik: Milenial dan Gen Z. Gen Z lahir pada akhir 1990-an hingga awal 2010-an dan Generasi Milenial lahir pada awal 1980-an hingga akhir 1990-an, 2 generasi ini sering kali dianggap sebagai generasi yang paling aktif dalam mendorong perubahan sosial. Mereka adalah dua generasi yang hidup di era digital, yang memiliki peran yang signifikan dalam membentuk perubahan-perubahan yang ada didunia saat ini.

Keduanya juga kerap disebut sebagai generasi yang peduli pada isu-isu sosial. Seperti isu sosial yang terjadi baru-baru ini yang disebut dengan Dinasti Politik. Gen Z dan Generasi milenial sama-sama menyuarakan kepeduliannya terhadap pemerintah. Mereka membawa warna dan cara pandang tersendiri dalam mendorong perubahan sosial.

Keduanya tumbuh dalam konteks dunia yang semakin terhubung secara digital dan dihadapkan pada berbagai tantangan sosial, seperti tekanan ekonomi, ketidakstabilan politik, dan tantangan dalam pendidikan. Namun, apakah cara mereka menyuarakan kepedulian itu sama? Apakah Gen Z, dengan kecanggihan teknologi yang mereka kuasai, akan meneruskan tongkat estafet aktivisme dari Generasi Milenial? Atau justru memilih jalur yang berbeda?

Perbandingan Aktivisme Sosial

Artikel ini akan membandingkan peran Gen Z dan Generasi Milenial dalam mendorong perubahan sosial yang berada disekitar kita.

Aktivisme: Suara Generasi yang Berbeda

Aktivisme merupakan Tindakan yang dapat mendorong perubahan sosial,politik,maupun lingkungan yang dapat menciptakan dampak nyata melalui berbagai cara. Dalam Tindakan Aktivisme banyak perbedaan antara Gen Z dan Generasi Milenial dalam menaungi perubahan-perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita.

1. Platform dan Media Massa

  • Gen Z: Lebih aktif di platform visual seperti Instagram, TikTok, dan Twitter. Mereka menggunakan tagar, meme, dan konten visual atau konten video pendek untuk menarik perhatian dalam penyebaran pesan. Gerakan seperti #FreePalestina, #DinastiPolitik, #WhiteParty, dan #Earth merupakan contoh nyata bagaimana Gen Z berhasil memanfaatkan kekuatan media sosial untuk mendorong perubahan sosial.
  • Milenial: Cenderung menggunakan platform seperti Facebook. Mereka sering mengandalkan blog dan artikel panjang untuk menyampaikan pendapat bagaimana Gen Z berhasil memanfaatkan kekuatan media sosial untuk mendorong perubahan sosial.

2. Isu yang Diangkat

  • Gen Z: Lebih fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan identitas dan keadilan sosial. Mereka sering kali mengangkat isu-isu seperti pelecehan, hukum, isu politik, kesehatan mental, lingkungan, dan kesetaraan gender.
  • Milenial: Mereka juga peduli dengan isu-isu sosial, namun mungkin memiliki fokus yang sedikit berbeda. Mereka mungkin lebih banyak terlibat dalam isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia, kemiskinan, dan demokrasi.

3. Motivasi

  • Gen Z: Termotivasi oleh keinginan untuk menciptakan perubahan yang cepat dan signifikan. Mereka sering kali merasa memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki dunia bagi generasi mendatang.
  • Milenial: Termotivasi oleh keinginan untuk membuat dampak positif dan meninggalkan warisan yang baik. Mereka mungkin lebih fokus pada membangun komunitas dan jaringan yang kuat.

Dinamika Keluarga: Perbedaan Pendapat dalam Keluarga

Setiap keluarga pasti terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dengan anak yang akhirnya keduanya memahami perbedaan pemikiran antara keduanya. Setiap anggota keluarga pasti memiliki perspektif, nilai dan pengalaman yang berbeda-beda, sehingga perbedaan pendapat antara orang tua sebagai Generasi Milenial dan anak sebagai Gen Z adalah bagian alami dari dinamika sebuah keluarga.

1. Penggunaan Teknologi

  • Gen Z: Sangat akrab dengan teknologi sebagai bagian dari kehidupan seperti berbelanja hingga mencari isu-isu terkini. Bahkan sekarang pembelajaran pun banyak dilakukan secara daring atau online.
  • Milenial: Sebagian besar orang tua mungkin khawatir tentang dampak negatif dari penggunaan teknologi berlebihan, seperti kecanduan, cyberbullying, maupun pelanggaran privasi, sehingga tidak sedikit orang tua yang selalu menasihati anaknya dalam bermain media sosial.

2. Pekerjaan dan Keuangan

  • Gen Z: Lebih mencari pekerjaan yang bermakna dan sesuai dengan keinginan mereka, daripada hanya mengejar gaji tinggi. Mungkin lebih tertarik pada pekerjaan yang fleksibel dan memungkinkan mereka untuk bekerja dari mana saja.
  • Milenial: Lebih menekankan stabilitas finansial dan keamanan pekerjaan.

Perbandingan: Persamaan dan Perbedaan

Meskipun memiliki perbedaan dalam pendekatan, Gen Z dan Generasi Milenial memiliki kesamaan dalam semangat perubahan. Keduanya percaya bahwa setiap manusia memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan dan menciptakan dunia yang lebih baik. Namun, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara kedua generasi ini.

Baik Gen Z maupun Generasi Milenial telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendorong perubahan sosial. Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, semangat aktivisme dan kewirausahaan yang mereka bawa adalah benang merah yang menyatukan mereka.

Generasi Z, dengan semangat inovasi dan pemanfaatan teknologi yang luar biasa, telah membawa angin segar dalam dunia aktivisme dan dianamika keluarga. Sementara itu, Generasi Milenial telah meletakkan dasar yang kuat bagi gerakan-gerakan sosial modern.

Kolaborasi antara kedua generasi ini akan sangat penting untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan inklusif. Sebagai individu, kita dapat berkontribusi dengan cara kita masing-masing, baik itu melalui partisipasi dalam gerakan sosial, mendukung bisnis sosial UMKM,atau sekadar menyebarkan kesadaran tentang isu-isu penting melalui media sosial.

Dari perbandingan Gen Z dan Generasi Milenial tersebut kita dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ada dengan komunikasi yang baik dan sikap saling menghormati. Perbedaan pendapat dapat menjadi peluang untuk memperkuat hubungan yang harmonis. Mari kita bersama-sama membangun dunia yang lebih adil dan berkelanjutan tanpa adanya kesetimpangan.

Hanifah Salsa Utami

Biodata Penulis:

Hanifah Salsa Utami, lahir pada tanggal 1 Juni 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswa semester 1 Poltekkes Kemenkes Surakarta, jurusan D4 Keperawatan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.