Peran Media Sosial dalam Upaya Peningkatan Literasi

Adanya penurunan angka buta huruf tentunya berpengaruh pada angka peningkatan literasi. Sudah pernahkah mendengar kata literasi? Apa itu literasi?

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat buta huruf yang tinggi. Tingginya angka buta huruf disebabkan beberapa faktor, salah satunya yakni rendahnya kualitas pendidikan. Gerakan pemberantasan buta huruf mulai dilakukan secara besar-besaran sejak pemerintahan Presiden Soekarno setelah kemerdekaan.

Angka buta aksara di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 angka buta aksara di Indonesia sebesar 6,44%, tahun 2015 angka buta aksara di Indonesia sebesar 4,27%. Pada tahun 2020, angka buta aksara di Indonesia sebesar 3,62%. Di tahun 2022 angka buta aksara di Indonesia untuk penduduk usia 15–59 tahun sebesar 1,50%. Terakhir pada tahun 2023, tercatat angka buta aksara di Indonesia untuk penduduk usia 10 tahun ke atas sebesar 3,18%.

Peran Media Sosial dalam Upaya Peningkatan Literasi

Data survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan angka buta huruf penduduk berumur 10 tahun keatas sebesar 3,18 persen yang merupakan angka terendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Dalam satu dekade terakhir, angka buta huruf di Indonesia secara konsisten menurun. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menargetkan jumlah penduduk buta huruf di Indonesia bisa kurang dari 1 persen pada tahun 2024.

Adanya penurunan angka buta huruf tentunya berpengaruh pada angka peningkatan literasi. Sudah pernahkah mendengar kata literasi? Apa itu literasi? Tentunya kata literasi sudah tidak asing lagi dikalangan pelajar dan mahasiswa.

Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Selain itu, literasi merupakan kemampuan untuk mengakses dan memahami pengetahuan dari berbagai sumber. Kemampuan ini sangat penting dalam era informasi saat ini, kita perlu mencari, memilah, dan memahami informasi yang ditemukan di internet, buku, majalah, dan berbagai media.

Salah satu bentuk literasi yaitu literasi dasar. Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan, dan juga berhitung. Kemampuan literasi harus terus diasah untuk melatih kemampuan berpikir kita. Contohnya bisa dengan menerapkan kegiatan-kegiatan berikut:

  1. Membiasakan diri untuk membaca buku selain buku pelajaran, seperti novel, pengetahuan umum, bahkan artikel-artikel yang memberikan pengetahuan positif di internet.
  2. Menyimak video-video yang memberikan informasi bermanfaat dan menuliskan resume untuk memperluas wawasan.
  3. Membuat jadwal rutin kunjungan ke perpustakaan untuk membaca buku.

Seiring dengan adanya globalisasi, literasi dapat dilakukan melalui media sosial. Media sosial merupakan alat online yang beroperasi melalui internet yang lebih luas, dan media sosial tidak perlu berbasis Web. Media sosial banyak menyediakan akses mudah ke informasi dan sumber belajar dengan mengikuti akun-akun yang terpercaya dan relevan.

Media sosial memiliki potensi besar dalam meningkatkan literasi di masyarakat dan memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan yang lebih luas. Adanya konten-konten pendidikan, tutorial, dan artikel yang disebarkan di media sosial secara tidak langsung dapat membantu meningkatkan literasi di zaman sekarang. Selain itu, pengguna dapat memperoleh informasi terkini tentang berbagai topik. 

Jenis media sosial yang digunakan untuk literasi yaitu Instagram, X, YouTube, TikTok, Facebook, Wattpad, dan masih banyak lagi. Menggunakan Instagram, X, dan Facebook pengguna dapat meningkatkan literasinya dengan membaca informasi atau artikel terbaru. Media sosial tidak hanya memberi informasi dan artikel terbaru saja, namun juga menyediakan karya fiksi di Wattpad. Sedangkan penggunaan TikTok dan YouTube dapat meningkatkan literasi dengan mendengarkan dan menyimak konten-konten pendidikan ataupun yang lainnya.

Referensi:

  • Andrean W. Finaka, dkk, “Terus Turunkan Angka Buta Huruf!”, Indonesia baik, September 2024.

Hanim Zahrotul Wardah

Biodata Penulis:

Hanim Zahrotul Wardah, lahir pada tanggal 21 Agustus 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid, Pekalongan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.