Membaca merupakan proses yang melibatkan aspek fisik dan psikologis, karena selain membutuhkan kemampuan fisik untuk melafalkan kata-kata, juga diperlukan kemampuan psikologis untuk memahami isi bacaan. Dengan membaca, pengetahuan seseorang bisa berkembang lebih luas. Semakin sering membaca, semakin banyak informasi yang didapat. Aktivitas ini dapat memperluas wawasan dan mengubah cara berpikir seseorang. Oleh karena itu, minat baca sebaiknya ditanamkan sejak dini. Sayangnya, pada era digital ini banyak anak lebih memilih menonton video atau bermain game di smartphone, sehingga minat baca mereka menurun.
Menurut data United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Sementara itu, hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022 yang diumumkan pada 5 Desember 2023, Indonesia berada di peringkat 68 dengan skor matematika 379, sains 398, dan membaca 371. Dari hasil data di atas, dapat disimpulkan bahwa minat baca di Indonesia sangatlah rendah.
Rendahnya minat baca di Indonesia, disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu penggunaan smartphone. Faktanya pengguna ponsel pintar (smartphone) di Indonesia diproyeksikan mencapai 194,26 juta pada tahun 2024, jumlah tersebut 4,23 juta (2,23%) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tahun 2023 yang masih 190,03 juta. Peningkatan pengguna tersebut ditunjang oleh beralihnya pemanfaatan ke perangkat pintar yang lebih canggih, seiring dengan akses terhadap internet yang telah lebih merata dan baik di tanah air. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Bukan hanya penggunaan smartphone saja yang menjadi penyebab rendahnya minat baca, faktor lain seperti kurangnya motivasi, sarana dan prasarana yang tidak memadai, peran keluarga yang kurang mendukung, serta kurikulum yang kurang tepat, semuanya menadi penyebab rendahnya minat baca di Indonesia. Bahkan terkadang ketika ada anak yang gemar membaca, anak itu sering dicap sebagai anak yang sok pintar, culun dan berbagai macam hinaan lainnya. Itu juga menjadi penyebab anak menjadi minder atau takut untuk membaca, terutama di tempat umum. Padahal jika kita membaca di tempat umum, selagi tidak mengganggu orang lain dan kita bisa fokus atau konsentrasi dengan bacaan yang kita baca, itu adalah hal yang tidak perlu dipermasalahkan. Sebagai contoh misalnya, saat kita bepergian kemudian di perjalanan kita menyempatkan untuk membaca itu sebenarnya sangat bagus, agar kebiasaan tersebut dapat dinormalisasikan di Indonesia. Melihat dari banyaknya penyebab rendah minat baca, lantas bagaimana mana cara menanggulanginya?
Cara menanggulanginya yaitu bisa dilakukan dengan berbagai cara, yang pertama kita bisa mengubah mindset dengan menganggap bahwa membaca itu adalah hal yang menyenangkan. Karena, jika kita menanamkan untuk mempunyai mindset tersebut, maka kita bisa konsisten menyukai hal-hal yang sebelumnya belum kita kenal. Dengan rasa senang, serumit apapun buku yang kita baca, maka kita akan tetap bisa menikmatinya dan bertahan menyelesaikan serta memahami isi buku sampai selesai. Kita juga harus menyadari bahwa dengan membaca kita akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru yang pastinya menjadikan kemampuan berfikir kita lebih kritis.
Cara yang kedua yaitu kurangi menonton video dan bermain game yang kurang bermanfaat di smartphone. Lebih baik saat ada waktu luang, kita menyempatkan untuk membaca buku walaupun hanya sebentar. Jika tidak ada buku untuk dibaca, di era digital sekarang buku bisa diakses melalui internet. Jadi tidak ada alasan untuk tidak membaca.
Dalam membaca kita juga membutuhkan fokus atau konsentrasi, agar bacaan yang kita baca dapat dipahami dan selalu kita ingat. Fokus atau konsentrasi terdengar mudah namun pada realitanya, itu membutuhkan latihan berulang-ulang. Terutama bagi yang sedang mencoba membiasakan diri membaca dan belajar disiplin membaca. Maka dari itu, kita bisa mengawalinya dengan memilih bacaan yang sesuai dengan minat kita. Dengan memilih tema bacaan yang kita suka, maka akan membuat kita lebih bersemangat dan rajin lagi dalam membaca.
Ada pula pepatah yang berbunyi “Buku adalah jendela dunia dan membaca merupakan kunci untuk membukanya.” Dari pepatah tersebut, dapat digarisbawahi pentingnya membaca. Karena dengan membaca buku, informasi dan pengetahuan kita akan semakin bertambah. Membaca buku tidak harus selalu dengan tema yang berat dan berbobot. Selain menambah ilmu pengetahuan, buku juga akan membuat kita terhibur saat membaca. Sehingga banyak jenis tulisan pada buku yang dapat kita pilih untuk dibaca sesuai dengan minat kita, seperti novel, puisi hingga sains.
Jadikanlah budaya membaca sebagai kebutuhan. Membudayakan membaca buku memang tidak mudah. Butuh tenaga lebih agar budaya membaca buku bisa ditanamkan sejak dini dan dapat dinormalisasikan di Indonesia. Membaca buku merupakan aktivitas yang sangat penting, agar kita tidak dipenuhi dengan kebodohan dan ketidaktahuan. Apa lagi di era digital sekarang ini, membaca buku dapat diakses melalui smartphone. Jadi kita harus lebih bijak dalam pengunaan smartphone agar lebih bermanfaat.
Dengan membaca buku, kita akan mengetahui ilmu dari berbagai penjuru dunia. Buku juga akan membuat kita berwawasan dan memiliki pikiran yang luas. Dengan mengetahui penyebab rendahnya minat baca, solusi serta memahami akan pentingnya membaca buku, diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia terutama di era digital sekarang.
Biodata Penulis:
Irnaini Akna saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.