Labilnya pemikiran sering kali kita alami seiring bertambahnya usia, banyak hal yang bisa kita pilih semakin tidak tahu kita seperti apa ke depannya. Mungkin kalian juga sama merasakannya bagaimana masuk ke dalam dunia yang tidak kita impikan, apalagi masih berpikir seperti apa kita bakal survive ke depannya, tidak yakin dengan masa depan dan masih banyak lainnya. Pemikiran itu akan terus terjadi karena kita kita belum bisa menerima takdir.
Pernyataan yang selalu mengingatkan saya pada pengalaman yang mungkin akan selalu membekas dalam memori saya yang ke depannya mungkin akan berjalan sama, kecuali jika saya ingin menambahkan bulir cerita yang unik dalam kisah hidup saya. Sebagai manusia kita pasti berharap yang terbaik bukan? Dan akan terus berusaha untuk survive dalam kehidupan yang mendatang, tapi itu berlaku untuk dia yang mau berusaha.
Berawal dari keinginan saya untuk melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi dan memulai lembaran baru dalam hidup saya. Hal ini membuat saya sangat bersemangat. Tetapi perjalanan saya baru dimulai, menuju calon sarjana ini saya dihadapkan begitu banyak tragedi yang membuat saya jatuh berkali-kali. Tapi tidak apa semua dibayar lunas oleh pengumuman berwarna hijau itu. Kalian boleh kok sedih karena gagal, saya juga seperti itu, tapi jangan terlalu berlarut ya, itu sama sekali tidak membuat kita untuk maju.
Senang karena diterima setelah sekian kali saya mencoba, tapi di saat bersamaan saya juga sedikit kecewa karena relitanya tak sesuai dengan ekspektasi saya. Pada awalnya saya berpikir "okelah nggak apa-apa yang penting kuliah" pikiran itu ternyata tidak mudah untuk dijalani karena saya masuk di jurusan yang tidak saya pelajari sewaktu Sekolah Menengah. Sengaja karena saya memang sedikit kepo tentang jurusan itu, jurusan yang saya jalani sekarang ini, yang harus effort dalam menjalaninya.
Tetapi pilihan itu membuat saya menghadapi banyak hal, mulai dari beradaptasi, berinteraksi, mengatur waktu, dan sebagainya. Termasuk mengenal program studi ini juga. Ragu, memang itu yang saya rasakan, tapi saya yakin saya bisa walaupun itu cukup sulit bagi saya. Saya akan terus mencoba dan mencoba karena saya masih tetap teguh jika kita menyerah kita tidak bisa melihat kesuksesan kita.
Keyakinan saya membuat saya bersinergi untuk menjalani kehidupan perkuliahan saya yang beraneka ragam rasanya. Walaupun jalan ini tidak ada dalam list perjalanan hidup saya dan juga bukan tujuan saya. Tapi semua sudah diukir indah oleh Tuhan Yang Maha Penyayang. Tidak mungkin Tuhan memberikan sesuatu yang buruk kepada hamba-Nya yang sangat Ia cintai. Jadi jika ini sudah jalannya, maka saya akan berusaha untuk terus berkembang dan menjalaninya dengan senang hati, karena saya percaya kemudahan berasal dari hari yang berlapang dada.
Menjadi sarjana dengan gelar S.Pd. juga tidak seburuk apa yang sebagian orang pandang, bukan? Saya sangat tidak setuju dengan kata "kuliah di pendidikan endingnya pasti jadi guru," padahal tidak semua berakhir sama, kan, ya? Memang, menjadi tenaga pendidik itu pasti ada karena kita belajar tentang pendidikan, tapi kita juga bisa kok menjadi wirausahawan, dan peneliti, tergantung kita yang menjalankan ke mana arah kapal kita berlayar menuju ke dermaga yang dituju. Nyatanya banyak mahasiswa dengan gelar S.Pd. itu mencetak banyak orang yang berhasil dalam berbagai bidang. Jadi, kita bisa menggapai mimpi kita tanpa dibatasi dengan gelar yang kita peroleh.
Biodata Penulis:
Ariska Ikawati Nurjanah, lahir pada tanggal 9 Mei 2006 di Klaten, saat ini aktif sebagai mahasiswa di perguruan tinggi negeri Universitas Sebelas Maret, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, program studi Pendidikan Kimia.