Penerapan Kurikulum Merdeka Menjadi Harapan Baru atau Tantangan Baru bagi Peserta Didik?

Kurikulum Merdeka adalah tonggak baru dalam pendidikan yang menandai pergeseran menuju model pembelajaran yang lebih relevan dan inovatif.

Kurikulum merupakan rencana dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum memiliki peran yang besar dalam menentukan kemajuan pendidikan. Namun, saat ini kurikulum pembelajaran sudah menggunakan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah tonggak baru dalam pendidikan yang menandai pergeseran menuju model pembelajaran yang lebih relevan dan inovatif. Kurikulum ini dirancang untuk mendorong kreativitas, inovasi, dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Kurikulum Merdeka ini menggunakan basis teknologi dan proyek untuk meningkatkan keterampilan serta mempersiapkan peserta didik menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas untuk menghadapi beragam tantangan zaman sekarang dan masa depan.

Penerapan Kurikulum Merdeka Menjadi Harapan Baru

Dengan munculnya Kurikulum Merdeka ini memberikan otonomi kepada guru dalam merancang pembelajaran yang lebih menarik dan relevan yang lebih besar dalam proses pembelajaran. Tetapi, kurikulum merdeka memiliki banyak harapan baru dan tantangan baru yang harus dihadapi. Seperti halnya, ada sekelompok orang yang menganggap bahwa kurikulum merdeka ini mempermudah, tetapi banyak juga yang menganggapnya mempersulit.

Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka ini berbasis pada proyek dan studi kasus. Peserta didik mempelajari isu-isu yang ada di lingkungannya, kemudian membuat proyek untuk bisa memberikan solusi atau isu-isu tersebut. Ini membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Peserta didik bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Berikut beberapa penerapan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka:

  • Sekolah bisa memilih materi yang relevan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik.
  • Peserta didik terlibat dalam proyek yang mendukung pengembangan profil pelajar yang mencerminkan nilai Pancasila atau yang biasa disebut P5.
  • Menggunakan berbagai metode penilaian, bukan hanya ujian tertulis.
  • Mendorong kolaborasi antar guru dalam pengembangan materi dan metode pengajaran.
  • Memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
  • Mendorong penggunaan sumber belajar digital dan platform online.
  • Fokus pada pengembangan nilai-nilai seperti gotong royong, kejujuran, dan disiplin.

Berbagai harapan setelah diterapkannya Kurikulum Merdeka antara lain:

  • Menghasilkan proses pembelajaran yang lebih menarik dan relevan bagi peserta didik, sehingga meningkatkan motivasi dan minat belajar. 
  • Mendorong peserta didik untuk memiliki nilai-nilai Pancasila dan karakter yang baik.
  • Memberikan ruang bagi sekolah dan guru untuk berinovasi dalam metode pengajaran dan pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal.
  • Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga mereka menjadi lebih aktif dan bertanggung jawab terhadap pendidikan mereka sendiri.
  • Memfokuskan pada pengembangan keterampilan kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, yang sangat penting untuk menghadapi tantangan di era modern.
  • Meningkatkan kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih suportif.
  • Mengedepankan sistem penilaian yang lebih beragam dari holistik, yang tidak hanya menilai kemampuan akademis, tetapi juga aspek sosial dan emosional peserta didik.

Selain banyaknya harapan, Kurikulum Merdeka ini juga harus menghadapi tantangan antara lain:

  • Sosialisasi yang kurang efektif dapat menghambat penerimaan dan pelaksanaan kurikulum.
  • Keterbatasan dalam pengembangan profesional guru dapat mengurangi efektivitas kurikulum.
  • Keterbatasan sumber daya, baik dari segi materi ajar, fasilitas, maupun teknologi terutama di daerah terpencil.
  • Proses transisi dari kurikulum sebelumnya ke Kurikulum Merdeka memerlukan waktu dan usaha.
  • Memerlukan sistem evaluasi yang efektif untuk memantau dan mengevaluasi penerapan kurikulum secara berkelanjutan.

Penerapan Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan relevan bagi peserta didik. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan berfokus pada pengembangan karakter serta keterampilan, diharapkan dapat melahirkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

Saran untuk bisa mengembangkan Kurikulum Merdeka ini bisa dengan mensosialisasikan kurikulum kepada semua pemangku kepentingan seperti guru, peserta didik, dan orang tua. Edukasi tentang manfaat dan tujuan kurikulum dapat membantu mengurangi resistensi terhadap perubahan. Sharing dengan sesama pendidik untuk memaksimalkan penerapan pembelajaran.

Biodata Penulis:

Anggun Setiani saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.