Kasus pencabulan pada siswa akhir-akhir ini banyak terjadi. Hal tersebut menjadi perhatian serius di masyarakat, khususnya para orang tua. Banyak faktor yang memicu kejadian ini, di antaranya: penyalahgunaan kekuasaan, kurangnya pengawasan dan kasih sayang dari lingkungan keluarga.
Kita ambil saja contoh pada siswi di Gorontalo, anak tersebut tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dikarenakan, ia adalah seorang yatim piatu. Serta guru yang melakukan hal tersebut menganggap bahwa ia memiliki kekuasaan.
Kurangnya kasih sayang dari orang tua dan lingkungan dapat menyebabkan masalah pada psikologi anak. Dimana anak akan mencari kasih sayang pada orang lain. Contohnya saja ia akan menganggap guru adalah orang tuanya supaya ia merasakan kasih sayang seperti temannya.
Kasih sayang dari orang tua adalah dorongan, perhatian yang baik dan komunikasi yang terbuka. Hal ini membangun ikatan yang kuat, memberikan rasa aman dan mendorong perkembangan serta sosial anak. Seorang yang berasal dari keluarga yang memberikan kasih sayang cukup tidak akan mencari kasih sayang pada orang lain.
Ketika anak tersebut adalah anak yatim piatu, anak tersebut masih dapat menerima kasih sayang dari keluarga sekitar misalnya: nenek, kakek, paman, bibi dan lain sebagainya. Mereka masih ada ikatan darah dengan si anak tersebut. Misal si anak tersebut masih tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga sekitarnya, menurut saya dia lebih baik tinggal di pondok pesantren.
Ketika si anak tinggal di pondok pesantren, anak tersebut akan mendapatkan kasih sayang dari teman sebayanya, ustadzahnya dan lain sebagainya. Selain itu si anak juga dapat mempelajari dan mendalami ilmu agama.
Mempelajari ilmu agama akan membuat si anak menjadi paham tentang nilai-nilai agama, sehingga ia lebih mampu mengenali dan menghindari perilaku negatif atau penyimpangan. Selain itu juga mempelajari ilmu agama akan membuat si anak siap menghadapi berbagai tantangan dan tekanan di lingkungan sekitar.
Harapan saya setelah belajar ilmu agama anak dapat berhati-hati dan menolak terhadap ajakan untuk berbuat hal-hal negatif atau penyimpangan. Serta si anak lebih berani bicara kepada banyak orang jika ada seseorang yang mengajak pada hal negatif atau penyimpangan. Sehingga saya berharap kasus pencabulan pada perempuan dan anak di Indonesia berkurang bahkan tidak ada.
Biodata Penulis:
Nihayatus Sa'adah lahir pada tanggal 28 Desember 2005 di Pekalongan.