Pashmina Kaos: Kesenjangan Antara Mode dan Kekeliruan Gaya

Penggunaan pashmina kaos akhir-akhir ini dicap sebagai pengguna jilbab abal-abal. Karena lebih banyaknya pengguna yang tidak menggunakan secara ...

Penggunaan pashmina kaos telah menjadi gaya yang tak terbantahkan dalam dunia fashion wanita. Diproduksi dari bahan kaos yang lentur dan mudah dibentuk memungkinkan pashmina ini dipakai dalam kegiatan sehari-hari dengan berbagai model. Pashmina kaos memberikan kesejukan dan kenyamanan karena ringan dan lembut. Walaupun simple, pashmina kaos tetap dapat meningkatkan penampilan dengan sentuhan santai yang elegan. Warna-warna yang variatif menjadi daya tarik penggunaan pashmina kaos. Pilihan warna ini memungkinkan wanita untuk menyesuaikan pashmina dengan gaya dan mood mereka. pashmina kaos cocok saja digunakan dalam berbagai acara. Baik itu acara formal seperti seminar, maupun non formal ketika nongki bersama teman.

Kebiasaan remaja cewek yang selalu terburu-buru setiap dandan ataupun ingin keluar rumah menjadi alasan pemanfaatan kemudahan dalam penggunaan pashmina kaos. Begitupun dengan saya, kebiasaan yang tidak pernah bisa hilang itu menjadikan saya lebih sering memakai pashmina kaos. Baik itu ketika berangkat kampus, atau bahkan hanya ingin keluar mencari makan.

Hanya dengan menyampirkan pashmina kesamping pundak sudah membantu menunaikan kewajiban kita untuk menutup aurat bagi seorang perempuan muslim. Meskipun hanya begitu, pashmina tersebut sudah memberikan perpaduan antara kenyamanan kaos dan kemewahan pashmina. Hal itu dapat meningkatkan kepercayaaan diri kita ketika bertemu dengan orang banyak. Tanpa harus merasakan keribetan dan kegerahan dalam acara yang kita laksanakan.

Pashmina Kaos

Namun, sayangnya beberapa orang memanfaatkan kemudahan ini dengan salah. Banyak orang di antaranya memakainya tanpa menggunakan jarum atau peniti. Sehingga, leher, yang adalah termasuk aurat perempuan, terlihat. Padahal jarum atau peniti dibutuhkan untuk membantu menyatukan kedua sisi hijab. Agar dapat digunakan dengan baik dan menutup aurat sesuai dengan fungsinya. 

Memang menggunakan pashmina kaos dengan membiarkan leher terlihat bisa menciptakan tampilan yang modern. Walaupun terlihat kurang sopan dan berantakan pada acara formal, model ini bisa menjadi pilihan yang bagus untuk acara kasual. Tetapi tetap saja tidak dibenarkan karena menentang aturan norma keagamaan dan norma kesopanan. Hal ini dapat memberikan kesan negatif bagi para pengguna pashmina kaos. Termasuk pengguna yang sudah memakai dengan baik dan benar. 

Penggunaan pashmina kaos akhir-akhir ini dicap sebagai pengguna jilbab abal-abal. Karena lebih banyaknya pengguna yang tidak menggunakan secara baik dan benar. Bahkan, sebagian orang harus menggantinya karena perspektif dari orang lain bahwa pashmina kaos bukanlah trend hijab yang boleh diikuti. Kesan tersebut tentu saja mengganggu bagi pengguna yang benar. Karena sudah terlanjur nyamannya dengan memakai pashmina bahan kaos tersebut.

Hal ini dibuktikan pada saat acara maulid nabi ketika saya masih di bangku SMA. Acara ini mengharuskan muridnya menggunakan baju muslim bebas ke skolah selama satu minggu. Karena hijab pashmina kaos memang lagi trending baru-baru ini, banyak siswi yang memakainya. Beberapa di antaranya memakai dengan tidak benar. Kejadian tersebut mencuri perhatian banyak guru di sekolah. Sehingga menyebabkan perspektif yang negatif bagi mereka dan tidak diperbolehkan lagi memakai di hari berikutnya ataupun saat di lingkungan sekolah. Karena dianggap hanya memakai hijab sebagai suatu gaya tidak sesuai fungsinya.

Dengan demikian, pengguna pashmina kaos yang masih belum benar disarankan untuk memperbaiki dalam memakai pashmina kaos. Karena hal itu sangat merugikan bagi pengguna yang benar. Meskipun tidak harus menggunakan peniti atau jarum, tetapi sebaiknya bagian aurat perempuan tidak terlihat. Banyak model yang disarankan yang dapat diterapkan dalam penggunaan pashmina kaos tanpa menggunakan peniti atau jarum.

Biodata Penulis:

Wakhida Septia Budiyani, lahir pada tanggal 4 September 2005 di Ponorogo, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS).

© Sepenuhnya. All rights reserved.