Zaman kini sudah berubah, kebiasaan sehari-hari pun ikut berubah. Dulu, remaja identik dengan buku novel tebal yang menghiasi meja belajar mereka dan rak-rak buku dipenuhi dengan novel berbagai genre. Namun, kini remaja lebih memilih platform TikTok, layar smartphone mereka dipenuhi dengan video-video pendek TikTok. Pergeseran ini menimbulkan pertanyaan tentang perubahan membaca itu sendiri dan dampaknya pada pikiran muda.
Dahulu remaja identik dengan hidung mereka yang terbenam di novel. Dari kisah klasik tentang masa muda hingga epik fantasi, buku-buku menyediakan portal ke dunia yang berbeda, memupuk imajinasi dan empati. Namun, munculnya media sosial, terutama TikTok, telah membawa perubahan besar dalam kebiasaan membaca. Maraknya platform media sosial seperti TikTok telah mengubah cara kaum muda menghabiskan waktu luang mereka.
Di era digital yang serba cepat ini, remaja memiliki akses yang tak terbatas terhadap berbagai bentuk hiburan. Salah satu pertarungan sengit dalam merebut perhatian mereka adalah antara novel, media yang telah ada sejak lama, dan alternatif universe di TikTok, fenomena baru yang sedang naik daun. Mana yang lebih unggul dalam memikat hati generasi muda?
Novel, dengan kekuatan kata-katanya yang mampu membangkitkan imajinasi, telah menemani manusia selama berabad-abad. Melalui halaman demi halaman, pembaca diajak menyelami dunia yang berbeda, mengenal karakter yang kompleks, dan merasakan emosi yang mendalam. Di sisi lain, alternatif universe di TikTok menawarkan pengalaman yang lebih interaktif dan visual. Dengan konsep dunia paralel yang tak terbatas, pengguna dapat menciptakan dan berbagi cerita-cerita kreatif secara instan.
Novel
Membaca novel memungkinkan remaja untuk membayangkan dunia dan karakter yang diceritakan. Mereka dapat merasakan emosi yang kompleks, menjelajahi berbagai perspektif, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Novel kaya akan bahasa dan gaya penulisan yang beragam. Dengan membaca, remaja dapat memperluas kosakata dan meningkatkan pemahaman bahasa.
Membaca novel juga membutuhkan konsentrasi dan fokus yang tinggi. Remaja dilatih untuk fokus pada satu hal dalam jangka waktu yang cukup lama, yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan belajar dan berkonsentrasi.
AU TikTok
Pesona Alternative Universe (AU) di TikTok terletak pada kemampuannya untuk menghadirkan dunia imajinatif dan memikat bagi para pengguna. AU TikTok menawarkan pelarian dari realitas sehari-hari dengan menghadirkan cerita dan dunia yang berbeda. Pengguna dapat menjelajahi berbagai kemungkinan, seperti apa jadinya jika karakter favorit mereka berada dalam situasi yang berbeda atau jika sejarah berjalan dengan cara yang berbeda.
AU TikTok mendorong kreativitas dan imajinasi pengguna. Mereka dapat menciptakan cerita, karakter, dan dunia baru yang unik dan menarik.
AU TikTok sering kali melibatkan cerita yang menyentuh hati, lucu, atau menegangkan. Hal ini memungkinkan pengguna untuk terhubung secara emosional dengan cerita dan karakter yang disajikan. AU TikTok menciptakan komunitas yang kuat di sekitar cerita dan karakter tertentu. Pengguna dapat berbagi ide, dan teori, serta terhubung dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. AU TikTok menawarkan hiburan yang ringan dan menyenangkan. Pengguna dapat menikmati cerita yang menarik, humor, dan kreasi visual yang menarik.
Meskipun keduanya menawarkan hiburan dan manfaat, jelas terlihat bahwa TikTok menawarkan kepuasan instan dan interaksi sosial yang lebih mudah dibandingkan dengan membaca novel. Novel membutuhkan waktu dan usaha untuk dinikmati, sedangkan AU TikTok dapat diakses dengan mudah kapan saja dan di mana saja.
Jadi, siapa yang memenangkan hati para remaja? Jawabannya tidak sederhana. Sementara novel menawarkan pengalaman yang kaya dan mendalam, AU TikTok menyediakan cerita dengan bentuk cepat, ringkas dan mudah diakses. Para remaja tertarik pada kepuasan instan TikTok, dengan pasokan konten yang lucu, relevan, dan menghibur yang tak ada habisnya. Namun, novel menawarkan kedalaman dan kompleksitas yang tidak dapat ditandingi TikTok.
Pada akhirnya, ini bukan soal siapa yang menang, melainkan bagaimana remaja memilih untuk menghabiskan waktu mereka. Baik novel maupun TikTok memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sementara TikTok mungkin menjadi platform pilihan untuk hiburan cepat, novel menawarkan pengalaman yang lebih substansial dan bermakna.
Mungkin pemenang sebenarnya adalah remaja yang dapat menghargai dan menikmati kedua bentuk hiburan tersebut. Kuncinya terletak pada menemukan keseimbangan. Mendorong remaja untuk menjelajahi kedua bentuk membaca dapat memupuk pemahaman yang komprehensif tentang dunia dan membekali mereka dengan keterampilan. Pada akhirnya, tujuannya adalah untuk menumbuhkan generasi pembaca yang terlibat dan terangsang secara intelektual, terlepas dari media yang mereka pilih.
Pergeseran minat baca remaja dari novel ke TikTok merupakan fenomena yang menarik. Meskipun TikTok memiliki kelebihan dalam hal aksesibilitas dan interaksi sosial, membaca novel tetap memiliki nilai penting dalam membangun imajinasi, meningkatkan kosakata, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami perubahan ini dan mendorong remaja untuk tetap mengakses berbagai bentuk literasi, baik melalui buku maupun media digital.
Biodata Penulis:
Aulia Nuriil Absari punya hobi membaca novel dan cita-citanya ingin membuat karya, lalu diterbitkan menjadi sebuah novel.