Motif di Balik Asmara Terlarang: Antara Ketua OSIS dan Guru Bahasa Indonesia di Gorontalo

Guru dan siswa ini sering melakukan hubungan seksual tanpa sepengetahuan istri sah dari sang pelaku. Perbuatan tersebut mereka lakukan di sekolah.

Seorang guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gorontalo terlibat asmara terlarang dengan salah satu siswanya. Guru yang diduga dalam kasus ini adalah seorang guru Bahasa Indonesia di Man 1 Gorontalo. Sementara itu siswi yang turut terlibat juga merupakan siswi di Man 1 Gorontalo yang sedang duduk di bangku kelas 11. Ia merupakan salah satu murid yang aktif di sekolah. Ia menjabat sebagai ketua OSIS dan banyak prestasi yang ia raih, salah satunya yaitu pernah memenangi lomba Fotografi ajang Festival dan lomba Seni Siswa Nasional tingkat kabupaten Gorontalo pada tahun 2023. Selain itu ia juga pernah mengikuti pemilihan Duta GenRe.

Motif pelaku melakukan aksi ini sebab latar belakang korban yang sudah tidak memiliki kedua orang tua dan dikenal dengan pribadi yang ceria di sekolah. Sehingga pelaku dapat mudah dalam melakukan aksinya.

Motif di Balik Asmara Terlarang

Guru dan siswa ini sering melakukan hubungan seksual tanpa sepengetahuan istri sah dari sang pelaku. Perbuatan tersebut mereka lakukan di sekolah. Awalnya pelaku hanya mendekati korban hingga membuat korban merasa nyaman. Pada akhirnya siswa tersebut mau untuk melakukan perbuatan tersebut.

Ternyata laporan mengenai hubungan ini sudah pernah masuk ke pihak berwenang pada tahun 2023. Namun, tindakan serius baru diambil setelah video tersebut viral pada Agustus 2024. Pihak sekolah mengakui bahwa laporan tersebut sempat terabaikan hingga akhirnya kasus ini mencuat ke permukaan. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata korban merupakan anak yatim piatu. Hal itulah yang dijadikan motif awal pelaku untuk melakukan asmara terlarang ini. Ketika keduanya melakukan aksi tersebut, pelaku beranggapan bahwa pihak keluarga korban tidak akan ada yang mengetahuinya. Oleh karena itu mereka sudah melakukan hubungan ini sejak lama.

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam dunia anak, khususnya dalam hal pengawasan. Selain itu, orang tua juga merupakan tempat anak untuk bercerita dan berkeluh kesah. Sudah kewajiban orang tua untuk memberikan feedback yang baik ketika anak bercerita. Dengan diberikannya feedback yang baik, sang anak akan merasa diperhatikan sehingga ia merasa nyaman dan aman ketika sedang bersama orang tua.

Berbeda dengan orang tua yang kurang memperhatikan anaknya. Mereka cenderung menghabiskan waktu untuk kepentingan lain. Hal ini akan menjadikan anak kehilangan seorang figur orang tua sebagai pendidik dan pengawas. Sehingga hal ini akan memengaruhi tingkah laku dan kepribadian si anak. Seperti dalam kasus ini, awalnya korban hanya dipaksa, hingga akhirnya ia merasa nyaman dan ketagihan dalam melakukannya. Kurangnya kasih sayang orang tua juga menjadi faktor penting bagi korban. Sehingga ia mencari sesuatu yang lain dan dapat memberi kenyamanan baginya.

Dengan adanya kasus tersebut, pihak sekolah harus lebih memantau guru pengajar dan para siswa. Mereka harus lebih mengetahui dan memahami peran mereka dalam dunia sekolah. Pihak keluarga juga harus lebih memberi perhatian besar terhadap dunia dan perkembangan anak. Dengan kejadian ini tentunya korban mengalami rasa trauma. Oleh karena itu berikan edukasi yang baik dan dukung ia menjadi siswa yang lebih berprestasi.

Penulis: Rahma Nafalina Azzahra

© Sepenuhnya. All rights reserved.