Ruang kalbu adalah tempat perasaan terdalam dan emosi kita bersemayam, menjadi saksi bisu dari setiap pengalaman yang kita jalani. Ruang ini berfungsi sebagai ruang refleksi, kita belajar untuk memahami makna cinta sejati. Ruang kalbu mengajarkan kita bahwa cinta bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga tindakan dan komitmen yang menguatkan hubungan yang kita bina. Cinta sejati sering kali dianggap sebagai perjalanan yang penuh misteri dan keajaiban. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, saat kita tidak mencarinya, cinta sejati dapat muncul dengan sendirinya, membawa kebahagiaan yang tak terduga.
Lebih dari 2 tahun saya berjalan-jalan menelusuri ruangan dengan hati gembira tanpa berpikir akan ada sesuatu yang menghambat penelusuran saya. Senang rasanya dikelilingi orang-orang yang sangat mencintai saya, saya merasakan hangatnya sebuah cinta dalam ruang kalbu. Saya masih ingat saat pertama kali melihatnya, sosok yang pendiam dan jarang berbicara. Di antara sekian banyak orang, entah mengapa saya langsung merasa tertarik kepadanya. Rasa penasaran itu membangkitkan semangat saya untuk mendekatinya, mencari cara agar bisa menarik perhatiannya. Saya memberi berbagai sinyal, berharap dia bisa merasakan ketertarikan itu. Ternyata, seiring waktu, usaha itu tidak sia-sia. Meskipun dia masih terkesan misterius, ada momen-momen kecil senyumnya menyiratkan bahwa dia mulai membuka diri. Setiap interaksi menjadi lebih berarti, dan saya semakin yakin bahwa di balik ketenangannya, terdapat keindahan yang layak untuk dijelajahi.
Tiga bulan tepat setelah saya mengenalnya, meskipun bukan waktu yang lama, kami sudah merasakan kenyamanan yang mendalam satu sama lain. Saya ingat betul saat itu, ketika salah satu fotonya menjadi perhatian. Di tengah tren memamerkan foto pasangan, dia dengan penuh percaya diri mempersilakan saya untuk ikut serta. Dengan senang hati, saya mengunggah fotonya di cerita saya, merasa bangga bisa menunjukkan hubungan kami kepada dunia. Momen itu terasa istimewa, seolah-olah kami telah menciptakan dunia kecil kami sendiri, cinta dan kebahagiaan saling berpadu. Setiap detik yang kami habiskan bersama semakin menguatkan rasa percaya diri dan kedekatan di antara kami.
Hari-hari yang saya jalani kini dipenuhi kebahagiaan yang tak terlukiskan. Entah mengapa, saya merasa lebih bahagia dari sebelumnya. Dia memperlakukan saya seperti ratu di kerajaan, dengan segala penghormatan dan cinta yang tiada henti. Kini, satu tahun telah berlalu, dan perasaan itu tak pernah pudar sedikit pun. Saya merasa hubungan ini adalah impian yang menjadi kenyataan, sesuatu yang diidamkan banyak orang. Ternyata, saya tidak hanya mendapatkan hatinya, tetapi juga kasih sayang dari ibunya. Sungguh, saya sangat bersyukur. Tak terbayang bagaimana seorang ibu bisa menerima dan menyayangi saya, meski saya bukan siapa-siapa baginya. Saya merasakan kehangatan yang luar biasa, dipeluk oleh dua orang yang begitu baik dan tulus kepada saya.
Mendapatkan kasih sayang dari ibunya sudah lebih dari cukup, tetapi ternyata Allah memberikan saya kenikmatan yang lebih. Kakak, Pakde, Bude, dan seluruh keluarga besarnya juga menerima saya dengan hangat. Bahkan, saya diajak mudik ke kampungnya, dikenalkan sebagai calon pendampingnya, dan itu menjadi momen yang tak terlupakan. Sungguh, saya sangat bersyukur atas semua anugerah yang Engkau berikan, ya Allah. Setiap kasih sayang ini membuat hati saya dipenuhi rasa syukur yang mendalam. Akhirnya, saya menyadari bahwa cinta sejati itu benar-benar ada. Ada saatnya kita akan dipertemukan dengan orang yang tepat, yang menerima kita dengan sepenuh hati. Keyakinan ini menguatkan saya, karena cinta yang tulus akan selalu menemukan jalannya.
Biodata Penulis:
Shalika Putri Madania lahir pada tanggal 14 Februari 2006 di Surakarta.