Tiba-tiba kehidupan yang telah dikenal dan nyaman harus digantikan dengan rutinitas baru dan lingkungan yang sepenuhnya asing. Itu adalah realita yang harus dihadapi olehku, seorang mahasiswa tahun pertama yang baru saja mulai memasuki dunia perkuliahan di luar kota.
Sebenarnya rumahku tidak terlalu jauh, hanya sekitar satu jam lebih sedikit dari kampus jika perjalanan menggunakan motor dengan kecepatan 60km/jam, namun aku memilih untuk tinggal di kos saja. Bukan tanpa alasan, aku belum lancar naik motor di jalan raya jadi sangat rawan jika harus dilaju dari rumah ke kampus. Belum lagi kalau ada perubahan jam matkul dadakan, anak laju pasti tau lah ya rasanya.
Hari pertama tinggal di kos rasanya campur aduk. Ada perasaan senang karena memulai lingkungan hidup yang baru, tetapi ada sedihnya juga karena jauh dari orang-orang yang disayang. Biasanya kalau di rumah makan tinggal makan, sekarang harus mikir “makan apalagi ya abis ini’’.
Keputusan untuk tinggal di kos, walaupun rumahku tidak terlalu jauh, tentunya menjadi tantangan baru bagiku. Tak jarang juga kalau lagi capek banget bawaannya pengen nangis mulu, kalau kata anak muda zaman sekarang sih homesick atau perasaan rindu terhadap rumah.
Walaupun kelihatannya perasaan ini adalah hal yang sepele, dampaknya justru lebih terasa terutama dalam perubahan emosional. Mari kita lihat beberapa alasan, kenapa sih homesick bisa terjadi pada seseorang dan bagaimana cara menghadapinya?
1. Perubahan Lingkungan Secara Drastis
Homesick atau rasa rindu terhadap rumah seringkali menjadi tantangan besar bagi mahasiswa tahun pertama, terutama karena perubahan lingkungan dan rasa kesepian yang dialami. Perubahan drastis dari suasana hangat di rumah ke lingkungan kost yang sepi dan asing jelas terasa berbeda. Biasanya di rumah
2. Tuntutan Akademis
Tahun pertama kuliah tentunya membawa banyak tekanan baik secara akademis maupun sosial. Beban akademis tentunya lebih berat, kita dituntut untuk selalu berprestasi, serta beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berbeda pada saat SMA.
3. Susah Bersosialisasi
Mahasiswa harus beradaptasi dengan orang-orang baru, apalagi terkadang melihat teman-teman SMA yang masih bisa berkumpul karena satu kampus sedangkan kita terpental jauh di kampus yang berbeda tanpa ada satu pun teman yang kita kenal membuat perasaan terasingkan semakin kuat. Proses membangun hubungan sosial dari awal tentu membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sebentar. Meskipun sudah berusaha menyesuaikan diri, rasa sedih sering kali muncul. Semua ini membuat aku berpikir “Oh ternyata kuliah jauh dari keluarga dan ga sama temen-temen SMA tuh berat ya”.
Cara Mengatasi Homesick
Meskipun homesick adalah tantangan yang umum dirasakan oleh anak kos, ada beberapa tips loh untuk membantu mengurangi perasaan rindu ini.
1. Tetap Menjalin Komunikasi dengan Keluarga
Walaupun jarak memisahkan, kita masih bisa berkomunikasi lewat video call dan chat untuk berbagi cerita sehari-hari. Sebagai generasi Z kita harus memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Dengan menghabiskan waktu berbicara tentang aktivitas sehari-hari, pengalaman di kampus, atau bahkan hanya sekedar berbagi momen lucu, kita dapat merasa lebih dekat dengan keluarga.
2. Mencari Teman Baru
Mungkin bagi sebagian orang mencari teman merupakan hal yang sulit, apalagi mencari teman yang sefrekuensi. Namun, menjalin hubungan sosial sangat penting untuk mengatasi rasa homesick. Salah satu caranya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan di kampus. Kita juga bisa mengikuti ormawa atau ukm untuk membantu memperluas relasi dan mendapatkan teman yang sefrekuensi. Jangan ragu untuk berkenalan dengan orang asing. Terkadang, teman sejati bisa ditemukan di tempat yang tidak terduga. Mungkin saat membeli makanan bersama, saat rapat organisasi, atau di kelas.
3. Menjelajah Lingkungan Baru
Meluangkan waktu untuk berkeliling di kota sekitar kampus adalah cara yang menyenangkan untuk mengatasi homesick. Mengunjungi kafe, taman, atau tempat wisata lokal bisa menjadi pilihan yang baik agar tidak merasa bosan di kamar kos. Melihat berbagai budaya, mencicipi makanan khas daerah, atau hanya berjalan-jalan di sekitar kota dapat meningkatkan mood. Dengan menemukan kesenangan dalam menjelajahi lingkungan baru, kita dapat mulai membangun rasa keterikatan dengan tempat tinggal yang baru ini, sehingga perlahan-lahan mengurangi rasa rindu terhadap rumah.
Penting diingat bahwa rasa rindu terhadap rumah adalah proses adaptasi yang wajar. Dengan menerapkan langkah-langkah seperti di atas, kamu dapat mengatasi perasaan tersebut dan menemukan cara untuk merasa lebih nyaman di lingkungan baru.
Homesick bukan hanya soal mengatasi perasaan rindu, tetapi juga tentang belajar menyeimbangkan antara kehidupan kampus dengan kehidupan pribadi. Ingatlah bahwa setiap tantangan yang dihadapi adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Seiring berjalannya waktu, kamu akan menyadari bahwa kampus bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga untuk menciptakan kenangan dan hubungan yang berharga.
Biodata Penulis: