Maraknya Kreak di Semarang: Ketika Kenakalan Remaja Berubah Jadi Teror

Aksi yang dilakukan para kreak tentunya merugikan banyak pihak seperti pekerja di malam hari, di antaranya tukang ojek, pedagang kaki lima, dan ...

Semakin berkembangnya zaman tentunya banyak mengubah kebiasaan individunya, seperti halnya pergaulan para remaja yang semakin jauh berbeda. Pada zaman yang lebih modern ini banyak anak remaja yang terlibat tindak kejahatan seperti kreak Semarang yang sedang viral.

Sebenarnya apa itu Kreak? Dalam KBBI, kreak tidak memiliki arti yang resmi, istilah ini muncul dari fenomena yang terjadi di tengah lingkungan masyarakat Semarang. Kreak sendiri merupakan dua singkatan dari ‘kere’ dan ‘mayak’. Kere yang artinya miskin dan Mayak yang artinya banyak tingkah atau sok-sokan. Awalnya istilah ini disematkan kepada sekelompok orang atau pemuda yang ingin berpenampilan modern akan tetapi malah terkesan norak. Namun kini istilah tersebut dijadikan sebagai julukan atas kenakalan para remaja yang kerap menjalankan kriminalitas di Semarang.

Maraknya Kreak di Semarang

Aksi mereka sudah memakan banyak korban jiwa. Para korban biasanya, mereka yang sedang bepergian larut malam. Para gangster atau kreak kebanyakan beranggotakan anak remaja bahkan banyak anak di bawah umur. Kenakalan remaja ini disebut sebagai ajang mencari jati diri, banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut dari sisi internal. Para remaja yang terlibat tawuran mayoritas anak yang berada di masa awal remaja yang baru masuk sekolah, baik SMP maupun SMA, mereka sedang berada di masa labil. Mereka ingin terlihat keren atau gagah agar dapat bergabung dengan kelompok atau geng tertentu. Adapun faktor eksternal seperti lingkungan, pergaulan, kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua dan sekolah hingga pengaruh gadget.

Motif utama dari aksi kejahatan ini antara lain untuk menunjukkan kekuatan agar mendapat pengakuan dari kelompoknya. Banyaknya aksi kreak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat sekitar, hal ini dapat meningkatkan rasa waspada mereka, serta lebih memperketat keamanan untuk menjaga anggota keluarga saat di luar rumah dan tidak bepergian larut malam agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Aksi yang dilakukan para kreak tentunya merugikan banyak pihak seperti pekerja di malam hari, di antaranya tukang ojek, pedagang kaki lima, dan masih banyak lagi. Banyaknya korban dan kerugian di masyarakat mengundang rasa geram pihak berwajib untuk menumpas tuntas kreak-kreak yang sudah meresahkan masyarakat. Upaya yang dilakukan pihak berwajib yaitu saling bekerja sama antara satu sama lain dan melakukan patroli rutin di malam hari untuk mencegah kreak-kreak yang akan melancarkan aksinya.

Biodata Penulis:

Ayu Fany saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid.

© Sepenuhnya. All rights reserved.