Mahasiswa Gen-Z: Content Creator Sebagai Merek Diri di Era Digital

Di era digital mahasiswa Gen-Z memiliki peluang besar untuk menjadi content creator dan menciptakan identitas digital atau merek diri yang kuat.

Di era digital yang terus berkembang, peran content creator telah membawa banyak perubahan signifikan dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi mahasiswa Gen-Z. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, mahasiswa Gen-Z sangat akrab dengan media sosial dan konten digital. Banyak mahasiswa Gen-Z yang tidak hanya melihat konten milik orang lain tetapi juga mampu membuat dan menciptakan konten sendiri dengan kreatif dan inovatif.

Salah satu contoh dari berkembangnya media sosial dan internet yaitu munculnya content creator, dimana content creator sebagai kegiatan tambahan yang dijadikan sebagai hobi dan kesempatan bagi sebagian mahasiswa khususnya Gen-Z. Content creator merupakan kegiatan seseorang dalam memproduksi sebuah konten digital baik berupa tulisan, gambar, audio, ataupun video untuk dibagikan ke berbagai platform media sosial yang dimilikinya seperti Instagram, TikTok, YouTube, Twitter, Facebook, LinkedIn, Pinterest, Twitch, Blog, dan Website pribadi. Mahasiswa Gen-Z menggunakan segala kemampuan kreativitas dan keterampilannya dalam membuat konten yang unik agar dapat menarik perhatian audiens untuk melihat konten tersebut serta menyampaikan pesan yang diinginkan lewat sebuah konten.

Mahasiswa Gen-Z

Menjadi content creator menawarkan banyak keuntungan bagi mahasiswa Gen-Z. Selain dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan seseorang, alih-alih membuat konten hanya sekedar untuk hiburan dan mengisi kegabutan siapa sangka konten yang dibuat dapat menghasilkan cuan. Content creator bukan hanya dijadikan sebagai hobi tetapi juga cara untuk membangun identitas dan merek diri (personal branding) di dunia digital.

Hubungan antara content creator dan merek diri sangat erat dan saling memengaruhi. Dengan mengelola merek diri secara efektif, seseorang akan dapat menghasilkan konten yang unik dan menarik sehingga dapat memperluas jaringan dan jangkauan audiens. Dalam hal ini tentunya dibutuhkan konsistensi dan ketekunan dalam membuat konten yang positif.

Banyak mahasiswa Gen-Z yang berhasil menjadi content creator sukses. Beberapa di antaranya juga berawal dari iseng dan coba-coba bahkan awalnya dari hobi suka ngomong di depan kamera atau hanya sekedar mengabadikan momen lewat video dan membagikan kesehariannya (a day in my life) di media sosial bisa menghasilkan cuan tambahan. Tak heran banyak sebagian mahasiswa Gen-Z yang tertarik untuk menjadi seorang content creator, berikut beberapa alasannya:

1. Ekspresi Diri dan Kreativitas

Kedua hal tersebut menjadi elemen penting bagi content creator. Bagi mahasiswa Gen-Z menjadi content creator memberi ruang untuk mengekspresikan dirinya, menuangkan ide dan kreativitas, serta menunjukkan bakat, minat, serta keahlian yang dimilikinya dalam suatu hal lewat sebuah konten digital.

2. Peluang Karir dan Penghasilan

Menjadi content creator menawarkan peluang karir dan penghasilan yang menarik bagi mahasiswa Gen-Z. Dengan kreativitas dan keterampilan dalam konten yang dibuat dapat menciptakan peluang karir di bidang industri digital yang berkembang dan maju. Selain itu hasil pendapatan menjadi content creator juga relatif tinggi dan bisa dibilang menjanjikan.

3. Personal Branding

Mahasiswa Gen-Z menjadikan content creator sebagai merek diri (personal branding) di dunia digital. Untuk itu seorang content creator harus bisa menyesuaikan dan memposisikan dirinya akan dikenal publik sebagai apa dan seperti apa, tentunya konten yang dibuat pun harus bisa mencerminkan tentang dirinya, minatnya, kesukaannya sehingga membuat publik tertarik melihat konten yang dibuat.

Namun menjadi mahasiswa Gen-Z sekaligus sebagai content creator tidaklah mudah, tidak hanya dapat menumbuhkan potensi diri dan profesional yang signifikan tetapi juga memiliki tantangan yang perlu dihadapi. Menjadi content creator tentu membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif di antaranya dapat mengembangkan keterampilan, menciptakan peluang karir memperluas koneksi jaringan dan komunitas, sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, sarana untuk menyalurkan hobi, minat, dan bakat, serta dapat dijadikan sebagai pekerjaan karena pendapatan dan penghasilannya yang relatif menjanjikan.

Selain itu content creator juga tidak terlepas dari dampak negatif di antaranya pertama, tekanan dan stress (burnout) harus mengejar target dan membuat konten secara intens tak hanya itu seorang content creator terkadang menaruh harapan tinggi pada konten yang dibuatnya namun ekspektasinya tidak terpenuhi dalam artian bukan mendapat like dan viewers yang banyak, terkadang yang didapat ialah hujatan, kritikan, atau komen-komen negatif dari publik hal itu juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Kedua, privasi dan keamanan menjadi content creator berarti membagikan kehidupan pribadi secara publik sehingga dapat mengganggu privasi sekaligus beresiko terhadap keamanan termasuk hujatan dan ancaman dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Terakhir, ketidakpastian dan ketidakstabilan pendapatan, memang menjadi content creator berpeluang mendapatkan penghasilan tinggi akan tetapi juga tidak menutup kemungkinan mendapatkan penghasilan rendah karena pendapatan bersifat tidak konsisten bisa dilihat berdasarkan algoritma konten. Selain itu adaptasi terhadap perubahan kebijakan platform juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan.

Di era digital mahasiswa Gen-Z memiliki peluang besar untuk menjadi content creator dan menciptakan identitas digital atau merek diri yang kuat. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi internet berupa platform media sosial, mahasiswa Gen-Z dapat mengekspresikan diri dan menyalurkan hobi bakat dan minat serta menciptakan peluang karir yang menguntungkan lewat sebuah konten digital. Namun tantangan seperti tekanan untuk mempertahankan Citra dan dampak-dampak negatif juga perlu dihadapi.

Dengan strategi yang tepat mahasiswa Gen-Z dapat memanfaatkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya sebagai content creator yang mampu meninggalkan jejak konten yang positif di dunia digital. Saatnya bersinar dan tunjukkan kepada dunia siapa dirimu!

Sri Ningsih

Biodata Penulis:

Sri Ningsih lahir di Pekalongan, 27 Oktober 2005. Seorang mahasiswa aktif semester satu UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.