Begitu indahnya Indonesia yang memiliki banyak gunung dan pemandangan yang sangat indah ini, termasuk gunung yang sudah saya eksplor yaitu Gunung Lawu dan Gunung Andong yang sangat menakjubkan pemandangan di atas sana, dua gunung yang sama-sama berada di Jawa Tengah tetapi memiliki pengalaman pendakian yang sangat berbeda. Bagi saya, kedua gunung ini tidak hanya menjadi tujuan petualangan, tetapi juga tempat untuk menyelami keindahan alam dan tempat pelampiasan yang sangat mengobati. Mari kita telusuri dua cerita dari Kisah Pendakian Gunung Andong dan Gunung Lawu saya.
Gunung Andong: Pendakian Ringan yang Menyajikan Keindahan Alam
Gunung Andong adalah sebuah gunung yang terletak di sebuah daerah yang memiliki sejuta keindahan yaitu di Magelang, Jawa Tengah dengan ketinggian 1.726 mdpl. Dengan ketinggian yang sering menjadi pilihan bagi pendaki pemula untuk menikmati keindahan alam terbuka yang membuat kita terpukau hingga mata terbuka lebar.
sumber: kemenparekraf.go.id |
Rute Pendakian
Pendakian yang hebat kita mulai dari basecamp Sawit dan kita summit setelah shalat subuh, walaupun trek pendakian yang dibilang landai dan cocok untuk pemula. Ada 3 pos dan di setiap pos pasti ada yang jualan di sana jadi tidak perlu membawa logistik terlalu banyak agar tidak terlalu berat bawaannya. Biasanya estimasi sampai puncak memakan waktu 2 sampai 3 jam sudah sampai puncak.
Keindahan di Puncak yang Menakjubkan
Sampailah di puncak utama Gunung Andong yang sangat indah dengan view yang sangat menawan. Merayakan ultah di ketinggian dengan disuguhi lautan awan, sunrise adalah Impian saya dan terwujud sudah di tahun ini dan sudah aku niati dari bawah untuk membawa balon angka 19 yang menandakan usia aku yang ke 19. Setelah puas di puncak kami memutuskan untuk turun, kita turun dengan trail run sehingga kita lebih cepat sampai basecamp lagi dengan selamat.
Gunung Lawu: Perjalanan Spiritual dan Fisik yang Penuh Kenangan
Berbeda dengan Gunung Andong yang dikenal kelandaiannya, Gunung Lawu yang memiliki ketinggian 3.265 mdpl ini sangat menantang. Gunung Lawu sendiri terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di antara Karanganyar dan Magetan. Gunung ini memiliki daya tarik mistis dan sejarah yang mendalam, yang menambah nuansa unik dan daya tarik bagi seorang pendaki pada setiap kita melangkahkan kaki di jalur pendakian.
Pendakian Dengan Perayaan
Sebelum keberangkatan mendaki, ada yang bikin saya bahagia yaitu malam hari nya ada pengumuman kelulusan tes CBT di Poltekkes Surakarta dan terpampang jelas saya lolos. Betapa bahagianya saya di situ, dan pendakian kali ini dengan perayaan kelulusan tes saya tersebut.
Lika-liku di Jalur Pendakian
Jalur pendakian Gunung Lawu yang tak asing lagi begitu ekstrim. Di pos 2 saya kena tembok yang tebal dan di pos 3 gerimis di sini saya dan teman-teman sedikit takut, tetapi di pos 4 yang full berbatuan dan di sini juga cuaca sangat cerah yang berhasil mengembalikan semangat yang sempat pudar, kalian harus coba sensasinya tapi seru banget tauk. Tidak afdol jika ke Lawu tidak mampir ke warung Mbok Yem yang terkenal nasi pecelnya dan Sitemon monyet di warung Mbok Yem.
Lautan Awan: Sensasi Berada di Atas Langit
Fenomena lautan awan adalah salah satu pemandangan yang paling dinantikan oleh para pendaki Gunung Lawu. Awan putih bergulung-gulung dan terlihat seperti lautan luas di bawah kaki gunung. Sensasi berdiri di atas awan, dikelilingi oleh kabut yang bergerak pelan, memberikan pengalaman yang sulit dilupakan. Pemandangan ini sering kali diiringi oleh suara angin yang lembut, membuat siapa pun merasa seperti terisolasi dari hiruk pikuk dunia di bawah. Momen ini sering dianggap sebagai refleksi atas kebesaran alam dan kerendahan hati manusia di hadapan ciptaan-Nya.
Dari Puncak Menuju Basecamp hingga Pulang
Setelah kurang lebih setengah jam, saya dan teman saya memutuskan untuk pulang. Saat mau ambil motor ada seorang bapak yang di basecamp menyapa dan berkata “yang gonceng harusnya yang belakang” berhubung saya yang dibelakang saya jawab dong “nanti pak gentian, berangkatnya sudah saya terus capek pak” bapaknya senyum. saya dan teman saya pun bergegas pulang dan yang di depan teman saya.
500 meter dari basecamp adalah kejadian yang tak dapat aku lupakan. Di situ saya dan teman saya jatuh dengan keadaan cukup parah, dengan berat hati kita harus menghubungi ortu kita untuk menjemput karena keadaan kita yang tidak memungkinkan perjalanan jauh dengan motor yang tidak dapat dikendarai. Setelah kejadian ini saya diperbolehkan mendaki lagi tetapi harus lebih hati-hati lagi.
Pendakian Gunung Andong dan Gunung Lawu memberikan dua yang beda tapi sangat indah untuk dikenang. Andong memberikan kenyamanan dan kepuasan dalam perjalanan yang singkat, sementara Lawu mengajarkan tentang ketahanan dan kekuatan mental. Kedua pendakian ini membuat saya semakin mencintai alam dan menghargai setiap langkah yang diambil selama perjalanan.
Pengalaman mendaki gunung selalu mengajarkan kita untuk beradaptasi, bertahan, dan menikmati setiap proses, karena setiap perjalanan miliki cerita dan maknanya tersendiri. Dan kita harus menjaga kepercayaan orang tua yang sudah memperbolehkan meng eksplor alam yang indah ini, janjilah kita akan baik-baik saja jangan kecewakan mereka.
Biodata Penulis: