Kasus Stunting Anak yang Terjadi di Yogyakarta

Gejala-gejala yang dimiliki stunting pada anak yaitu ada pertumbuhan gigi yang lambat, kondisi berat badan yang menurun, memiliki wajah yang ...

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Masyarakat mengganggap tubuh pendek itu berasal dari faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. 

Stunting mulai terjadi saat masih berada dalam kandungan, dan terlihat jika anak memasuki usia 2 tahun. Gejala-gejala yang dimiliki stunting pada anak yaitu ada pertumbuhan gigi yang lambat, kondisi berat badan yang menurun, memiliki wajah yang cenderung lebih muda dari anak lainnya, dan pubertas yang lambat.

Kasus Stunting Anak yang Terjadi di Yogyakarta

Stunting juga mempengaruhi perkembangan otak anak. Anak yang memiliki stunting memiliki otak yang berukuran kecil, yang berhubungan dengan kurangnya mielinisasi dan produksi sel gila, penting untuk otak optimal. Dampak ini juga dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan kognitif, seperti kemampuan belajar, memori, dan pemecahan masalah, serta dapat menurunkan IQ.

Kasus stunting di Yogyakarta dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh anak seperti: kurangnya pengetahuan gizi yang orang tua tidak ketahui memilah makanan yang sehat dan makanan yang bergizi, praktik kebersihan yang buruk bisa meningkatkan resiko infeksi yang berdampak pada status gizi, dan minimnya akses kesehatan layanan kesehatan adanya keterbatasan juga berkontribusi dalam pengasuhan yang tidak optimal.

Ada beberapa pola asuh yang terjadi di Yogyakarta seperti pola asuh demokratis dengan melibatkan anak dalam mengambil dan memberikan kebebasan keputusan dalam memilih, pola asuh otorier dengan komunikasi satu arah dan anak tidak diberikan kesempatan anak berpendapat, kurangnya dukungan dan perhatian kepada anak dalam pola asuh yang acuh.

Solusi penanganan stunting yang terjadi pada anak-anak di Indonesia antara lain:

  1. Imunisasi Rutin: Vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari resiko infeksi yang rentan akan terkenanya pada anak stunting sangat diperlukan.
  2. Tatalaksana Gizi: Memberikan segala kebutuhan seperti makanan bergizi, olahraga teratur, dan tidur yang cukup untuk nutrisi yang baik saat kehamilan sangat penting.
  3. Edukasi dan Konseling: Orang tua harus tau mengenai gizi yang seimbang dan pola asuh yang baik harus dilakukan secara berkelanjutan.
  4. Pemantauan Tumbuh Kembang Anak: Ikuti terus pertumbuhan anak di posyandu sekitar untuk mendeteksi adanya dampak stunting pada anak.

Beberapa langkah untuk mencegah stunting pada anak sekolah dasar yang dapat dibahas:

  1. ASI Ekslusif: Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama untuk pertumbuhan anak.
  2. Nutrisi Ibu Hamil: Ibu hamil mendapatkan makanan bergizi dan suplemen secara rutin memeriksakan kesehatan.
  3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Mendorong praktik higenis, seperti mencuci tangan sebelum makan, untuk mencegah penyakit yang dapat mengganggu.
  4. Pemberian Makanan Bergizi: Memberikan makanan yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan protein hewani, serta menghindari makanan olahan jadi dan tinggi gula guna menggurangi diabetes.
  5. Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Untuk memantau pertumbuhan anak dan mendeteksi tanda-tanda stunting.
  6. Keterlibatan Komunitas: Menggalang dukungan dari orang tua dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.

Biodata Penulis:

Safa Riska Fajriani, lahir di kota Pekalongan pada tanggal 28 Juli 2005, saat ini aktif sebagai mahasiswa semester 1 di Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid, prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.