Hidup di Desa Bagaikan Surga yang Tak Sempurna

Salah satu keistimewaan hidup di desa adalah udara yang masih terasa segar dan bersih, berbeda dengan hidup di perkotaan, hiruk-pikuk kota dengan ...

Hidup di desa merupakan salah satu bentuk kehidupan yang paling istimewa. Meskipun desa hanyalah unit terkecil dalam sistem pemerintahan, namun memiliki karakteristik yang unik dan beragam. Masyarakat desa pada umumnya hanya bergantung pada hasil pertanian dan hasil alam yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari, tapi masyarakat desa dikenal dengan keakrabannya yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang hangat, hubungan antar tetangga sangat erat dan mempunyai solidaritas yang tinggi, sehingga hidup di desa menjadi salah satu dambaan seseorang yang hidup di perkotaan.

Salah satu keistimewaan hidup di desa adalah udara yang masih terasa segar dan bersih, berbeda dengan hidup di perkotaan, hiruk-pikuk kota dengan polusi udara yang tinggi membuat banyak orang merindukan suasana pedesaan yang tenang dan asri. Desa dengan pemandangan yang indah, sawah yang hijau, pepohonan rindang, menjadi suatu tawaran untuk kualitas hidup yang sulit ditemukan di perkotaan.

Hidup di Desa Bagaikan Surga yang Tak Sempurna
sumber: Unsplash @mtsjrdl

Saat kita hidup di pedesaan, kita tidak perlu lagi mengkhawatirkan biaya hidup, karena biaya hidup di desa lebih murah dibandingkan biaya hidup di kota. Bahan pokok seperti beras, sayuran, buah-buahan, lauk-pauk bahkan hampir seluruhnya berasal dari desa yang dihasilkan dengan memanfaatkan ladang kosong yang ada, sehingga biaya transportasi dan distribusi yang tinggi dapat dihindari. Oleh karena itu, harga bahan pokok di desa lebih cenderung murah dibandingkan bahan pokok di kota.

Masyarakat desa juga dikenal sebagai masyarakat yang rukun, karena masyarakat desa sangat menjunjung tinggi nilai gotong royong, warga saling membantu satu sama lain dalam berbagai kegiatan dan juga masyarakat desa lebih toleran perbedaan, baik dalam agama maupun budaya. Hal inilah yang menciptakan jiwa solidaritas masyarakat sangat tinggi, sehingga mampu mempererat tali persaudaraan antar warga.

Hidup di desa memang lebih menyenangkan karena jauh dari bisingnya perkotaan, tetapi kehidupan di desa juga dihadapkan dengan berbagai tantangan yang ada. Bagi kaum muda, hidup di desa rasanya kurang cocok karena tidak ada banyak pilihan hiburan, sehingga sangat rawan mendatangkan rasa bosan bagi mereka. Hidup di desa juga sering kali dihantui oleh keterbatasan lapangan pekerjaan. Masyarakat desa pada umumnya hanya bergantung pada hasil pertanian dan usaha kecil yang terbatas yang sering kali tidak mampu menyerap banyak tenaga kerja. Keterbatasan infrastruktur di desa juga menghambat pengembangan usaha dan mempersulit pelaku usaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Akibat keterbatasan ini, banyak masyarakat desa yang memilih untuk merantau ke kota demi mencari peluang pekerjaan yang baik, sehingga desa kehilangan sumber daya manusianya.

Kehidupan di desa juga sering kali dibayangi oleh fasilitas kesehatan dan akses pendidikan yang kurang memadai dan terbatas, yang mengakibatkan warga kesulitan mendapatkan perawatan yang diperlukan dan juga kelayakan dalam bidang pendidikan, sehingga menghambat perkembangan manusia di masa depan. Transformasi yang sulit juga tentunya menjadi masalah, jalan yang rusak dan minimnya angkutan umum membuat mobilitas warga menjadi terhambat.

Kehidupan di desa adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan lika-liku. Untuk itu, sangat diperlukan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat untuk berkontribusi membangun desa yang lebih maju dan sejahtera. Dengan semangat gotong royong yang tinggi dan jiwa solidaritas yang berkobar, kita yakin bahwa desa dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang mampu memberikan dukungan bagi pembangunan bangsa.

Biodata Penulis:

Chyntia Nuraeni saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN Abdurrahman Wahid, Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.