Obat merah berbahaya?
Sini-sini merapat, mengapa dibilang obat merah berbahaya? Bukan sepenuhnya bahaya tapi hati-hati dalam penggunaannya terutama pada penderita DM. Banyak penderita DM tidak menyadari bahwa dia menderita diabetes sehingga kurang berhati-hati dalam menggunakan obat merah. Setiap ada luka diberikan obat merah tanpa tahu seberapa dalam luka tersebut, hingga merusak jaringan dan menghitam bahkan sampai berakhirnya pada amputasi tulang.
Sebelum itu, kita harus memahami apa itu luka DM
Luka DM adalah luka atau ulserasi yang terjadi pada penderita diabetes mellitus. Luka ini biasanya sulit sembuh dan bisa berkembang menjadi infeksi serius jika tidak dirawat dengan benar. Beberapa ciri khas luka DM yaitu:
- Terluka di Area Rentan: Biasanya terjadi di bagian tubuh yang mengalami tekanan berlebih, seperti telapak kaki, jari kaki, atau area yang sering mengalami gesekan.
- Gangguan Penyembuhan: Luka ini seringkali sulit sembuh karena gangguan sirkulasi darah, neuropati, dan risiko infeksi yang lebih tinggi.
- Warna dan Tekstur: Luka bisa tampak merah, bengkak, atau berwarna gelap dan mungkin disertai dengan nyeri atau tanpa rasa sakit, tergantung pada tingkat neuropati.
Walaupun terlihat dari luarnya seperti luka biasa dan bengkak biasa. Luka diabetes memerlukan perawatan yang cukup ekstra dan tidak mudah untuk merawat luka tersebut. Memang apabila dilihat dari sudut pandang biasa, luka diabetes terlihat seperti luka bakar atau melepuh pada kulit manusia normal dan terlihat seperti bernanah pada area sekitar luka yang sudah sangat serius.
Sebenarnya berbeda dengan luka pada umumnya, luka DM merupakan luka yang bisa terbilang sulit untuk sembuh dan rentan terjadinya infeksi yang serius bahkan tidak sedikit dari luka DM yang berujung pada kerusakan yang lebih luas dari luka awal itu sendiri.
Mengapa demikian?
Karena terjadi beberapa faktor penyebab luka DM sulit untuk sembuh dan rentan terjadinya infeksi, seperti:
- Gangguan Sirkulasi Darah: Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil, mengurangi aliran darah ke area yang terluka. Ini menghambat pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk penyembuhan.
- Neuropati: Penderita diabetes sering mengalami neuropati, yaitu kerusakan saraf. Ini dapat mengurangi atau menghilangkan rasa sakit di area luka, sehingga luka mungkin tidak terdeteksi dan dirawat dengan segera.
- Infeksi: Diabetes dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Kadar gula darah yang tinggi juga dapat mempermudah pertumbuhan bakteri, meningkatkan risiko infeksi pada luka.
- Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh: Diabetes dapat memengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh, menjadikannya kurang efektif dalam melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
- Kadar Gula Darah Tinggi: Gula darah yang tidak terkontrol dapat menghambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi. Gula yang tinggi dalam darah juga dapat mengganggu kemampuan sel untuk memperbaiki jaringan.
- Kualitas Kulit: Diabetes dapat menyebabkan kulit menjadi lebih tipis dan kurang elastis, sehingga lebih mudah rusak dan lebih lambat sembuh.
Sehingga luka ini memerlukan perawatan khusu untuk penyembuhannya, namun banyak penderita DM yang belum memahami perawatannya dengan baik dan mengobatinya dengan antiseptik misalnya seperti obat merah. Hal ini dapat berdampak tidak baik untuk luka tersebut, seperti misalnya luka kecil yang dibiarkan saja dalam jangka waktu yang lama dan hanya diberikan obat merah tanpa adanya tindakan tertentu dapat menyebabkan kerusakan dan infeksi di daerah sekitar luka. Bahkan mungkin dapat merusak jaringan-jaringan sehat lainnya dan munculnya edema di sekitar luka. Penggunaan obat merah yang kurang tepat ini dapat menyebabkan luka menghitam, berbau, dan bahkan harus diamputasi karena sudah merusak jaringan hingga tulangnya.
Sebenarnya obat merah adalah antiseptik yang dapat membunuh kuman dan bakteri pada luka namun obat merah mengandung yodium, rivanol, dan iodin yang berbasis alkohol. Kandungan tersebut dapat menyebabkan luka menjadi hitam, bengkak, atau edema.
3 Alasan Obat Merah Tidak Baik untuk Luka DM
- Iritasi dan Kerusakan Jaringan: Luka pada penderita diabetes cenderung lebih sensitif dan rentan. Antiseptik berbasis alkohol atau iodin dapat menyebabkan iritasi yang signifikan pada jaringan luka. Ini dapat memperlambat proses penyembuhan dan bahkan merusak jaringan sehat di sekitar luka.
- Pengeringan Luka: Obat merah berbasis alkohol atau iodin cenderung mengeringkan luka. Luka diabetes memerlukan lingkungan yang lembap untuk mendukung penyembuhan. Pengeringan dapat memperburuk kondisi luka dan menghambat proses penyembuhan.
- Penyembuhan yang Terhambat: Luka diabetes memiliki sirkulasi darah yang terganggu dan proses penyembuhan yang lebih lambat. Penggunaan antiseptik yang keras dapat memperburuk masalah ini dengan merusak jaringan dan memperlambat proses penyembuhan.
Jadi sebenarnya apakah boleh menggunakan obat merah pada luka DM? Tidak disarankan, karena obat merah dapat mengeringkan luka yang mana luka DM memerlukan tempat lembab untuk pemulihan jaringan. Seseorang yang menderita DM akan sulit dalam menumbuhkan jaringan baru dan memulihkan jaringan sehingga antiseptik berbasis alkohol untuk penderita DM dapat mengganggu pertumbuhan jaringan yang berakibat siklus peredaran darahnya pun juga ikut terhambat.
Untuk itu, penggunaan obat merah pada luka penderita DM tidak disarankan, baik luka kecil maupun besar. Penderita DM dapat menggunakan alternatif lain dalam perawatan luka seperti salep dan selalu menjaga luka agar tidak kering sebelum jaringan yang rusak itu pulih.
Biodata Penulis: