Sragen, kabupaten yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya diapit oleh Kota Solo dan Kota Ngawi, ini ternyata menyimpan situs sejarah yang mungkin tidak semua orang tahu. Konon, goa ini menjadi tempat persembunyian Pangeran Mangkubumi alias Sultan Hamengkubuwono I saat melawan VOC. Coba bayangkan, Pangeran Mangkubumi merencanakan strategi melawan penjajah dari dalam goa ini! Sejarahnya begitu dramatis, seperti film aksi zaman kolonial.
Sayangnya, Goa Mangkubumi kini tak lagi memiliki gemerlap sejarahnya. Goa ini mangkrak, hampir terlupakan, dan bukan lagi tempat wisata bersejarah yang ramai dikunjungi, apalagi pusat edukasi sejarah. Ironis, mengingat betapa pentingnya peran tempat ini dalam perjuangan melawan penjajah.
Dari Saksi Bisu Sejarah Menjadi Saksi Debu
Seharusnya, Goa Mangkubumi bisa menjadi sumber kebanggaan, tidak hanya bagi warga Sragen, tapi juga bagi siapa pun yang peduli dengan sejarah Indonesia. Tapi apa kenyataannya? Goa ini kini lebih sering jadi tempat nongkrong anak muda yang hanya duduk-duduk. Kadang-kadang ada juga yang main petak umpet di sana, kegiatan yang jelas tidak mencerminkan kebesaran sejarah yang pernah terjadi.
Dulu, Goa Mangkubumi sempat memiliki wahana seru seperti flying fox dan perahu gethek. Sekarang, goa ini ramai hanya saat ada event dan hiburan tertentu, seperti Reog Ponorogo, live music Campursari, dan lain sebagainya. Tapi kini, semua itu tinggal kenangan. Sekarang, pintu goa ini pun sudah menyusut, hanya bisa dimasuki satu orang. Betul-betul berbeda jauh dari potensinya sebagai destinasi wisata sejarah.
Mengapa Wisata Sejarah Tidak Lagi Menarik?
Goa Mangkubumi bukan satu-satunya situs sejarah yang nasibnya memprihatinkan di Indonesia. Banyak yang merasa, merawat tempat-tempat seperti ini tidak mendatangkan keuntungan langsung. Bahkan, pemerintah daerah tampaknya lebih tertarik membangun taman kota untuk spot selfie ketimbang merawat tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Padahal, jika Goa Mangkubumi dikelola dengan baik, situs ini memiliki potensi besar untuk menjadi daya tarik wisata sejarah. Tidak hanya bisa membuat Sragen lebih dikenal, tapi juga bisa menghidupkan kembali rasa bangga akan sejarah perjuangan bangsa. Sayang sekali jika ini terus dibiarkan begitu saja.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Tentu saja kita tidak bisa berharap perubahan datang dengan sendirinya. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghidupkan kembali Goa Mangkubumi. Mulai dari peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas, hingga promosi digital yang kreatif. Selain itu, mengadakan event rutin seperti lomba atau bazar bisa membantu menarik perhatian publik. Bahkan, pemandu wisata yang menggunakan kostum ala Pangeran Mangkubumi bisa menjadi daya tarik tersendiri!
Kolaborasi antara pemerintah daerah dan komunitas sejarah juga sangat penting. Kita tidak boleh membiarkan sejarah hanya jadi bagian dari masa lalu yang terlupakan. Sangat disayangkan jika situs-situs bersejarah seperti ini hanya menjadi cerita belaka.
Jadi, Kapan Goa Mangkubumi Akan Hidup Kembali?
Goa Mangkubumi mungkin hanya salah satu dari sekian banyak situs bersejarah yang kini terlupakan di Indonesia. Namun, ini adalah pengingat nyata bahwa kita masih memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga warisan sejarah. Jangan sampai kita hanya bangga memiliki pahlawan yang hebat, tapi abai terhadap tempat-tempat yang pernah menjadi saksi perjuangan mereka.
Lalu, kapan Goa Mangkubumi akan kembali hidup? Ataukah kita perlu menunggu sampai goa ini dijadikan mall terlebih dahulu agar ramai?
Biodata Penulis:
Annisa Nur Mahmudah, lahir pada tanggal 27 April 2006 di Sragen, saat ini aktif sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Surakarta, program studi D4 Keperawatan.