Lagu Sal Priadi yang berjudul "Gala Bunga Matahari" dirilis pada tanggal 14 Juni 2024. Lagu ini langsung mencuri perhatian pada minggu pertama perilisannya. Meskipun telah berlalu lebih dari 3 tiga bulan sejak perilisannya, lagu ini masih banyak berseliweran di setiap platform musik maupun media sosial lainnya. Tema pada lagu ini seputar duka penciptanya. Ini merupakan suatu gebrakan baru sepanjang saya menjadi penikmat Lagu Sal Priadi, karena ini adalah pertama kalinya ia merilis lagu dengan tema sedih seperti ini.
Sejak pertama kali saya mendengar lagu ini, saya sudah hanyut dalam metafora lagunya. Merasa relate pada setiap lirik lagunya, menjadikan lagu tersebut sebagai pemicu emosional yang dapat memicu untuk meneteskan air mata kapanpun saya mendengar lagu tersebut. Bagi seseorang yang sudah merasakan kehilangan orang yang sangat berharga dalam hidup ini, saya dapat merasakan rasa emosional lagu ini secara lebih mendalam. Entah mengapa setiap ada seseorang yang menyanyikan lagu tersebut hati saya terasa tidak nyaman seperti ada batu yang mengganjal pada hati saya.
Mungkin pada awalnya saya hanya merasakan kesedihan yang biasa terhadap tiap lirik lagunya. Tetapi setelah saya melihat tren yang muncul di media sosial berupa keluh kesah kerinduan orang-orang yang ditinggalkan oleh seseorang tercinta pada hidup mereka. Saya mulai menggali lagi lagu tersebut secara lebih mendalam. Tren tersebutlah yang membuat saya merasa bahwa lagu tersebut sangat relevan dengan kehidupan yang sedang saya jalani ini. Sebenarnya dalam lubuk hati, saya juga ingin ikut membuat tren tersebut. Tetapi setelah dipikir-pikir lebih jauh sepertinya saya lebih menikmati menjadi penikmat lagunya saja, karena saya tidak ingin membuat luka di hati saya lebih besar jika mengikuti tren tersebut.
Awalnya saya menganggap lagu tersebut hanya sekadar lagu sedih tentang latar belakang penciptanya. Ternyata setelah saya telusuri lebih lanjut lagi, sebenarnya sang penciptanya bukan hanya sekadar menciptakan lagu biasa. Tetapi saya juga merasakan bahwa beberapa perkataan atau hal yang saya lakukan maupun belum saya ungkapkan tercermin dalam lirik lagu tersebut. Selain itu, pada beberapa liriknya terdapat pula kata kata yang terinspirasi dari ayat-ayat suci Al-Quran. Hal itulah yang semakin menambah nilai positif bagi saya terhadap lagu tersebut.
Lirik lagu yang terinspirasi dari ayat-ayat suci Al-Quran itu mengambarkan pada suasana surga. Misalnya, pada lirik "Adakah sungai-sungai itu benar-benar dilintasi dengan air susu" sampai pada lirik "Hati yang gembira sering kau tertawa" merujuk pada beberapa ayat yang ada di dalam Al-Quran. Di lirik itulah saya menemukan titik puncak yang membuat saya bersedih. Karena dalam lirik tersebut menggambarkan perasaan saya berupa beberapa pertanyaan-pernyataan yang tidak terjawab kepada orang terkasih yang sudah tiada. Saat bagian ini saya dan banyak orang lainnya merasakan rasa emosional saat mendengarkan lagu ini, berupa perasaan sedih yang terus berputar dalam hati.
Dalam lagu ini Sal Priadi sendiri menggunakan simbol bunga matahari, yang selalu menghadap ke arah matahari. Simbol ini melambangkan rasa kerinduan yang tak pernah padam pada seseorang. Selain itu filosofi lagu "Gala Bunga Matahari" juga mengajarkan kita untuk melepaskan perasaan kehilangan, mengikhlaskan kepergian orang terkasih, kemudian menerima keadaan kita, dan bangkit untuk tetap melanjutkan hidup. Tapi entah mengapa bagi saya, lagu tersebut bukannya membantu melepaskan perasaan sedih tetapi malah mengikat perasaan sedih itu secara terus-menerus setiap saya mendengarkannya.
Mungkin bagi sebagian orang, ada yang sependapat dan ada pula yang bertentangan dengan pandangan saya tentang lagu tersebut. Kira-kira setelah Anda mendengarkan lagu 'Gala Bunga Matahari' apa yang Anda rasakan? Apakah perasaan sedih yang mendalam atau biasa-biasa saja. Menurut anda kita sependapat dan sepemikiran, atau justru memiliki pandangan yang berlawanan dengan pikiran dan pendapat saya.
Biodata Penulis:
Chiquita Miska Nathania lahir pada tanggal 18 Maret 2005 di Surabaya. Saat ini sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri Universitas Sebelas Maret, mengambil prodi Pendidikan Kimia.