Fenomena Kesehatan Mental Remaja di Indonesia: Data dan Solusinya

Menurut survei I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022, sekitar 5,5% remaja usia 10-17 tahun mengalami gangguan mental

Di tengah perkembangan dan tantangan yang dihadapi remaja masa kini, kesehatan mental menjadi hal yang harus diperhatikan. Remaja berada di fase yang penuh dengan tekanan mulai dari masalah akademik, hubungan sosial, perubahan hormon hingga kondisi keluarga. Di era digital seperti ini, masalah kesehatan mental seperti kecemasan, stres, merasa tidak berharga hingga dapat bertindak agresif ini dampaknya akan terus bertumbuh dan berlanjut sampai dewasa. Oleh karena itu, menjaga Kesehatan mental di usia saat ini sangatlah peting demi kehidupan yang sehat di masa depan.

Dalam kasus ini jelas banyak terdapat dampak negatifnya seperti halnya prestasi akademik yang menurun, kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, serta kesehatan fisik yang terganggu. Remaja yang mengalami masalah kesehatan mental sering kali akan menghadapi stigma dan diskriminasi baik dari lingkungan sekitar ataupun dirinya sendiri.

Fenomena Kesehatan Mental Remaja di Indonesia

Menurut survei, remaja yang mengalami depresi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri. Tidak hanya percobaan bunuh diri, remaja yang mengalami masalah Kesehatan mental juga sering terlibat dalam perilaku seksual yang tidak aman dan banyak tindakan kekerasan lainnya.

Menurut survei I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022, sekitar 5,5% remaja usia 10-17 tahun mengalami gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Tingkat perilaku menyakiti diri sendiri pada remaja meningkat, dari 5,3% pada tahun 2000 menjadi 13,7% pada tahun 2014.

Meskipun pemerintah sudah meningkatkan akses ke pelbagai fasilitas kesehatan, hanya sedikit remaja yang mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan mental mereka. Padahal, hampir 20% dari total penduduk Indonesia berada dalam rentang usia 10 – 19 tahun, sehingga populasi remaja dapat dikatakan memiliki peran penting bagi perkembangan Indonesia, terutama untuk meraih bonus demografi dan merealisasikan visi Indonesia Emas 2024.

“Hanya 2,6% dari remaja yang memiliki masalah kesehatan mental menggunakan fasilitas kesehatan mental atau konseling untuk membantu mereka mengatasi masalah emosi dan perilaku mereka dalam 12 bulan terakhir. Angka tersebut masih sangat kecil dibandingkan jumlah remaja yang sebenarnya membutuhkan bantuan dalam mengatasi permasalahan mental mereka,” papar Siswanto.

Biodata Penulis:

Dian Khoirul Hikmah, lahir pada tanggal 23 Maret 2006 di Kebumen, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS).

© Sepenuhnya. All rights reserved.