Fenomena Demam Labubu yang sedang viral menjangkit semua kalangan, dari anak kecil hingga orang dewasa. Nah, sebenarnya apa sih Labubu itu? Apa yang membuat Labubu bisa sebooming ini? Apa dampak yang ditimbulkan dari fenomena demam Labubu ini? Yuk kita simak bareng bareng.
Apa Itu Labubu?
Pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan Labubu, sebenarnya apa sih Labubu itu? Labubu merupakan boneka yang diciptakan oleh seorang ilustrator asal Hong Kong bernama Kasing Lung, Labubu dibuat sebagai salah satu karakter dari seri The Monsters. Karakter Labubu sering dikira sebagai tokoh jahat karena senyum nakal dan gigi runcingnya yang menarik perhatian.
Labubu memiliki visualisasi yang cukup unik dengan mata besar, telinga panjang dan gigi runcing serta senyum lebarnya yang khas. Bagi sebagian orang Labubu dianggap menyeramkan karena sering dikait kaitkan dengan sosok iblis atau monster jahat, dilansir dari wawancara Kasing Lung dengan Hypebeast, Kasing Lung menyebut bahwa Labubu terinspirasi dari cerita legenda Eropa dalam buku dongeng anak anak. Kasing Lung bekerja sama dengan salah satu perusahaan mainan ternama yaitu Pop Mart untuk merilis Labubu pada tahun 2019.
Apa yang Membuat Labubu booming?
Labubu sebenarnya sudah mulai diproduksi tahun 2019 hasil dari kerja sama perusahaan mainan asal Tiongkok: Pop Mart dan seniman Kasing Lung. Labubu baru viral akhir-akhir ini karena postingan idol K-Pop ternama Lisa Blackpink di Instagramnya yang membuat semua orang penasaran dan berburu boneka tersebut. Tren Labubu tidak hanya booming di Indonesia tetapi juga di Negara Asia lainnya seperti Cina, Jepang, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
Daya tarik lain yang diberikan oleh Labubu adalah visual Labubu yang unik dengan warna-warna lembut yang menarik perhatian. Selain itu, Pop Mart juga menggunakan konsep blind box yang membuat orang-orang ketagihan saat berhasil mendapatkan karakter Labubu yang sesuai dengan keinginan.
Dampak dari Fenomena Demam Labubu
Fear of Missing Out atau lebih dikenal dengan FOMO merupakan salah satu bentuk dari dampak boomingnya Labubu, ketika orang sudah mulai terkena virus FOMO mereka akan selalu merasa kurang dan akhirnya terjebak dalam siklus tersebut. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan mental seperti kecemasan akan ketinggalan zaman dan adanya obsesi berlebihan untuk meningkatkan status sosial di mata orang, seperti kasus yang belum lama ini viral tentang anak SD yang menjadi korban bullying teman kelasnya karena tidak memiliki Labubu. Hal ini membuktikan bahwa memiliki Labubu menjadi tolak ukur status sosial di masyarakat.
Namun di balik kekurangan tersebut ada yang berpendapat bahwa Labubu bisa menjadi spirit doll yang menjadikan mereka lebih bersemangat dalam bekerja, bisa juga untuk menambah relasi dengan membuat komunitas sesama kolektor Labubu atau mainan yang berasal dari Pop Mart. Dari fenomena tersebut juga membuktikan bahwa social influencer marketing sangat berpengaruh terhadap perilaku FOMO pembelian Labubu di Indonesia.
Biodata Penulis:
Tsaniatus Soraya saat ini aktif sebagai mahasiswa, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, di UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.