Akhir-akhir ini masyarakat kembali dibuat penasaran dengan julukan “Red Flag” yang beredar di media sosial, bahkan terbawa hingga menjadi suatu slang yang sering digunakan oleh masyarakat.
“Red Flag” sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris Red yang berarti merah dan Flag yang berarti bendera, namun julukan yang beredar di masyarakat tentu tidak memuat makna yang sesungguhnya, tetapi menunjukkan seseorang yang memiliki sifat buruk dan tentunya merugikan orang lain. “Red Flag” sering dikaitkan dengan seseorang yang sedang menjalin hubungan asmara dimana salah satu pasangan atau mungkin kedua pasangan tersebut memiliki sifat “Red flag” yang dapat membuat hubungan asmara justru berantakan sampai kandas ditengah jalan karna pasangan yang memiliki sifat buruk.
Seperti contoh dalam kehidupan saya yaitu, bertemu dengan laki-laki dari sebuah aplikasi online karna saya adalah tipikal orang yang sangat suka mengobrol dengan stranger atau orang asing dan mendengar cerita-cerita unik mereka, lalu saya bertemu dengan laki-laki yang umurnya tidak terpaut jauh dari saya. Singkat cerita saya dekat dengan dia sudah satu bulan dan hal janggal yang saya temui adalah lama kelamaan laki-laki tersebut mulai hobi untuk meminta atau meminjam uang saya dengan berbagai alasan yang diberikan, dan dengan janji akan digantikan lain waktu. Saya memberikan pinjaman kepadanya satu kali pada saat itu, namun semakin lama dia semakin melunjak bahkan seringkali menghubungi saya hanya untuk meminjam uang, dan saya memutuskan untuk memutus hubungan dengan lelaki tersebut. Dan perlu diingat bahkan hingga hari ini dia belum mengganti uang yang saya pinjamkan padanya.
Bercerita sedikit tentang pengalaman yang pernah saya alami tersebut. Adapun demikian, mari kita kembali dengan topik awal yang akan saya bahas yaitu, 3 fakta julukan “Red Flag” bagi laki-laki dan perempuan:
1. Ketergantungan terhadap Orang Lain
Orang yang “Red Flag” bisa menjadi sangat ketergantungan terhadap pasangannya, tidak hanya itu tetapi juga merugikan dan membuat kebiasaan malas semakin banyak di dalam diri manusia, dan juga rasa ketergantungan dapat merugikan diri sendiri sebab dapat membuat orang lain berspekulasi tentang kejelekan diri anda, serta ketergantungan dapat menjadi tombak ketika orang lain tersebut mulai menjauh dan bisa saja perlakuan kita disebarkan yang menjadikan hal tersebut sebagai rekam jejak yang buruk.
2. Belum Selesai dengan Masa Lalu
Di dalam hubungan asmara yang fitrahnya adalah saling menyayangi, tentunya kita sangat mengharapkan kasih sayang dari orang tercinta, namun apa jadinya jika pasangan anda adalah orang yang “Red Flag” dimana kebanyakan dari mereka adalah orang yang belum selesai akan hubungan asmara di masa lalu atau dalam bahasa gaul adalah gamon yang tentunya dia tidak bisa memberikan kasih sayang yang kita harapkan, atau mungkin kasih sayang yang dia berikan hanyalah sebuah kata-kata belaka.
3. Tidak Cukup dengan Satu Pasangan
Memang sangat disayangkan sebab orang yang “Red Flag” tidak puas memiliki hubungan asmara hanya dengan satu orang, padahal hakikatnya dalam sebuah hubungan asmara kita memang diharuskan setia kepada pasangan kita, dan bukannya mencari banyak pasangan, sebab ini hubungan asmara bukan perlombaan siapa yang paling banyak memiliki pasangan. Orang yang “Red Flag” biasanya suka berdalih dengan mereka yang memiliki sifat bosanan, maka dari itu mencari banyak pasangan.
Faktanya sifat “Red Flag” adalah hal yang sangat merugikan, bagi diri sendiri maupun bagi orang lain karna dampak dari seseorang yang memiliki sifat tersebut akan banyak membuat stigma masyarakat yang seringkali tidak dapat mencerna hal-hal baik atau hal-hal buruk tersebut malah ikut-ikutan untuk mengampanyekan sifat buruk yang harusnya di tiadakan, bukan hanya dalam hubungan asmara tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat, yang dimana kita berinteraksi dengan banyak manusia dari berbagai kalangan dan budaya.
Sekian penjabaran saya tentang 3 fakta yang menguak tentang julukan yang beredar di masyarakat apalagi masyarakat gen z yang tentunya banyak sekali di dalam kehidupan bermedia sosial, dan menghimbau agar masyarakat lebih hati-hati dengan orang yang “Red Flag” serta dapat mencerna hal yang baik, tetapi meninggalkan hal-hal yang buruk.
Biodata Penulis:
Aghnia Keysya Salsabila, lahir pada tanggal 28 April 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswi di Politeknik Kesehatan yang berada di kota ternyaman, tepatnya di Jawa Tengah, yang sedang mengejar gelar S.Tr.kep.