Pendidikan merupakan pilar utama dalam kemajuan suatu bangsa. Guru sebagai profesi yang memiliki peran penting dan krusial. Sebagai pendidik yang dituntut untuk kompeten maka harus mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni. Selain itu, etika dalam berprofesi juga merupakan suatu hal yang harus dicapai oleh pendidik. Hal demikian merupakan harga diri bagi seorang pendidik karena pendidik menjadi contoh bagi peserta didiknya. Dalam konteks ini, dapat dilihat dari nilai-nilai keteladanan yang ada pada Nabi Muhammad SAW, sebagai contoh implementasi ideal di berbagai aspek kehidupan. Melalui sikap keteladanan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW dapat kita kaitkan dengan ranah etika profesi guru yang dapat memberikan petunjuk yang relevan. Pandangan orang islam terhadap Rasulullah SAW, yaitu sebagai sosok yang penyabar dalam menghadapi kaumnya. Beliau merupakan pendidik pada masa-masa agama Islam memiliki banyak pembenci.
Nabi Muhammad SAW dikenal tidak hanya sebagai seorang rasul dan pemimpin, tetapi juga sebagai pendidik yang luar biasa. Kehidupan pada masa itu menunjukkan sikap teladan pada beliau dan relevan untuk diterapkan dalam ranah pendidikan di Indonesia. Beberapa nilai-nilai teladan Nabi Muhammad yang dapat diimplementasikan dalam etika profesi keguruan yaitu ketulusan dan kesabaran beliau dalam mengajarkan agama islam dan memberikan petunjuk mengenai kebenaran.
Masa dakwah yang dilakukan beliau mendapat banyak sekali rintangan yang didapatkan dari kaumnya yang zalim. Beliau menghadapinya dengan kesabaran dan ketulusan hati yang luas. Namun apakah beliau membenci kaumnya pada masa itu? Tidak, beliau selalu optimis dan berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dalam menghadapi orang-orang pada masa itu.
Jika kita kaitkan kedalam profesi keguruan, maka dapat dilihat bahwa untuk menjadi sorang guru harus mempunyai sikap maupun nilai kesabaran dan ketulusan dalam menghadapi peserta didik. Seorang guru hendaknya pantang menyerah menghadapi peserta didik apabila susah diatur. Sebagai seorang guru, kesabaran dalam menghadapi peserta didik yang berbeda kemampuan kognitif merupakan etika yang perlu dimiliki. Ketulusan dalam pengajaran di sekolah juga hal yang penting. Kedua hal tersebut adalah cerminan dari etika profesi guru yang baik.
Nabi Muhammad SAW dikenal akan keadilan dan objektivitasnya dalam memutuskan berbagai persoalan. Dalam proses pendidikan khususnya di Indonesia, keadilan sangat penting untuk memastikan bahwa semua peserta didik diperlakukan secara merata dan mendapatkan kesempatan yang sama. Peserta didik akan merasa dihargai ketika guru dapat berlaku adil di dalam kelas sehingga nantinya tidak menimbulkan kecemburuan sosial antar individu. Peserta didik juga akan merasa mendapatkan hak yang memang sejatinya harus didapatkan dari guru mengenai pembelajaran yang bersifat adil. Objektivitas dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar harus tetap dipertahankan untuk memberi penilaian pada tiap individu. Guru tidak boleh memberikan nilai selain objektivitas dari peserta didiknya. Dalam hal ini contohnya yaitu pilah-pilih antara peserta didik yang kaya dan miskin.
Nilai empati serta kepedulian Nabi Muhammad SAW terhadap umatnya sangat tinggi. Beliau selalu menampakkan kepedulian dan empatinya terhadap orang-orang di sekelilingnya walaupun tidak sedikit juga yang menentang ajaran yang dibawa oleh Sang Rasul. Dalam ranah etika keguruan, seorang pendidik harus mempunyai rasa empati terhadap kondisi anak didiknya. Pendidik harus peka dalam menghadapi situasi yang terjadi di kelas. Kepedulian terhadap hak peserta didik merupakan penting dalam etika profesi guru. Melalui empati dan kepedulian yang tinggi maka sangat membantu untuk merealisasikan kesejahteraan peserta didik baik dalam aspek emosional maupun akademik. Paham dalam memberikan respons yang baik kepada peserta didik dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, saling menghormati antara guru dan peserta didik.
Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sikap kejujurannya dan mendapat julukan Al-Amin (yang terpercaya). Implementasi yang diterapkan pada etika keguruan mengenai nilai tersebut yaitu guru harus memberikan pengajaran dengan ilmu yang benar. Penyampaian pada saat kegiatan mengajar harus sesuai materi, jujur dalam penilaian dan konsisten dalam setiap tindakan di kelas. Integritas juga mencakup komitmen terhadap standar profesional dan etika yang tinggi. Dalam ranah ini, guru yang berintegritas akan menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dan mempengaruhi mereka untuk menghargai nilai-nilai tersebut.
Sikap kemampuan beradaptasi Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi orang-orang baru yang tidak menyukainya sesuai apabila diterapkan pada pendidik. Zaman sekarang ini (terutama bagi guru) kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, orang di sekitar, dan kurikulum pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting. Pendidik harus mampu berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman yang signifikan. Mengenai hal tersebut, inovasi yang harus dicari oleh guru juga tidaklah sedikit. Guru sebisa mungkin mampu untuk selalu mengimbangi ilmu pengetahuan dengan perkembangan teknologi. Inovasi dalam pendekatan pengajaran dan pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas pendidikan dan relevansi materi yang diajarkan.
Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan terus-menerus belajar sepanjang hidup. Ini sejalan dengan prinsip pendidikan dan pembelajaran berkelanjutan dalam profesi keguruan. Guru yang baik adalah guru yang tidak hanya mengajar tetapi juga terus-menerus meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan dan pelatihan profesional. Pembelajaran berkelanjutan memastikan bahwa guru tetap relevan dengan perkembangan terbaru dalam bidang pendidikan dan mampu memberikan yang terbaik kepada siswa.
Eksplorasi nilai-nilai teladan Nabi Muhammad SAW dalam etika profesi keguruan yang telah dijelaskan di atas memberikan dasar yang kuat untuk menjadi pendidik yang efektif dan bermartabat. Selain itu yang tak kalah penting adalah kesabaran, keadilan, empati, integritas, kemampuan beradaptasi, dan komitmen terhadap kegiatan belajar mengajar adalah nilai-nilai yang harus dipegang teguh oleh setiap pendidik.
Dengan menerapkan nilai-nilai dari Nabi Muhammad SAW, seorang pendidik tidak hanya memenuhi kewajibannya tetapi juga berkontribusi pada pembentukan kognitif, karakter, dan moral peserta didik.
Pada akhirnya, nilai-nilai ini akan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik, dan mendukung perkembangan peserta didik. Manfaat untuk bangsa sendiri yaitu terciptanya anak-anak yang lebih cerdas.
Biodata Penulis:
Nova Fitriyani, lahir pada tanggal 28 November 2004 di Pekalongan, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.