Dari yang Mengganggu menjadi yang Membantu: Gen Z Perlu Tahu!

Era digital yang penuh godaan notifikasi yang mengganggu, menemukan cara untuk tetap bertahan dan tidak tergiur arus adalah tantangan bagi para ...

Sebuah cerita menggambarkan kenyataan yang dialami bagi sebagian besar Gen Z di era ini. Waktu itu saya duduk dengan laptop terbuka, bersiap menyelesaikan tugas. Namun, suasana yang semula tenang berganti dengan ramainya notifikasi di handphone, pesan dari teman dan pembaruan cerita dari sosial media masuk saling berebut perhatian. Saya membuka handphone berniat hanya untuk membalas pesan dari teman dan cek sosial media mengantisipasi jika ada yang penting. Seiring tidak sadar bahwa sudah terlalu lama mengabaikan tugas yang telah menumpuk karena notifikasi dari ponsel. Saat akan mulai mengerjakan tugas, saya bingung apa yang hendak dikerjakan terlebih dahulu, mana tugas-tugas yang akan segera dikumpulkan? Detail tugasnya apa aja? Dari situasi tersebut, muncul pertanyaan: Bagaimana mengubah notifikasi gangguan menjadi bantuan?

Dari yang Mengganggu menjadi yang Membantu

Itulah yang saya alami, bahkan hingga sekarang terkadang masih mengalaminya. Kisah tersebut mencerminkan para Gen Z di era digital ini, kalian sedang mengalaminya, kan? Notifikasi yang terus-menerus muncul dapat mengganggu fokus yang semula sudah tertata. Hal ini kita perlu menyadari akan pentingnya mencari solusi agar notifikasi tidak lagi menjadi penghambat namun menjadi bermanfaat. Beberapa tips dan solusi berdasarkan pengalaman yang bisa membantu kalian untuk meminimalisir notifikasi mengganggu ini. So, ayo kita bahas.

Cara Mengatasi Notifikasi Mengganggu

Pertama, ada aplikasi google keep. Mengetahui aplikasi ini pun secara tidak sengaja bantuan dari fyp sosial media. Rasanya, semesta seperti memberi sinyal bantuan. Berdasar pengalaman, aplikasi ini sangat membantu untuk menulis catatan cepat, daftar tugas, atau kegiatan yang akan diselesaikan. Beberapa fitur yang sangat membantu menyelesaikan tugas di antaranya adalah; to-do-list, bisa mencatat daftar tugas harian dan mencentang tiap tugas yang nantinya telah selesai dilaksanakan. Jika sudah tercentang, akan timbul rasa kepuasan tersendiri.

Selain itu, juga ada fitur notifikasi, pengguna bisa mengatur pengingat akan tugas yang sudah di list sehingga membantu pengguna untuk tidak melupakan tugas penting dan membantu untuk membangkitkan semangat. Dengan adanya notifikasi pengingat ini, akan secara tidak langsung didorong untuk segera menyelesaikan apa yang sudah diingatkan dari notifikasi itu. Jadi, dengan ini notifikasi yang tadinya mengganggu menjadi notifikasi yang membantu.

Kedua, adalah kegiatan journaling. Kembali ke kertas membuat lebih bebas berkreasi tanpa gangguan dari notifikasi. Mungkin dari kalian ada yang pernah menulis curhatan di buku? Pernah punya buku diary waktu kecil? Kegiatan tersebut bisa disebut journaling. Journaling itu kegiatan mencatat pengalaman, pemikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan. Salah satu ahli yang terkenal dalam bidang ini adalah James Pennebaker, yang menyatakan bahwa journaling dapat membantu dalam proses emosi dan mengurangi stres. Memang benar adanya, saya membuktikan sendiri pendapat tersebut, walau memang baru satu tahun ini saya benar-benar konsisten dalam journaling. Tidak perlu banyak alat untuk melakukan kegiatan journaling ini, hanya perlu kertas atau buku dan alat untuk menulis.

Bagaimana Memulai Journaling?

Kegiatan journaling juga membantu bagi para Gen Z yang sering galau dan overthinking yang ingin bercerita namun tidak punya seseorang untuk dijadikan tempat cerita. Cobalah dengan menuliskan apapun uneg-uneg kalian, ungkapkan dengan tulisan. Rasakan bedanya setelah kalian menuliskannya, akan timbul rasa puas dan lega pastinya.

Journaling tidak hanya soal menulis atau menceritakan apa yang ingin kita ungkapkan, tapi juga bisa sebagai pengatur kegiatan sehari-hari, sama halnya dengan aplikasi Google Keep. Namun, untuk journaling ini penggunaanya manual. Kalian bisa menuliskan catatan apa yang akan kalian kerjakan. Bagian-bagian dalam journal saya meliputi kalender, habit tracker, time tracker, a line a day, reading tracker, dan story a day.

Dengan journaling manual atau tulis tangan ini kalian bisa lebih bebas mengekspresikan apapun yang ingin kalian tulis. Kalian bisa mencari contoh-contoh isi journaling melalui media sosial yang ada di handphone kalian.

Era digital yang penuh godaan notifikasi yang mengganggu, menemukan cara untuk tetap bertahan dan tidak tergiur arus adalah tantangan bagi para Gen Z seperti kita ini. Memang sulit untuk mengabaikan notifikasi-notifikasi yang sangat menggoda juga menarik, namun akan lebih baik kita mencoba untuk mengantisipasinya dengan cara merubah notifikasi yang mengganggu itu menjadi notifikasi yang membantu.

Selain itu, melakukan kegiatan-kegiatan lain yang mengurangi interaksi dengan handphone tentunya akan sangat membantu meningkatkan focus dan mencapai tujuan-tujuan. Mari kita sebagai Gen Z mulai untuk menyebarkan informasi yang berguna dan berdampak. Punya sosial media? Punya TikTok? Punya Instagram? Pasti, kan? Setidaknya manfaatkanlah itu semua. Jangan hanya diam, kita harapan bangsa Indonesia emas 2045!

Biodata Penulis:

Rofi'atul Marhamah, lahir pada tanggal 12 Mei 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, angkatan 2024.

© Sepenuhnya. All rights reserved.