Dampak Media Sosial Terhadap Generasi Muda

Media sosial adalah alat yang netral. Dampaknya tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak ...

Dunia maya diibaratkan seperti cermin besar yang sering menunjukkan sisi kehidupan terbaik dari hidup orang lain. Sering kali kita melihat foto-foto liburan yang indah, melihat fisik tubuh yang sempurna dan kehidupan yang amat sangat sempurna, namun kita tidak tahu bahwa banyak hal yang tidak dibagikan oleh mereka, seperti kesedihan, kegagalan, atau masalah pribadi.

Hampir semua remaja usia 13 sampai 17 tahun menggunakan media sosial dan menggunakannya secara terus-menerus, namun rasa takut ketinggalan tren dan keinginan untuk menghubungi teman merupakan faktor yang memicu media sosial pada kalangan remaja, media sosial juga dapat menyebabkan kecanduan teknologi, kurang tidur, stres dan masih banyak lagi.

Perasaan-perasaan negatif pada diri kita akan menyebabkan dampak seperti merasa sedih, mungkin kita merasa kesepian seperti tidak mempunyai teman meskipun sebenarnya kita memiliki banyak teman di media sosial. Selain itu, kita juga akan merasa cemas dan khawatir dalam, hal ini mungkin kita akan khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Ada juga rasa kurang percaya diri, kita mungkin merasa tidak percaya diri dengan diri sendiri dan kemampuan yang kita miliki. Selain itu, media sosial juga bisa menjadi tempat perundungan (bullying) secara online. Perundungan online bisa menyebabkan perasaan sakit hati dan meninggalkan bekas luka yang mendalam, korban perundungan online sering mengalami depresi, kecemasan dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Ketika kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain di media sosial, kita merasa tidak cukup baik seperti contohnya iri, minder, atau sedih karena merasa hidup kita tidak menarik seperti orang lain. Efek negatif sosial media terhadap kesehatan mental remaja sangat erat kaitannya dengan citra tubuh. Seorang remaja sering membandingkan diri mereka dengan foto atau konten orang lain yang ada di media sosial, baik itu temannya maupun selebriti, mereka mungkin akan merasa rendah diri. Hal ini dapat membuat citra dirinya menurun. Kadang ada beberapa konten yang memicu munculnya komentar kebencian (hate coment), hal itu bisa menyebabkan risiko gangguan depresi remaja.

Masalah kesehatan mental yang muncul akibat penggunaan media sosial yang tidak sehat memang menjadi perhatian khusus, adapun beberapa solusinya:

  1. Melaksanakan program edukasi di sekolah dan keluarga untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak media sosial.
  2. Membekali generasi muda dengan kemampuan untuk mengevaluasi informasi secara kritis dan tidak mudah terpengaruh.
  3. Menggunakan fitur batas waktu penggunaan media sosial.
  4. Membangun komunikasi yang terbuka kepada keluarga agar tahu apa masalah-masalah yang sedang dihadapi atau sedang terjadi.

Kita juga perlu membatasi waktu untuk menggunakan media sosial, menggunakan media sosial dapat mempengaruhi komunikasi langsung dengan orang lain, jika mematikan notifikasi media sosial atau mematikan jaringan internet kita akan bisa berkomunikasi dengan orang lebih baik. Misalnya, tidak melihat atau mengecek media sosial saat sedang kumpul dengan keluarga dan teman. Hindari media sosial agar tidak mengganggu pekerjaan atau saat sedang berbicara dengan orang lain agar tidak mengalihkan percakapan.

Harapannya adalah agar kita mempunyai kesadaran yang lebih luas, diharapkan mereka dapat menggunakan media sosial dengan lebih bijak dan bertanggung jawab. Kita juga perlu menerapkan literasi-literasi digital yang baik bagi generasi muda terkait penggunaan media sosial, agar kita bisa mengetahui konten yang berbahaya. Membatasi waktu penggunaan, dengan maksud untuk membantu mengurangi paparan terhadap konten negatif dan memberikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan yang menyehatkan.

Media sosial adalah alat yang netral. Dampaknya tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak negatif, kita perlu:

  1. Bijak dalam Memilih Konten: Pilihlah konten yang positif dan bermanfaat.
  2. Batasi Waktu Penggunaan: Tetapkan batas waktu penggunaan media sosial.
  3. Verifikasi Informasi: Pastikan informasi yang diperoleh dari media sosial akurat sebelum menyebarkannya.
  4. Jaga Privasi: Lindungi informasi pribadi dan hindari berbagi informasi yang terlalu sensitif.
  5. Berinteraksi Secara Langsung: Jangan lupa untuk berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitar Anda.
  6. Meningkatkan Literasi Digital: Tingkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi berita palsu dan konten negatif.

Biodata Penulis:

Nurul Khanifah lahir pada tanggal 19 September 2005 di Sragi, Pekalongan. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

© Sepenuhnya. All rights reserved.