Pernikahan sering dianggap sebagai langkah menuju kehidupan baru dengan kestabilan dan kebahagiaan di dalamnya, namun pernikahan akan berbeda apabila dilakukan ketika kondisi dari kedua pasangan belum memiliki kesiapan. Pernikahan dengan kurangnya kesiapan atau yang sekarang sedang marak terjadi adalah pernikahan dini yang memiliki dampak jangka panjang yang jarang disadari, terutama terhadap pola asuh anak.
Anak-anak yang lahir dari pasangan yang menikah muda sering kali menghadapi berbagai risiko, mulai dari kekurangan perhatian emosional hingga ketidakmampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, pada artikel kali ini kita akan menelusuri bagaimana cara cara untuk menciptakan lingkungan yang baik bagi perkembangan anak dan menghindari pernikahan dini.
Maraknya pernikahan dini merupakan masalah yang kompleks dan memprihatinkan. Pernikahan dini dipicu oleh berbagai faktor, seperti norma budaya dan tradisi, ketidakstabilan ekonomi, kurangnya akses pendidikan, pengaruh media sosial, kurangnya edukasi seksual, krisis keluarga dan pengaruh teman sebaya. Pernikahan dini memiliki banyak dampak, baik secara fisik maupun psikologis, sehingga banyak negara dan organisasi-organisasi yang berupaya untuk mengurangi angka pernikahan dini.
Mengapa Pernikahan Dini Dapat Memengaruhi Pola Asuh pada Anak Kelak?
Orang tua yang menikah di usia muda sering kali belum memiliki kedewasaan emosional yang cukup, padahal pengasuhan pada anak membutuhkan kestabilan mental dan kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik. Ketidakmampuan dalam mengelola emosi ini dapat berdampak pada cara mereka dalam menangani masalah atau stres ketika mengasuh anak, yang dapat menciptakan pola asuh yang tidak konsisten atau bahkan keras. Orang tua yang belum matang secara emosional juga akan kesulitan dalam menghadapi tekanan pengasuhan dan konflik rumah tangga, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang tidak stabil pada ibu dan anak.
Selain itu, pernikahan di usia muda cenderung belum memiliki kestabilan finansial yang kemudian studi dari pasangan ini juga biasanya akan ikut terhambat. Tanpa dukungan finansial yang kuat, sulit bagi orang tua untuk memberikan kebutuhan dasar anak seperti pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak. Tanpa dukungan ekonomi yang kuat, sulit bagi orang tua untuk memberikan kebutuhan dasar anak seperti pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak. Keterbatasan ekonomi ini dapat menghambat perkembangan anak secara keseluruhan.
Pentingnya Menunda dan Mencegah Pernikahan Dini, Tapi Bagaimana Caranya?
Pentinglah agar kita menunda pernikahan hingga mencapai kesiapan emosional, mental, dan finansial yang sangat penting untuk menciptakan pola asuh yang sehat dan mendukung pertumbuhan anak secara maksimal. Kita juga harus mencegah pernikahan dini ini dengan cara sebagai berikut:
- Memberikan edukasi atau penyuluhan terhadap masyarakat sekitar, mengenai pendidikan seksual, hak-hak perempuan dan konsekuensi dari pernikahan dini. Mengajak komunitas sekitar seperti pemuka masyarakat, tokoh agama, organisasi lokal dan lain-lain untuk ikut melakukan penyuluhan ini.
- Memastikan anak-anak terutama perempuan memiliki akses kependidikan yang berkualitas sehinggan mereka dapat mengejar impian dan tujuan hidup.
- Meningkatkan kesempatan kerja dan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan agar mereka memiliki kemandirian finansial sehingga tidak merasa tertekan untuk menikah muda.
- Mendorong orang tua untuk mendukung pendidikan anak dan membangun komunikasi yang baik sehingga, anak merasa nyaman untuk membicarakan masalah yang mereka hadapi.
- Terakhir, menciptakan lingkungan sosial yang positif yang mendukung remaja untuk menghindari pernikahan dini
Lalu Apa Jadinya Jika Sudah Terlanjur Memiliki Anak di Usia Muda?
Ketika pernikahan dini sudah tidak dapat dicegah dan sudah terlanjur memiliki anak, kita dapat melakukan ini agar anak dapat tetap memiliki pola asuh yang sehat:
- Membekali orang tua muda dengan pendidikan yang cukup mengenai perkembangan anak dan pola asuh yang baik.
- Mendapatkan dukungan dan bimbingan dari orang tua dapat membantu orang tua muda mengelola tanggung jawab dengan lebih baik.
- Memberikan dukungan finansial, seperti pelatihan keterampilan dan bantuan sosial, dapat membantu orang tua muda mengelola kebutuhan dengan baik.
- Membagi tugas mengasuh anak bersama pasangan agar tidak memberatkan salah satu pihak.
- Mengutamakan pendidikan orang tua muda untuk tetap melanjutkan pendidikan formal maupun non-formal, agar memiliki masa depan yang lebih baik dan memberika contoh positif kepada anak.
Harapan saya sebagai penulis, artikel ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda akan pentingnya menunda pernikahan hingga mencapai kesiapan emosional, mental dan finansial. Dengan menunda pernikahan dini, diharapkan setiap pasangan dapat menciptakan pola asuh yang sehat dan memberikan lingkungan yang stabil bagi anak-anak mereka.
Biodata Penulis:
Zanuba Habsah Sonia Aunur Rofiah saat ini aktif sebagai mahasiswa, prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN K.H. Abdurrahman Wahid.